Hmm, ada juga anggota dewan yang berkehendak mengkoreksi tindakan ngawur
Matori dan Faisal Basri sang boneka PDIP tersebut. Tindakan Fatwa jelas
perlu didukung. Pembelaan Khofifah kepada Matori jelas tidak berdasar.
Melakukan tindakan aktif penyeruan mogok bukanlah usaha menjemput bola. Ini
adalah usaha MELEMPAR bola. Tidak perlu membela para pengkhianat-pengkhianat
partai masing-masing demi posisi politis diri sendiri atau demi memenuhi
permintaan partai induk mereka yaitu PDIP.

Mestinya sebagai pentolan partai, Matori sudah paham bahwa saat ini dirinya
adalah WAKA MPR. Biarpun di luar gedung MPRpun jabatan tsb tidak lepas dari
dirinya. Jabatan bukanlah baju yang dengan gampang ditanggalkan. Kalau boleh
main begitu, kenapa Amien tidak keluar gedung MPR lalu menyerukan agar
mahasiswa mendukung Gus Dur? Atau meminta mendukung Mega? Okay tidak perlu
mengambil contoh Amien yang sudah memiliki jabatan. Ambil misalnya Akbar
keluar dari gedung dan menyerukan pengikutnya untuk datang berdemo ke HI.
Apa etis? Bila hal ini dianggap etis, saya jelas akan terbahak-bahak atas
jalannya reformasi yg sudah pincang ini.

Matori dan Faisal Basri jelas bukanlah individu-individu politisi yang
handal dan memegang etika. Rasanya tidak perlu orang-orang macam ini
dipertahankan dari kepartaian. Mestinya mereka di-recall secara langsung.
Bila tidak mampu, jangan-jangan PKB adalah partai bersifat kekeluargaan,
atau lebih sial lagi merupakan partai milik keluarga NU saja.

Sikap dari DPP PAN sendiri sangat memprihatinkan. PAN gagal dalam
mendemonstrasikan ketegasan partai. Sikap plin plan juga merupakan kriteria
plus atau minusnya suatu partai. Mempertahankan orang yang disetir oleh
partai lain macam Faisal dari PAN jelas akan mendudukkan PAN sebagai
underbouw PDIP. Bagaimana mungkin hal ini bisa dimaafkan?

Di lain pihak, kelicinan PDIP yang bermain politik serasa main bola tidak
dapat disikapi. Biarkan saja mereka bertingkah. Sikap-sikap mereka akan
membekas di benak rakyat. Rakyat yang sebagian besar masih bodoh butuh waktu
untuk meresapi tindakan-tindakan partai-partai. Untungnya pengertian
'kebodohan' rakyat diterjemahkan oleh PDIP dalam melakukan manuver sebagai
'stupidity'. PDIP tidak sadar bahwa 'kebodohan' rakyat lebih bersifat 'tidak
tahu'. Manuver hanya akan memberi efek dalam jangka pendek. Rakyat akan
belajar dengan cepat kok.


Jeffrey Anjasmara

'--------------------------
Seruan Mogok Matori pada Profesional
                                                 Khofifah: Itu Tidak
Mewakili PKB
                                                 Reporter: Hestiana
Dharmastuti

                                                 detikcom, Jakarta- Ketua
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),
                                                 Khofifah Indar Parawansa
menegaskan perbuatan Matori Abdul
                                                 Djalil menyetujui seruan
aksi mogok kaum berdasi, tidak mewakili
                                                 PKB sebagai institusi.
"Jangan dikaitkan dengan PKB. Itu
                                                 perbuatan Pak Matori
sebagai individu bukan sebagai Ketua
                                                 Umum PKB,” tegas Khofifah,
Minggu (17/10/1999).

                                                 Sebagaimana diketahui,
Matori sempat berdemo dengan
                                                 karyawan Bursa Efek Jakarta
(BEJ) pada Jum’at (15/10/1999).
                                                 Matori juga menyetujui
seruan mogok kalangan profesional. Hal
                                                 ini lantas diprotes AM
Fatwa dari Fraksi Reformasi pada rapat
                                                 paripurna ke-10, Sabtu
kemarin (16/10/1999).

                                                 Dia mempertanyakan dalam
kedudukan sebagai apa sehingga
                                                 Matori ikut turun jalan.
Fatwa juga minta maaf pada forum atas
                                                 keterlibatan Sekjen PAN
Faisal Basri, yang juga terlibat dalam
                                                 demo itu.

                                                 Matori sendiri menjawab dia
ikut demo dalam kapasitas sebagai
                                                 pribadi dan bukan atas nama
Wakil Ketua MPR. Dan dia siap
                                                 menerima segala risiko yang
terjadi.

                                                 “Sebagai individu, Pak
Matori ingin mengajak orang untuk melihat
                                                 keadaan yang sebenarnya,"
ujar Khofifah kepada wartawan di
                                                 Gedung DPR/MPR.

                                                 Menurut Khofifah, Matori
sebagai salah seorang anggota Dewan
                                                 memang selalu berusaha
menjemput bola dengan mendengarkan
                                                 langsung aspirasi
orang-orang yang berada di luar Gedung
                                                 DPR/MPR. “Semua anggota
Dewan seharusnya bersikap seperti
                                                 Matori,” kata Khofifah.
Tapi saat ditanya apakah tindakan Matori
                                                 bisa dibenarkan, Khofifah
tidak mau memberikan jawaban.

                                                 Di tempat yang sama, AM
Fatwa, ketua DPP Partai Amanat
                                                 Nasional (PAN) menilai
tindakan Matori sebagai sebuah
                                                 pelangaran. Fatwa juga akan
membawa persoalan tersebut dalam
                                                 Dewan Etik Kehormatan
Majelis yang sedang diusulkannya untuk
                                                 dibentuk.

                                                 "Saya usul untuk dibentuk
Dewan Etik Kehormatan untuk
                                                 memproses masalah-masalah
pelanggaran anggota Dewan," kata
                                                 AM Fatwa yang Ketua PAN
ini.

                                                 Menurut Fatwa, Dewan Etik
tersebut akan membahas setiap
                                                 pelanggaran anggota DPR
saja, tidak termasuk MPR. Fatwa
                                                 lantas memberi contoh salah
satu pelanggaran yang akan dibahas
                                                 dalam dewan tersebut yakni
tindakan yang dilakukan oleh Matori.

                                                 Namun, saat ini Dewan Etik
tersebut belum bisa dibentuk karena
                                                 masih menunggu Sidang Umum
MPR selesai. "Kita menunggu
                                                 Sidang Umum selesai. Tapi
saya akan mengusulkan hal ini terus
                                                 dilakukan,"ujar Fatwa.

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke