Mumpung masih pagi, mendingan kita baca humor dari
AM Fatwa...:)
Silahkan baca humor lengkapnya di:
http://www.detik.com/berita/199908/19990825-1758.htm
Di bawah judul:
Alasan PAN Tolak Mega Presiden
Fatwa: Mega Disetir Sekelilingnya
Irwan:
Humor pertama, omongan/pendapat pribadi dianggap
sebagai kebijakan partai. Khan PAN belum pernah membuat
kebijakan menolak Mega sebagai presiden. Omongan
atau komentar2 masih dalam tahap pribadi. Contohnya,
Faisal Basri yg sekjen PAN malah mendukung Mega
dengan alasan mendukung capres pemenang pemilu.
Tidak salah memang kalau kemarin2 saya memasukkan
Faisal Basri ke dalam list orang hebat karena semangat
reformasi murni, menegakkan demokrasi secara penuh
dan konsekuen.
Humor kedua:
Menurut Fatwa, karena Mega disetir, maka kapabilitas Mega
dipertanyakan. "Buktinya sebagian besar orag tidak memilih
Mega sebagai presiden. Hanya 30 persen saja yang memilih,"
jelas Fatwa sesuai menjadi pembicara sebuah seminar di Hotel
Acacia, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Irwan:
Saya tertawa ngakak waktu baca komentar seperti ini.
Ini tipikal komentar orang yg udah panik ngga tahu lagi harus
ngasih alasan apa untuk ngejegal demokrasi dengan cara
ngejegal capres pemenang pemilu untuk menggolkan keinginan
pribadi. Terlambat, seharusnya berjuangnya sebelum pencoblosan
pemilu dan bukan setelah pemilu selesai. Sebelum pencoblosan
mesra2an, pencoblosan kelar dan ternyata kalah malah ngambek
dan parahnya malah mau ngejegal demokrasi. Tipikal loser yg
seperti inilah...:)
Kita lihat kembali pernyataan di atas.
Alasan: Megawati diperkirakan disetir orang sekelilingnya.
Akibat: Kapabilitasnya dipertanyakan.
Bukti: Yang milih hanya 30% (irwan: koreksi pak, sekitar 35%)
Coba kita lihat antara alasan vs akibat vs bukti, ini khan bikin
sakit perut aja bacanya saking lucunya.
Coba kita lihat calon lainnya.
Amien Rais? Yang milih kurang dari 10%. Busyet dah, karena
yg milih kurang dari 10%, kalau kita ngikutin cara berpikirnya
AM Fatwa maka bisa diartikan kapabilitasnya Amien Rais
untuk menjabat presiden jauh lebih rendah dari Megawati.
Juga bisa diartikan Amien Rais sangat disetir oleh orang
sekelilingnya dong?.....:)
Nyetir Pak Amien nih ye? hehehe.....
Habibie? Yang milih sekitar 20% saja. Karena yg dukung
hanya 20% saja maka kapabilitasnya untuk jadi presiden
lebih rendah dari Megawati. Selain itu dukungan yg
rendah tersebut bukti nyata akibat dari terlalu disetirnya
Habibie oleh orang sekitarnya.
Hahahaha....apa ngga edan tuh logika yg diajukan oleh AM Fatwa?
Sayang sekali, koq tokoh seperti AM Fatwa sampai ngeluarin pernyataan
yg sangat memalukan dan seperti tidak berpendidikan begitu
ya? Apa jangan2 AM Fatwa secara ngga sadar atau sadar udah
disetir sama orang tertentu? Who knows.....:(
Ngomong2, elit politik di Indonesia itu pada tahu ngga ya kalau
Clinton (dan juga presiden dan capres2 AS sebelumnya)
dikelilingi oleh orang2 hebat dan punya tim yg kompak.
Clinton ngga berjuang sendirian, ngga merasa paling hebat sehingga
ngga perlu bantuan orang lain, ngga perlu ada tim penasehat.
Seorang pemimpin yg hebat adalah seorang yg mampu memanfaatkan
potensi yg ada disekelilingnya untuk mencapai hasil yg optimum.
Saya lihat Megawati memiliki hal tersebut.
Kembali soal logika pernyataan AM Fatwa. Kalau kita ikutin, maka
tidak seorang pun yg akan menjabat presiden periode mendatang....:)
Ngomong2 apa perlu saya cari lagi link yg memuat perolehan suara
kandidat2 presiden AS dimana yg terpilih menjadi presiden beberapa
diantaranya mendapat dukungan "hanya" 35%?
Ya, susah juga memang menghadapi orang2 bertipe loser tersebut yg
sering cari2 celah dan segala macam alasan untuk merebut sesuatu
dari pihak yg sebenarnya berhak akan hal tersebut.
Tapi saya masih punya keyakinan, suatu saat nanti orang2
seperti Amien Rais, AM Fatwa, akan menyadari kekeliruannya
selama ini karena mencoba membawa sebagian masyarakat
untuk tidak menghargai demokrasi dengan cara menolak
konsekuensi dari demokrasi. Salut untuk PKB yg secara
konsisten tetap teguh pada reformasi dan menjunjung tinggi
demokrasi dengan cara menerima konsekuensi dari
demokrasi itu sendiri demi kepentingan bangsa dalam
jangka panjang.
jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu