Sungguh indah menyatakan diri sebagai rakyat biasa. Saya juga rakyat biasa seperti 11
juta
rakyat biasa lainnya yang sampai sekarang terbukti memilih PDIP. Alangkah indahnya
seorang
rakyat biasa mempercayai rakyat biasa lainnya. Seorang rakyat biasa seperti saya akan
berusaha menerima pilihan rakyat biasa lainnya. Karena menurut saya kata rakyat biasa
bukan
cuma sekedar istilah dan bukan pula bertujuan untuk merendahkan diri meninggikan mutu.
Kasus KKN selama Orde Baru bukan rahasia. Hampir semua terlibat dan semua tahu aktor
utamanya
siapa. Jika ada peran pembantunya pembantu atau bahkan lebih pembantu lagi, toh itu
tidak
menghilangkan fakta dan kenyataan bahwa Keluarga Cendana dan kroninya memang sangat
kaya dan
memiliki banyak harta yang sungguh tidak ternyana. Bukti-bukti yang sudah kelihatan,
tulisan
Time, George Aditjondro, Jeffrey Winters, dan banyak lagi lainnya tidak bisa
diteruskan oleh
pihak pejabat yang memang terlihat bukan membawa suara rakyat melainkan sebagai tembok
terakhir penjagaan harta Soeharto.
Muchlis Buchori adalah seorang muslim bahkan pernah menjabat Rektor IKIP Muhammadiyah,
beberapa Tokoh NU termasuk adik kandung Gus Dur, dan beberapa juta Muslim telah
memilih PDIP
sebagai partainya. Ternyata diantara banyak muslimin/muslimah sendiri masih banyak yang
memilih PDIP yang diketuai Mega. Non muslim yang kelompok kristennya juga banyak
diteror oleh
email-email yang menyatakan pemimpin tidak boleh wanita yang jelas sangat lucu dan
konyol,
tetap memilih PDIP, PAN ataupun PKB. Kenapa? Bukan soal agama, tapi karena
partai-partai ini
menjanjikan harmonisasi antar agama, memberikan kenyamanan kepada semua kelompok, dan
menyadari bahwa Indonesia bukanlah bangsa satu agama melainkan bangsa yang majemuk
yang perlu
bersama-sama membangun negara ini dan mengharumkan negara ini, seperti I Made yang
barusan
diposting oleh bung Roy Sembel.
Inilah juga pikiran rakyat biasa seperti anda.
salam manis,
Blucer
yuni windarti wrote:
> Dear pendukung PDIP,
> Maafkan saya kalau apa yang saya tulis membuat anda semuanya gusar. tidak ada
> niatan saya untuk membuat anda gusar. Saya sendiri memang bukan orang yang
> sepintar anda, tidak berpengetahuan luas. Saya hanyalah anak lulusan
> universitas dalam negeri dan belum pernah mengecap pendidikan luar negeri
> seperti anda semua. Saya hanyalah rakyat biasa belum banyak makan asam garam.
>
> Saya hanyalah rakyat biasa yang kebetulan menyaksikan sendiri beberapa ketidak
> becusan didunia politik, dunia penggede, dan saya hanyalah rakyat biasa yang
> sedikit menyadari, bahwa tidak semua tindakan korupsi dan manupulasi serta
> berbagai selingkuh dipemerintahan dan bisnis, tidak selamanya dapat
> dibuktikan. Saya hanya bagian dari masyarakat biasa yang tidak begitu peduli
> ketika ada surat dari Megawati kepada Gubernur, yang merujuk ke masalah
> bisnis.Dan saya memang benar benar orang tololnya pada waktu itu saya sibuk
> ngurus kasus rakyat di Gresik, sehingga saya hanya menganggap enteng saja
> ketika gubernur cerita tentang surat itu. Saya hanyalah rakyat biasa yang
> tidak peduli gubernur memberikan atau tidak proyek tersebut kepada Mega,
> karena saya anggap itu adalah urusan penggede, urusan saya hanyalah mengurus
> bagaimana agar rakyat yang saya wakili bisa tersenyum.hm...... seharusnya saya
> tanya dengan detail untuk bisa saya sajikan kepada anda, sekali lagi sayang
> dan sorry. Saya akui saya memang besar mulut, tidak tahu kenyataan berani
> cerita cerita. Maaf kan saya ya mbak Mega, Ampuni kelancangan mulut aya ya
> Allah.
>
> Saya akui memang saya hanya rakyat biasa yang kebetulan tahu latar belakang
> bisnis tanda tangannya Bambang Sulistomo untuk mendapatkan proyek dan mengatas
> namakan rakyat untuk kepentingan pribadi. Dan saya hanyalah rakyat biasa yang
> kebetulan sedikit tahu sepak terjang pembagian proyek di PU, dan saya hanyalah
> rakyat biasa yang tahu..... dan... dan...
>
> Saya hanyalah rakyat sedikit tahu bahwa tidak ada hubungannya antara keinginan
> saya untuk mendapatkan seorang pemimpin pria muslim yang bijak dan penjelasan
> saya tentang Mega. Saya hanyalah seorang rakyat yang tetap akan menentang
> seorang pemimpin yang mempunyai latar belakang seperti Mega mekipun ia tampak
> sebagai figur seorang pria muslim yang bijak. Dan saya hanyalah rakyat biasa
> yang tidak pernah mempersoalkan masalah pendidikan seorang pemimpin, bisa saja
> seorang pemimpin tidak pernah mengecap bangku sekolah, asalkan dia mempunyai
> seorang kemampuan yang luar biasa, contohnya Suharto, dia tidak berpendidikan
> tinggi namun tampil sebagai pemimpin yang luar biasa (disukai atau tidak dia
> memang luar biasa, smile).
>
> Saya hanyalah seorang rakyat biasa yang berusaha menahan diri untuk tidak
> terlena oleh nama besar seseorang. Saya hanyalah seorang rakyat biasa berusaha
> agar tidak termakan arus. Saya hanyalah
> ................................nothing dibandingkan dengan anda
> semuanya....................
>
> Semoga ini memuaskan anda semua, ini adalah email terakhir menyangkut Mega
> Kalau ada komentar lain, maaf saya tidak bisa menanggapi, karena saya hanyalah
> rakyat biasa yang sudah mulai bosan dengan topiknya.
>
> Salam damai
> Yuni Wilcox
>
> Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> he, he, kemarin katanya Mega jadi Presiden karena benci dengan Soeharto,
> sekarang karena ada
> yang bagi-bagi tanda tangan walaupun belum jelas itu siapa. Kemudian mengambil
> contong anak
> Bung Tomo sebagai salah satu teladan yang salah. Akhirnya mengakui bahwa Yuni
> memang ingin
> pria muslim yang jadi presiden.
> Sungguh Yuni seorang yang benar-benar berpengetahuan.
>
> senyum manis juga.
>
> yuni windarti wrote:
>
> > Apakah yang memilih PDIP tahu benar siapa Mega????
> > Apakah yang mati karena peristiwa kerusuhan beberapa tahun lalu, karena
> > membela PDIP tahu siapa Mega??
> >
> > Di email ku yang lain sudah aku katakan bahwa aku melihat dengan mata dan
> > kepalaku sendiri Mega sewaktu jadi pemimpin resmi PDI sudah sebar sebar
> tanda
> > tangan untuk minta proyek, untuk partai.Apapun alasannya, hal hal seperti
> ini
> > yang saya tidak suka dari seorang pemimpin. Mungkin itu bukan Mega, mungkin
> > itu perbuatan oknum, mudah mudahan. Tetapi tampaknya arahnya waktu itu jelas
> > menunjukkan Mega tidak ubahnya anak anak pejabat lainnya yang suka
> > memanfaatkan kesempatan bapaknya jadinya penggede. Seperti halnya Bambang
> > Sulistomo, anaknya bung Tomo, yang memanfaatkan nama bapaknya yang sudah
> > meninggal untuk mendapatkan proyek di PLN.
> >
> > Saya tahu hal hal seperti ini karena saya suka iseng ingin tahu bagaimana
> > kehidupan orang orang gede, saya dulu terlibat dengan mereka untuk memenuhi
> > rasa keingin tahuan. Setelah tahu kehidupan mereka saya jadi ngeri.Memang
> > benar firman Allah bahwa harta dan kedudukan bisa melupakan seseorang akan
> > dirinya sendiri dan sekitarnya.
> >
> > Oke saya akui demi Allah saya menginginkan agar Indonesia dipimpin oleh
> > seorang pria muslim yang arif bijaksana dan tahu kepemimpinan secara Islam.
> >
> > Udah deh gue nanti dikira sok tahu lagi
> > n
> >
> > Yuni
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > In a message dated 6/9/99 2:29:15 PM Eastern Daylight Time,
> > [EMAIL PROTECTED] writes:
> >
> > > Saya berpendapat jelas bukan mewakili rakyat, mewakili diri saya pribadi.
> > > Yang
> > > saya riaukan adalah rakyat yang memilih Mega. Yang aya resahkan adalah
> > suara
> > > yang memilih Mega, jika kebanyakan adalah orang orang yang tidak tahu
> > > sebenarnya Mega, tahunya Mega adalah anak Sukarno, seperti contohnya para
> > > rakyat kecil, tentu saja bisa berabe, karena masa depan mereka dalam
> > > jeopardy
> > > termasuk the rest of rakyat Indonesia lainnya yang tidak ikut ikutan
> > memilih
> > > Mega, karena mau tidak mau mereka harus rela berada dibawah kepemimpinan
> > > Mega.
> > >
> > > Yuni
> >
> > Irwan:
> > Dengan kata lain anda ingin mengatakan bahwa anda lebih
> > tahu banyak tentang Mega ketimbang pemilih2 PDIP.
> > Hmmm....mungkin karena sikap anda yg seperti ini makanya
> > anda kemarin2 itu dibilang sok tahu oleh beberapa rekan disini.
> >
> > Sadarkah anda sebenarnya dalam posting anda terdahulu
> > itu anda sudah melontarkan satu prasangka yg tidak didukung
> > oleh bukti atau pun nalar yg cukup?
> > Kalau anda belum menyadarinya, nanti saya postingkan
> > disini bagian dari posting anda tersebut. Tapi kalau anda
> > sudah menyadarinya, baguslah, saya ngga perlu lagi
> > menunjukkan hal tersebut.
> > Belajarlah dari kesalahan. Jangan menganggap diri
> > menjadi orang yg paling hebat dan merasa paling tahu
> > tentang sesuatu. Di atas awan masih ada langit.
> >
> > jabat erat,
> > Irwan Ariston Napitupulu
> >
> > ____________________________________________________________________
> > Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
> http://webmail.netscape.com.
>
> ____________________________________________________________________
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
>http://webmail.netscape.com.