Saya amati bahwa sistim pendidikan ala Orde Baru/Orde Lama jauh lebih menekankan pada "kecerdasan" ketimbang "kejeniusan". Dengan kata lain, jauh lebih mencetak "kolektor ilmu" ketimbang "pionir ilmu". Maksud kecerdasan di sini adalah menggiring/memotivasi siswa pada predikat "juara pertama" menurut tingkat komunitasnya. Maksud kejeniusan di sini adalah menggiring/memotivasi siswa pada predikat "orang pertama" menurut tingkat komunitasnya. Orang cerdas tidak sama dengan orang jenius. Orang cerdas dalam berprestasi cenderung menimba ilmu dengan jumlah yang tidak/belum diperoleh kebanyakan orang dalam waktu bersamaan menurut tingkat komunitasnya. Orang jenius dalam berprestasi cenderung menemukan ilmu yang tidak/belum dipikirkan kebanyakan orang dalam waktu bersamaan menurut tingkat komunitasnya. Jadi tidak heranlah bila "budaya menyontek ilmu seputar Sains Matematika Teknologi" jauh lebih mendominasi ketimbang "budaya menciptakan ilmu seputar Sains Matematika Teknologi". Dampaknya terhadap situasi ekonomi tanah air dewasa ini ? Silahkan memberikan komentarnya. Salam, Nasrullah Idris