Bung Acu, memperjuangkan aspirasi ataupun "values" agama tidak hanya di
pemerintahan.
Ia bisa melalui opposisi yang efektif di parlemen. Bisa langsung terjun ke
masyarakat seperti LSM, melalui pendidikan masyarakat di media massa ataupun
forum-forum kajian formal dan informal. Saya malah curiga dengan mereka yang
terus menjual sentimen agama untuk berkuasa. Apa bukan karena takut
kehilangan proyek atau kenikmatan duniawi lainnya ?

Salam,

----- Original Message -----
From: Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, June 13, 1999 7:29 PM
Subject: Nasionalis dan Agamis


>      Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di
Indonesia
> merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan
> menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi,
> kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang
> gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun
> bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah
> terbentuk.
>      Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan
> nasionalis maupun
> berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak
tokoh
> yang
> agamis dan nasionalis.
>      Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu
oleh
> pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan.
>      Hendaknya jangan diulangi lagi.
>
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
>

Kirim email ke