Ini tokoh yang kita pernah bicarakan di Permias@ ini pada
bulan Mei 1998. Tokoh yang terlihat Reformis ini memang
seorang yang pandai dalam bidangnya.
Namun........(ah isi sendiri deh...)

Kalau saya melihat Yusril ini sebagai orang yang selalu
mencari 'positioning' terbaik, tapi selalu tidak berhasil.
Ingat saja sewaktu Komite Reformasi hendak diresmikan
oleh Soeharto bulan Mei 1998.

Yang saya sayangkan mengapa dia sebagai tokoh muda yang
cukup layak tampil dipermukaan, tetapi berkelakuan seperti
tokoh tua yang arogan, mau menang sendiri dan selalu
merasa paling pintar.

Ya jamaklah, beliau kan Profesor loh...:)


Salam,
bRidWaN

At 01:34 AM 8/14/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>Buntut Pertemuan Mega-Akbar
>Yusril: Poros Tengah Tak Terkubur
>Reporter: Irna Gustia
>
>Silahkan baca langsung beritanya di:
>http://www.detik.com/berita/199908/19990814-1055.htm
>
>Ada satu komentar dari Yusril yg ingin saya kutipkan disini.
>
>Yusril:
>"Kalau tidak bisa bicara dengan poros tengah bisa
>deadlock alias tidak bisa ambil keputusan.”
>
>Irwan:
>Apa Yusril ngga sempat kepikiran bila diterapkan
>pola pikirnya ke PDIP atau pun Golkar Merah?
>Gimana kalau PDIP juga punya pikiran sableng
>dengan mengatakan "Kalau tidak bisa bicara dengan
>PDIP bisa deadlock alias tidak bisa ambil keputusan"
>Atau juga Golkar Merah demikian.
>Nah, makin ketahuan khan disini sekarang siapa yg
>sebenarnya reformis sejati yg mendahulukan kepentingan
>bangsa, kepentingan orang kebanyakan ketimbang mentingin
>kelompok sendiri....:)
>
>Mbok ya ratusan juta rakyat lagi susah, lagi terancam
>masa depannya, koq bisa2nya sih masih mikirin kelompok
>sendiri? Ada2 saja elit yg satu ini....:)
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>
>

Kirim email ke