Pemerintahan Sukarno tidak dapat disebut pemerintahan yang gagal. Waktu itu
kematangan berorganisasi dan persentase manusia-manusia berintelektual cukup
masih sangat minim. Indonesia saat itu masih dalam proses pencarian bentuk.
Penerapan bentuk parlementer yang dapat sukses di berbagai negara ternyata
tidak cocok dengan karakteristik bangsa Indonesia kala itu, yg masih lebih
suka cakar-cakaran (dengan gaya preman). Untuk itulah Sukarno menjadi tidak
sabar, sehingga melahirkan demokrasi terpimpin.

Dalam hal ini perlu dicatat bahwa Sukarno sempat membiarkan dirinya bukan
sebagai orang nomor satu di RI (dengan munculnya perdana menteri). Namun di
lain pihak Sukarno yang tidak sabar melahirkan keterkungkungan baru.
Demokrasi terpimpin melahirkan sebutan "bapak bangsa" yang tidak dapat
dikoreksi. Siapa yang salah? Jelas orang-orang di sekitar Sukarno!
Orang-orang ini yg menciptakan sebutan bapak bangsa dan bapak pembangunan.
(Mungkin segera muncul "ibu reformasi", hehehe).

Kepemimpinan Suharto sebagai ganti kepemimpinan Sukarno berawal dari
keinginan untuk membentuk pemerintahan yg stabil. Apakah Suharto orang yg
bodoh? Itu adalah gambaran yg salah. Intelektualitas Suharto sangat tinggi.
Sebagai negarawan juga kelas wahid. Lalu mengapa Suharto menjadi momok yg
menjengkelkan? Lagi-lagi orang-orang di sekelilingnya yang berusaha
mengendus potensi naik pangkat, antara lain dengan memberi fasilitas kepada
anak-anaknya. Kesalahan Suharto mirip dengan kesalahan Sukarno yang termakan
oleh kemashuran yg diciptakan secara tidak langsung oleh mereka sendiri, dan
disuburkan oleh para lingkaran kecil di sekeliling mereka.

Pemerintahan tidak boleh digunakan untuk arena coba-coba. Tidak bisa kita
memberi kesempatan kepada seseorang hanya karena dua atau dua setengah
pemerintahan sebelumnya gagal (i.e. yg 3 pertama orang pintar gagal, maka
perlu dicoba orang yg tidak pintar). Banyak orang yg tak ingin COBA_COBA
tahu. Apalagi bila sumber kesalahan Suharto dan Sukarno yaitu "lingkaran
dalam" ternyata ada pada Megawati. Ingat mas, "lingkaran dalam" pada diri
Sukarno dan Suharto baru bercokol kuat setelah mereka lebih dari 5 tahun
berkuasa. Pada diri Megawati, mereka sudah bercokol sebelum Megawati
berkuasa. Katakanlah minus 1.5 tahun sebelum Megawati berkuasa. Kerusakan
apa yang bakal kita hadapi di kemudian hari?

Saat ini tidak ada indikasi bahwa perekonomian akan membaik oleh
kepemimpinan Megawati. Pernyataan-pernyataan tsb dikeluarkan oleh beberapa
pengusaha besar yang memberi donasi besar-besaran kepada Megawati, shg
pendapat tsb sangat bias. (juga beberapa analis seperti AS Hikam yg
pendukung PDIP, KKG yang pentolan PDIP, dan tak lupa dan tak boleh lupa
analis handal kita bapak irwan napitupulu dari permias, hehe...).

Jeffrey Anjasmara

'-------------------
>From: Igg Adiwijaya <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Takabur nih - Re: Pilih Presiden Yang Punya Integrity
>Date: Mon, 11 Oct 1999 14:23:27 -0400
>
>Sebenarnya, inti yang ingin saya utarakan adalah sbb:
>Bahwa, sebagai mana pun pintar nya Bung Karno, bermain politik + sekolah
>+ dll (sama juga dengan Habibie), dari segi dia mensejahterakan rakyat
>+ ngurusin negara biar maju, mereka sudah terbukti gagal.
>Jadi ya ... mungkin kita perlu orang yang seperti Mega.
>Kita mana tahu! kasih lah kesempatan.
>Juga kalo dilihat presurre sekarang + calon-calon lainnya,
>saya melihat Mega lah yang bisa, sedikitnya, mengasih dorongan
>untuk kesejahteraan rakyat, melalui, contohnya, ekonomi yang akan
>lebih diterima investor + dana-dana lainnya + keuntungan lainnya.
>Kalo calon lainnya, yang "pintar", bener-bener bertujuan demi ke
>sejahteraan rakyat, bisa untuk sementara membantu Mega memerintah.
>Nanti kalo situasi sudah .. stabil. Ya .. nyalonin diri kek.
>Pasti "rakyat", bakal milih yang paling "pinter". :)
>igg
>
>
>On Mon, 11 Oct 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:
>
> > Mas, yang namanya pintar  bukan di bidang sekolahan saja.
> > Masalah Sukarno, anda tidak bisa bilang "presumed" lagi. Memang dia
>sudah
> > dikenal bagus. Sebagai seorang engineer BK masih mempunyai beberapa
>disain
> > bangunan artistik (yg masih bisa anda saksikan). Sebagai politisi juga
>sudah
> > tangguh. Sayangnya hal spt ini bukan sesuatu yg dapat diturunkan.
>Megawati
> > sangat lamban dalam bersikap. Dia selalu menunggu "WISIK" apa-apa yg
>mesti
> > dilakukan dari Kwik, Sabam, dan para elite di sekeliling Mega. Dan ini
>juga
> > sudah terbukti. Jadi kebodohan Mega, atau tepatnya "ketidakmampuan" Mega
> > juga sudah terbukti. Jadi juga tidak bisa disebut "presumed" lagi.
> >
> >
> > >From: Igg Adiwijaya <[EMAIL PROTECTED]>
> > >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
> > >To: [EMAIL PROTECTED]
> > >Subject: Takabur nih - Re: Pilih Presiden Yang Punya Integrity
> > >Date: Mon, 11 Oct 1999 12:55:09 -0400
> > >
> > >Ah ... melihat diskusi di sini mengenai calon presiden, sepertinya
> > >sudah me nilai presiden perempuan bakal nggak beres, sebelum dia
> > >dikasi kesempatan kerja menjadi presiden. Wah .. kita takabur nih.
> > >Banyak berpendapat bahwa Megawati kalau menjadi presiden, tak banyak
> > >yang bisa diharapkan :(
> > >Si Amien Rais lha yang musti jadi presiden .. inilah, itulah ....
> > >Orang si Amien Rais nya aja nggak berani mencalonkan diri.
> > >Sedangkan Gus Dur sudah mulai mikir mengundurkan diri. Dia nggak
> > >sepenuh hati.
> > >
> > >Kalau dilihat dari sejarah Indonesia, kita sudah pernah punya
> > >presiden yang "presumed" pintar notabene, ie. Sukarno (idola saya
> > >pribadi no #1) dan Habibie (boss saya di BPPT). Apa jadinya negara
> > >ditangan beliau? berantakan .. rakyat sengsara, kelaparan, dibohongi,
> > >dll. :(  Ya.... mudah-mudahan orang pintar yang jadi presiden nanti
> > >nggak kayak gini. Lebih mikirin rakyat dari pada "presumed"
>kepintarannya.
> > >Nah ... kita khan belum pernah ada presiden yang langsung dari rakyat
> > >jelata. Kasih kesempatan lha ... mungkin ini yang dibutuhkan rakyat
> > >Indonesia. Kalo dilihat, jaman Orba dulu, banyak pimpinan politik yang
> > >tadinya opposisi pemerintah pada membelot + ikut korupsi. Tapi tidak
> > >Megawati. Dia sya rasa menjalani political experience yang lumayan
>pahit.
> > >Daripada Habibie, yang sudah ketahuan gagal. Lebih baik cari yang lain.
> > >
> > >Kita seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat, dari pada memikirkan
> > >presiden pendidikannya musti di atas kita lah. Kita egois
> > >kalo berpikiran seperti itu. Seenggak-enggaknya
> > >beban economy kita (pinjaman dari luar) akan lebih baik kalo Mega
> > >terpilih. Ya ... ini bagus untuk kepentingan rakyat, dan keuntungan
> > >lainnya bagi rakyat.
> > >Mungkin, nanti Amien Rais dan yang "presummed" orang pintar lainnya
> > >bisa jadi presiden yang akan datang. Setidaknya, orang pintar bisa
> > >membantu presiden yang akan datang lah. Orang Si Reagan "movie star"
> > >aja bisa jadi salah satu presiden paling effective di America.
> > >Presiden Philipina juga Movie Star. Tenang-tenang aja tuh Philipina.
> > >
> > >Kalo dilihat poling-poling yang di adakan di kota-kota + desa-desa
> > >di Indonesia, mereka dengan jelas minta Megawati jadi presiden
> > >dari pada yang lainnya.
> > >(red: check poling-poling di majalah, surat-kabar, study , dll).
> > >
> > >Menganggap perempuan dibawah laki-laki, menurut saya, mentaliti yang
> > >perlu di jauhi. Perempuan sudah susah dapat kesempatan, selagi punya,
> > >, sudah dianggap nggak beres sebelum dicoba. Dunia sudah
> > >berubah, banyak sudah wanita yang jadi pemimpin jempolan di dunia.
> > >igg
> > >
> > > > In a message dated 10/11/99 2:16:43 PM !!!First Boot!!!,
> > > > [EMAIL PROTECTED] writes:
> > > >
> > > > << Sinyalemen "Sukarno doyan wanita, Suharto takut wanita, dan
>Habibie
> > >kayak
> > > >  wanita" sangat ramai di milis-milis tempo hari. Sekarang terbukti
>bahwa
> > > >  memang Habibie tidak mempunyai kapasitas sebagai pemimpin. Sikap
>tegas
> > >bukan
> > > >  merupakan ciri dari kepemimpinan BJH ini. Tugas kepresidenan di
>masa
> > > >  mendatang mengharuskan sikap yang tidak ambivalen, cepat bertindak,
>dan
> > > >  berkemampuan cukup. Berbagai issue masalah Timtim, Aceh, dan Ambon
> > >tidak
> > > >  sanggup ditanggapi oleh Habibie dengan baik. Terbukti mempunyai
> > >kemampuan di
> > > >  bidang teknologi bukan berarti mempunyai kemampuan di bidang
>politik
> > >dan
> > > >  leadership.
> > > >
> > > >  Kesanggupan presiden perempuan pertama RI ini hanyalah pemberian
> > >opsike-2
> > > >  yang kontroversial. Integritas Habibie patut dipertanyakan.
>Bagaimana
> > > >  mungkin tanpa bertanya ke MPR sanggup mengeluarkan opsi ke-2,
>tetapi
> > >saat
> > > >  ini tidak sanggup bereaksi menunjukkan impotensi kepemimpinan untuk
> > > >  menghadapi tekanan dari luar negeri.
> > > >
> > > >  Dengan berbagai tantangan di masa mendatang seperti kemungkinan
> > >tuntutan
> > > >  referendum dari GAM yang tiap hari sudah membunuhi tentara dan
>pegawai
> > > >  negeri yg ngotot masuk kerja, kejadian Ambon yg tidak berkesudahan,
>dan
> > > >  infiltrasi LN di Irja, maka saya menempatkan pilihan presiden RI
>ke-4
> > >jangan
> > > >  sampai dipegang wanita. Jangan Habibie yang berkelakuan wanita, dan
> > >jangan
> > > >  pula Megawati yang wanita tulen yang tak segan mengobral air mata
> > >politik.
> > > >
> > > >  Dalam hal ketegasan, Dus Durpun belum teruji. Sampai saat ini
>ketiga
> > >calon
> > > >  presiden juga tidak memberi komentar sepatah katapun tentang kasus
> > >Timtim.
> > > >  Megawati saat ini sibuk menghapal pidato visi kepresidenan, dengan
> > >tutor
> > > >  Kwik Gian Gie dan Sabam Sirait. Gus Dur sedang sibuk sujud untuk
> > >memikirkan
> > > >  apakah mau terus atau mau membuat Megawati menjadi presiden.
>Sementara
> > >itu
> > > >  Habibie sibuk manikur untuk mempermanis kuku-kukunya di salah satu
> > >salon di
> > > >  bilangan Blok M, ditemani oleh Wiranto yang mencari cara bagaimana
> > >memasang
> > > >  sanggul di rambutnya yg pendek itu. Juga Kapuspen Sudrajat mendadak
> > >kena
> > > >  penyakit bisu dan harus berlatih vokal dg bimbingan kelompok Elfas.
> > > >
> > > >  Mestinya memang Amien Rais yang pantas jadi presiden. Sayang
>sungguh
> > >sayang.
> > > >
> > > >  Jeffrey Anjasmara
> > > >   >>
> > > > Ada satu figur pemimpin yang mantap, namanya Jose Alexandre Gusmao,
> > >sering
> > > > dipanggil  "Xanana" alias Kay Ralla. Setiap mengingat nama ini, saya
> > >selalu
> > > > terbayang  Che Guevara-- gerilyawan legendaris Argentina sekaligus
>mitra
> > > > Fidel Castro memerintah Havana, yang wafat misterius di Bolivia.
> > > >
> > > > Tapi, gimana dong, sekarang Xanana sudah bukan orang Indonesia lagi.
> > >Sayang
> > > > sungguh sayang.
> > > >
> > > > salam,
> > > > ramadhan pohan
> > > > (penyimak pinggiran)

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Reply via email to