..."badut tengik" ... katanya si Efron.

PAN Rancang Pertemuan Akbar-Gus Dur-Amien

JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) merancang pertemuan tokoh-tokoh elit seperti Abdurrahman Wahid (deklarator PKB), Akbar Tanjung (Partai Golkar), Hamzah Haz (PPP) dan Amien Rais (PAN). Pertemuan bertajuk ''Malam Solidaritas Anak Bangsa untuk Korban Kekerasan'' itu akan berlangsung Kamis (16/9) malam besok di Hotel Sahid Jakarta.

Meski --menurut Amien-- lepas dari kepentingan-kepentingan politik, pertemuan tersebut kabarnya akan digunakan untuk melakukan lobi-lobi politik. Apalagi, Menhankam/Panglima TNI Jenderal TNI Wiranto dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati juga diundang. Keduanya hingga kemarin belum memberikan konfirmasi kedatangannya.

''Ini tidak ada hubungannya dengan politik. Tapi yang diundang memang semua eksponen penting di tanah air ini,'' kata Amien saat membuka pameran lukisan AD Pirous yang juga merupakan rangkaian kegiatan itu, kemarin.

Pertemuan sejenis sebelumnya terjadi antara Megawati dan Akbar Tanjung. Saat itu, pertemuan dibalut dengan acara Reuni Alumni Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI). Keduanya kemudian juga bertemu di Garut, saat pernikahan anak Megawati --hasil perkawinannya dengan Letnan Udara I Surendra Supijarso yang konon hilang dalam penerbangan ke Biak, Irja, awal 1971 silam.

Amien justru menyatakan, pertemuan itu merupakan usaha mempersatukan tokoh-tokoh nasional agar betul-betul memperhatikan masalah Aceh. Pada ''Malam Solidaritas Anak Bangsa untuk Korban Kekerasan'' itu rencananya akan dilelang lukisan-lukisan yang kini tengah dipamerkan. Hasilnya kemudian akan disumbangkan kepada korban-korban kekerasan di Aceh.

''Setelah Timor-Timur lepas dari Republik Indonesia, prioritas yang harus segera ditangani adalah masalah Aceh. Kalau tidak, Aceh akan segera menyusul Timtim. Padahal RI tanpa Aceh, sudah bukan RI lagi,'' kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

Amien menyatakan, pemerintah RI hingga saat ini menangani masalah Aceh dengan pendekatan yang salah. ''Saya kira kesalahan pendekatan Pak Harto yang diteruskan oleh Pak Habibie dalam menangani masalah Aceh adalah dengan mendatangkan militer dan kekerasan. Padahal, Aceh perlu didekati dengan pendekatan kemanusiaan, agama, dan sosio-kultural,'' katanya.

Aceh, kata Amien, mengidap dua masalah penting yaitu masalah keadilan dan kemanusiaan. Masalah keadilan bisa dilihat dengan ketimpangan antara sumbangan dan pembagian pusat yang dikembalikan ke Aceh. Sementara masalah kemanusiaan timbul dari lamanya masyarakat Aceh terinjak-injak harkat dan martabatnya.

''Jadi kalau kita sudah mengembalikan martabat masyarakat Aceh, masih ada lagi masalah keadilan ekonomi karena masyarakat Aceh punya hak sepenuhnya untuk menikmati kekayaan alamnya. Tanpa menyelesaikan dua masalah itu, masalah Aceh akan semakin membesar dan sulit ditangani,'' kata Amien.

Kirim email ke