"Wartawan" detik melaporkan langsung dari PC yang tinggal copy dan paste,
untuk anda semua :-)

Soe

==================================================

Golkar-Poros Tengah Satu Kekuatan
Di Atas Kertas Kans Mega Finish?
Reporter: Budiono Darsono

detikcom, Jakarta- Empat kali kalah voting, yang puncaknya ditandai dengan
kemenangkan Amien Rais merebut posisi Ketua MPR, menjadikan PDI-P, sang
pemenang Pemilu itu, dalam tekanan berat. Di atas kertas, peta kekuatan yang
ada, aliansi Golkar dengan Poros Tengah, membuat peluang Mega finish.

Kalau tidak finish , setidaknya langkah Mega menuju Istana kritis dan berat.
Sementara Golkar, dibawah Akbar, kian berkibar, menjadi pengendali
permainan.

Tekanan berat pada PDI-P terasa sekali. Awan mendung menyelimuti wajah-wajah
anggota MPR PDI-P yang menginap di Hotel Indonesia (HI). Senin (4/10/1999)
dini hari pukul 03.00 wib, saat detikcom berbincang-bincang dengan mereka,
kekalahan demi kekalahan sepertinya tak tersesalkan lagi. Moral bisa rontok
jika tak segera dijaga.

Betapa tidak! Sebagai parpol pemenang Pemilu dengan merebut perolehan
terbanyak, 153 kursi, dalam SU MPR yang berlangsung hingga Minggu
(3/10/1999), PDI-P belum memeroleh hasil apa-apa. Menetapkan tata tertib
jumlah fraksi, komposisi kepimpinan MPR saja, PDI-P yang didukung PKB, harus
menelan kekalahan pahit.

Aliansi politik Golkar dengan kubu Poros Tengah yang dimotori Amien Rais,
membuat PDI-P tidak berkutik. Peta kekuatan menjadi kian terang benderang.
Empat kali voting, tak satupun dimenangkan kubu PDI-P.

Cermin kekuatan yang sudah terang benderan itu, di atas kertas telah membuat
kans Megawati untuk merebut kursi Presiden, finish sudah. Poros tengah yang
disokong oleh Golkar untuk menggolkan Amien Rais menjadi Ketua MPR, tentu
akan membalas jasa.

Eki Syahrudin, Wasekjen Golkar telah terang-terangan menjatakan, bahwa
sebagai imbalan dukungan Golkar untuk memenangkan Amien Rais, Amien dan
poros tengah akan mendukung Calon Presiden dari Golkar. Calon Presiden itu
sudah tentu bukanlah Megawati. Sejauh ini masih Habibie.

Bahkan, tanpa kompromi dan bagi-bagi kekuasaan, Golkar dan Poros Tengah,
bisa saja tidak memberi ampun bagi PDI-P. "Tak satupun posisi, bisa saja tak
diberikan kepada PDI-P. Itu pelajaran berharga. Dalam berpolitik, tak bisa
menang sendiri. Konsensi harus diberikan,"kata seorang tokoh Golkar.

Artinya, kalau pemilihan Presiden kembali dilakukan dengan voting, dan peta
kekuatan seperti saat ini tidak berubah, maka bisa dipastikan langkah
Megawati bakal terganjal. Dan beratnya posisi PDI-P itu diakui oleh Ketua
Fraksi PDI-P, Soetjipto.

"Langkah PDI-P kian berat,"kata Soetjipto. Bahkan Megawati pun kepada
wartawan mengakui, bahwa PDI-P akan mengambil langkah-langkah strategis
sebelum memasuki tahap pemilihan Presiden. Tidak jelas langkah seperti apa
yang akan diambil Mega.

Yang pasti, evaluasi secara cermat, kata Soetjipto, akan dilakukan. "Kalau
tidak kami akan terpeleset lagi,"kata Soetjipto. Dan kalau menurut pengamat
politik UI, Arbi Sanit, PDI-P harus membuang jauh arogansinya.

Peta kekuatan yang ada, menurut Arbi Sanit, sejak kekalahan 3 kali voting
dalam penentuan Tatip MPR, posisi PDI-P sudah kalah telak. "Dan itu juga
bisa membuktikan bahwa Mega tidak laku jadi Capres,"kata Arbi.

Namun, ketua Umum PKB, Matori, menepis habisnya peluang Megawati. Menurut
Matori, perjalanan masih panjang. "PKB tetap mendukung Megawati dan akan
memenangkan Mega menjadi Presiden. Kemenangan Amien menjadi Ketua MPR, tak
berarti lantas mematikan peluang Mega,"kata Matori.

Memang, Matori tak keliru. Namanya juga politik, peta setiap saat bisa saja
berubah. Siapa tahu!

Reply via email to