In a message dated 6/23/99 3:08:53 PM !!!First Boot!!!,
[EMAIL PROTECTED] writes:

<<
 Tapi pake syarat ya, jangan berkelakuan seperti Menteri
 perindag, marah-marah dengan wartawan didepan umum....
 Padahal jelas ada lembaga untuk menyanggah..
  >>

Kalau wartawan dimarah-marahi di depan umum, itu biasa. Tak ada yang kebal di
jaman reformasi ini. Semua dapat jatah yang sama. Bahkan termasuk juga:
maling, pegawai negeri koruptor,  pejabat kampungan, WTS (wartawan tanpa
suratkabar), wartawan angpao, mahasiswa anti-buku--- semua wajib didemo,
dikata-katai.

Selain itu, wartawan sering juga  mempermalukan orang di depan umum dan
terutama di medianya.
Jadi, menurut saya, yang masalah bukan: soal marah-marah itu.

Kalau kasus Menperindag Ramelan di atas, saya nggak tahu persis kasusnya.
Kemarin saya baca di Jawa Pos (edisi Rabu), doi 'berantem' sama wartawan
Tempo. Tetapi disebutkan wartawan Tempo itu juga menuding-nuding Ramelan.
Sepintas, jika sama-sama memarahi dan tuding-menuding-- tak ada yang anehlah.

Ramelan bisa otoriter
Soeharto pernah otoriter
wartawan sering otoriter

Itu artinya mereka semua manusia:-)

salam,
ramadhan pohan
(penyimak pinggiran)

Kirim email ke