Weh, kalau ditanya puas endak puas jelas saya nggak puas sama sekali.
Kita tinggal tengok sejarah saja, dimana tentara AS masuk, yang terjadi
adalah kekacauan. Bukan berarti pemerintah AS brengsek atau setengah
hati atau bagaimana ya. Tapi karena AS mau nolong tetapi tidak mau rugi,
termasuk rugi nyawa. Apalagi saat ini. Ini berkaitan dengan masyarakatnya
yang lebih vokal. Saat korban dari pasukan AS berjatuhan tidak perlu
menunggu terlalu lama pasti masyarakat pada ribut tuh... Pasti pada nuntut
untuk menarik pasukan dari wilayah yg lagi kacau. Kejadian gini kan sudah
sering lah.

Masalah perkosa, bunuh, rampok.... weh.... dimana-mana kalau tentara lagi
stress ya tidfak boleh lihat dagu lancip dikit. Ya lihat saja Vietnam. Yang
diperkosa berapa tuh? Pemerintah AS ya tidak berusaha nutupin tuh. Mau
dibikin film yg menggambarkan kekejaman kayak gitu ya monggo saja.

Tentang mungkin tidaknya pendirian bar dan warung monyet, weh...lihat
saja Philipina. Siapa yg mau membandingkan ketaatan mereka dalam
memeluk agama Katolik? Weh.... mereka juga religius mas. Nyatanya
warung monyet juga bertebaran. Ini dulu ya...sebelum tentara AS ditendang
dari Clark dan Subic. Yang nendang jelas orang gereja dan pembela hak
kaum wanita. Berhubung AS malu bilangnya endak perlu pangkalan di pasifik.
Ah.... emang kite ndak mbaca koran waktu orang philipina ribut masalah
permonyetan. Oya, jangan lupa, kasus perkosaan oleh tentara di philipina
dulu juga tidak bisa dituntut tuh. Giliran dituntut si tentara ditarik pulang...

Paling-paling kalau dari awal sudah diwanti-wanti tidak boleh
mabuk dan bermonyet ria sih dibuatkan kamp khusus. Sayangnya dari
tengok sana tengok sini yang kayak ginian tidak pernah berhasil tho?
Namanya ekses tetap saja banyak muncul....


'---------------------------
Sangat puas Bung FNU, daripada diperkosa, dibunuh, dan dirampok sama TNI yang
 ngga bakalan bisa di sue balik/ dituntut balik. Mana ada duit TNI, sedangkan
 Amerika, dolarnya melimpah. Yang ada malah diculik atau dibunuh
 oleh TNI seperti yang terjadi dengan saudara-saudara di Aceh.

 Lebih baik dilindungi oleh Amerika, daripada dicurangi oleh TNI
 (Info dari dalam: Mana mungkin sih TNI bisa netral, apalagi yang menyangkut
 harga diri Indonesia)

 Informasi untuk yang tidak tahu, Timor-Timur itu adalah penganut Kristen
 Katolik yang taat (bisa juga disebut sedikit konservatif tapi tidak terlalu
 fundamentalis), mana mungkin Bishop Belo akan membiarkan Timor-timur menjadi
 tanah percabulan ( seperti di Kramat Tunggak atau Gang Dolly )

 Sedangkan saat ABRI masih bercokol di Dili, banyak kan tuh tempat-tempat
 percabulan, nyabo, mabok dan segalanya...padahal katanya Indonesia adalah
 Negara berKetuhanan yang dimayoritaskan oleh KeIslamannya.
 Bagaimana tuh?

 Mardhika Wisesa

 Huayooo...Gimana tuh Jay?
 Yang gue tangkep dari email nya Mardhika

1. Lebih baik berlindung kepada tentara Amerika, dibalik segala segi positif
dan negatifnya dibanding berlindung kepada tentara negri sendiri. ( Emang
bener juga sih..faktanya banyak kalau ABRI itu lebih banyak menyusahkan
rakyat dibanding melindungi )

2. Bung Jaya ngga perlu kuatir ada bar, panti pijat jasmani dan " gembira ",
karena penduduk timor timur itu adalah penganut agama Katolik yang taat, jadi
tidak mungkin tanah timor jadi tanah pencabulan kalau tentara Amerika dateng.

sedangkan...

3. Waktu ABRI di Dili, banyak tempat pencabulan, mabok dsb..PADAHAL katanya
Indonesia adalah Negara berKetuhanan yang dimayoritaskan oleh KeIslamannya.

Nah loooo......
ini khan balesan Mardhika buat Brawijaya.

Cuma gue pengen ngasih komentar dikit aja nih: Emangnya ABRI itu tentara
Islam ape?
point nomer tiga itu khan kesannya ABRI identik ama Islam. Wong di Aceh aja
banyak orang Islam yang mati kok gara gara perangnya dengan ABRI. ( terlepas
mereka itu GPK atau bukan, tapi fakta kalau banyak orang Islam yang mati
selama ini )

Gue terus terang agak males gitu kalo ngomong soal ginian, lagian temen temen
gue  yang agamanya Katolik, Protestan, Budha, Hindu, Animisme sama yang ngga
ngaku Tuhan itu juga ada. Tapi mereka asik asik aja tuh dan kalo lagi bergaul
kagak mau ngungkit ngungkit soal agama.

Tapi kok kalau gue baca email nya Mardhika kesannya Agama atau orang Islam
yang salah gitu, mentang mentang jadi mayoritas di Indonesia. Kalau mau tau,
Agama Kristen ini khan mayoritas di dunia dan Indonesia itu cuma satu satunya
( sekali lagi: satu satu nya ), ( dua kali juga boleh deh: satu satu nya )
negara yang berpenduduk Muslim terbesar dan mayoritas di dunia.  Ya boleh
donk...? masa ngga boleh orang Islam punya satu tempat dimana mereka jadi
besar dan mayoritas. Kalo orang Islam disalahin mulu, seperti yang gue baca
dari email nya Mardika, terus kita kita yang Islam mau disuruh ke Bulan apa?

Sorry sorry aja yah Mardhika, cuma gue kurang enak aja baca email loe, jadi
mau nya ngebalas dikit. Kalau loe emang Islam hater ya itu terserah loe deh.
Gue kagak mikirin.
Orang ini negara bebas kok...( di Amerika yah..hehehe )


Arya

Reply via email to