Ada-ada saja. Masak makan teman sendiri. Siapa yg dimakan? Kalau disebut
makan-memakan Akbar Tanjung jelas lebih cocok. Sekarang Tanjung hendak
memakan Habibie untuk duduk diharibaan Bu Mega. Bukankah begitu? Makanya
perlu jelas dulu kriteria untuk disebut memakan teman itu. Apakah bila
meninggalkan teman untuk bermesraan dengan PDIP lalu disebut tokoh reformis,
dan sebaliknya bila tetap berjuang sendiri lalu disebut memakan teman? Ah
yang benar dong.


>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: PDIP-Golkar ?
>Date: Fri, 13 Aug 1999 11:29:16 EDT
>
>In a message dated 8/13/99 11:18:19 AM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
> > Malah mungkin juga Golkar mencalonkan Amien Rais sebagai Presiden
>(????).
>
>Irwan:
>Hmm....saya mah sekarang jadi ngeri deh dengan Amien Rais.
>Saya rada trauma dengan tipe orang yg makan temen sendiri,
>jilat ludah sendiri.
>
>Megawati dengan PDIP nya saya lihat tetap konsisten dalam
>perjuangan reformasi. Juga Matori & Gus Dur dengan PKB nya.
>Mereka2 inilah sekarang tempat rakyat menaruh harapan.
>Kalau harapan ngga ada tempat bergantung lagi, ini sinyal
>bahaya buat Indonesia. Kita tahu lah, seperti apa itu watak
>rakyat Indonesia. Diam...diam...diam....sekali ngamuk,
>ngga ketulungan dah dahsyatnya.
>Ini makanya saya kecewa berat dengan Amien Rais yg kurang
>memperhatikan omongannya sendiri, janjinya sendiri,
>terlebih lagi tidak memperhatikan perjuangan reformasi yg murni,
>yaitu mendahulukan kepentingan bangsa, kepentingan rakyat
>kebanyakan. Bukan segelintir saja.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu


_______________________________________________________________
Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com

Kirim email ke