Ah....tenang aja mbak... Blucer emang suka gitu. Kalo rada kefefet suka ngomong
asal mbrojol. Tuh lihat aja gimana cara si abang mendepinisikan subjektivitas-nya
itu. Kalo menguntungkan dengkulnya boleh dipake. Kalo ndak menguntungkan
entar sibuk protes....kok subjektif gitu (katanya)...

Kite boleh nulis apa aja nyang kite mau kok. Jadi cuwek bebek aje. Kalo bisa
tahan dg terpaan usil para abang-abang itu, entar bisa gabung dengan KCB.
Itu singkatan dari klub cuwek bebek. Entar kita jadi kolega deh...

Mau ngelihat gimana asal mbrojolnya abang kite? Liat aja tulisan ini nih:

> Menurut saya Mbak/Mas Mirza ini malah bisa bikin Indonesia maju. Jadi Jaya
> memang sangat subyektif dalam menilai anda. Atau mungkin karena 'mbak Yuni'
> kali, bukannya 'Mas Yono'. Bisa saja khan, walaupun pendapat saya ini juga
> sangat subyektif.

- Nah, kan bisa lihat gimana si abang bikin kalimat nggantung tho?
  Klaim 'menurut saya'-nya itu tidak dibekali oleh alasan gimana caranya Oom
  Mirza mbikin maju.... Narik kesimpulannya berdasarkan apa?

- Nah, bisa lihat kan gimana menarik kesimpulan subjektivitas seseorang dengan
  memakai cara subjektif, dan ngaku lagi.... Jadi judulnya subjektif pangkat tiga
  deh. Hm, binun ane.

- Kalo kefefet, entar muncul komentar model "...karena 'mbak Yuni' bukan 'mas
  Jono'". Jadi kalo kalah debat lalu boleh memakai argumen yg ndak ada ujung
  pangkal. Ini sama dengan komentar "perasaan subjektif saya ....adalah laki-laki"

- Nah, itu masih ditambah dg '...atau perempuan yg agresif'.
  Ini kan meng-imply kalo wanita itu tidak boleh banyak mulut, yg manis-manis saja.
  Jangan banyak cingcong, dan nurut-nurut saja. Ini ndak nyambung dg argumen
  bahwa presiden boleh wanita karena statusnya sama dg laki-laki.

Hehe...ndak usah rikuh-rikuh mbak. Wong yg mbaca juga belum tentu setuju kok.
Pada diem kan belum temtu setuju. Kalo boleh kasih saran, ndak perlu dimasukin
ati. Biarpun nulis-nulis ribut di sini kalo ketemu juga biasa aja. Ndak bakal ada
acara tusuk-tusukan. Kelihatannya aja seru bener kayak mau perang..... wong
kumis sama-sama melintang kok. Wis podho gherange masak mau tonjok-tonjokan.
Paling cengar-cengir.

Undang aja bung blucer untuk ketemu. Kalo pas ketemu ternyata pasang muka
permusuhan sekalian disuruh nggendong anak embak aja....biar diompolin...
Kapoke kapan...hehehe....


'------------------
Blucer Rajagukguk wrote:

> Perasaan subyektif saya menunjukkan bahwa Yuni seorang lelaki ataulah wanita yang
> agresif.....ceilah agresif nih ye :)
>
> yuni windarti wrote:
>
> > Bung Blucer dalam hal hal yang bersifat sosial sulit untuk memisahkan pendapat
> > secara objektif atau subyektif, meskipun dikatakan obyektif, kemungkinan
> > tercampuri subyektifitas masih ada, meskipun dalam prosentasi sangat kecil.
> > Karena itulah muncul perbedaan pendapat. Hanya orang orang dari ilmu pasti lah
> > yang bisa dijamin  dapat menyajikan result yang obyektif.
> >
> > Tapi perbedaan pendapat tidak apa apa khan, asalkan semua itu keluar dari
> > tujuan yang sama yaitu saling mencintai sesama. Percayalah saya mencintai
> > kalian semua kok (ceila.....) sebagai saudara setanah air.
> >
> > yuni
> >
> > Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Menurut saya Mbak/Mas Mirza ini malah bisa bikin Indonesia maju. Jadi Jaya
> > memang sangat subyektif dalam menilai anda. Atau mungkin karena 'mbak Yuni'
> > kali, bukannya 'Mas Yono'. Bisa saja khan, walaupun pendapat saya ini juga
> > sangat subyektif.
> >

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
    defend to death your right to say it. - Voltaire

               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke