> JUSTRU adalah tanggung jawab PDI - P dan Megawati untuk mendidik rakyat nya
> (rakyat yang memilih PDI P), jangan malah dimanfaatkan rakyat yang tidak
> tahu politik untuk kepentingan sendiri.  Jadi mereka juga sadar politik.
>
Tidak hanya PDIP saja. Tapi juga partai-partai yang lainnya.
Kita juga musti sadar bahwa rakyat "banyak" itu bukan seperti kita,
yang umumnya punya pendidikan tinggi + punya akses ke INternet + bisa
ikut mailing list.
Sebagian besar rakyat itu kurang berpendidikan.
Lalu yang dilihat mereka dikoran + TV selama masa ORBA itu ya ..
cuman presiden + wakil + 1atau2 mentri.
Jadi ya .. kalo menurut saya, ada kecenderunagn besar kalo
rakyat nyoblos ke Pemilu, yang dipikir mereka
presiden+wakil+mentri-mentri.

Memang rakyat banyak musti harus dididik tidak hanya politik
tapi juga pendidikan mendasar yang lainnya.

igg

> Beberapa hari ini juga mulai kelihatan lagi sebuah contoh pembodohan dalam
> menggalang opini di masyarakat seperti jargon " money politics", " dagang
> sapi" , " yang menjadi presiden adalah yang mendapatkan suara rakyat paling
> banyak", "distorsi (nya MS)" , "rakyat dan kedaulatan dikhianati" dll jargon
> yang menyesatkan rakyat kecil.
>
> Soe
>
> -----Original Message-----
> From: Igg Adiwijaya <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Tuesday, October 05, 1999 11:37 AM
> Subject: Angkat topi! Re: Golkar hebat
>
>
> >
> >Sebenarnya saya pribadi pengennya PDIP yang di pemerintahan dan
> >Megawati jadi presiden. Walaupun kita tahu bahwa yang menang pemilu
> >belum tentu jadi presiden calonnya, tapi kita musti liat juga apa
> >yang di pengen rakyat banyak (walaupun cuman 30%+). Kalo PDIP di
> >pemerintahan, ini akan memberikan kepercayaan rakyat banyak akan politik
> >di Indonesia. Jangan sampai rakyat nantinya berpikir (kalo Megawati
> >nggak jadi presiden) seperti berikut "Wah .. buat apa nyoblos di
> >Pemilu, kalo nantinya pilihan kita di rekayasa lagi di SU MPR".
>
>
>
> >Tapi saya pikir Megawati seharusnya jadi presiden transisi aja.
> >Presiden berikutnya nggak dia lagi, melainkan orang yang bisa
> >mewakilkan Indonesia di mata dunia dengan sedikit lebih mantap
> >dan sedikit lebih intellectual.
> >
>

Reply via email to