Kalo udah gini.......tanggapan pada kalimat terakhir membuat saya jadi ingat
waktu tugas ke lapangan (ke desa)  semasa kuliah. Saya bertanya kepada
seorang petani tentang mengapa ia bisa gagal total dalam panen.
Jawabnya,"Sudah takdir, Mas!!!". Kalo udah gini....what can I say?

Wassalam,
Efron

-----Original Message-----
From:   yuni windarti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, 14 June, 1999 8:07 AM
To:     [EMAIL PROTECTED]
Subject:        Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]

Bung Andrew,

Dalam agama lain memang diatur bahwa agama adalah agama, pemerintahan atau
politik tidak ikut didalamnya.Tetapi dalam agama Islam, pemerintahan,
politik,
hubungan dengan manusia hubungan dengan Tuhan, ekonmi dan
lainlainnya...............adalah diatur. Islam mengatur kehidupan umatnya
dari
sebelum tidur, bangun tidur, kegiatan selama bangun sampai menjelang tidur
lagi.

Itulah Islam, tidak ada pemisahan antara agama, pemerintahan, dll.

Salam
Yuni

"Andrew G. Pattiwael" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Jangan lupa juga bung,

Mayoritas tidak boleh melupakan Minoritas
Minoritas tidak boleh melupakan Mayoritas

Esensi dari kalimat diatas adalah saling menghormati dan saling kerjasama
antar kedua belah pihak.

Dan kepada golongan Agamis (MUI, PGI/KWI, Walubi, Hindu)
Jangan menjadi 'Corong Pemerintah' lagi, tetapi jadilah 'Corong Umat'
Pemerintah tidak boleh mencampuri lagi urusan keagamaan.


Andrew Pattiwael


On Sun, 13 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

>      Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di
Indonesia
> merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan
> menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi,
> kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang
> gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun
> bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah
> terbentuk.
>      Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan
> nasionalis maupun
> berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak
tokoh
> yang
> agamis dan nasionalis.
>      Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu
oleh
> pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan.
>      Hendaknya jangan diulangi lagi.
>
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
>


____________________________________________________________________
Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.

Kirim email ke