> Seperti Habibie, dengan waktu 1.5 tahun, apa yang dapat
> dikerjakan untuk menyelesaikan semua kekacauan? Hal-
> hal seperti korupsi, salah urus, nepotisme, sudah
> bersifat melembaga. Bila mau fair, nilai minus Habibie
> adalah ketidakmampuan menuntut Suharto dan pemberian opsi
> kedua bagi Timtim. Menuntut Suharto bukan hal mudah.
------
MAU FAIR ?
1. Kasus Andi Ghalib (Terima uang dari orang yang diperiksa kejagung)
2. Kasus Rahadi Ramelan
3. UU PKB, ada yang gugur, baru ditunda.
4. Opsi kedua Tim-tim, (isu-nya sih demi nobel, tapi saya tidak apriori,
yang menurut saya salah, adalah, opsi ini tidak dikonsultasikan dengan
fihak-fihak yang selama ini berjuang untuk tim-tim, seperti TNI, deplu,
dll).
5. Kasus Soeharto tentunya (ini memang sulit, mana mungkin bawahan periksa
atasan, lagian kan kalau atasan tsb membeberkan semuanya, bawahan juga kena
dong)
6. PENGGUNAAN AGAMA untuk kepentingan politis, seperti GPK, Pam Swakarsa,
dll
7. Dana JPS yang tersalur kemana-mana.
8 KASUS BANK BALI (yang punya uang dipenjara, yang ngambil uang bebas begitu
saja)
9. Kasus Nurdin Halid
10. Janji-janji di Aceh yang tidak direalisir
11. Mental bagi-bagi hadiah demi kepentingan pribadi, contohnya pemberian
bintang jasa kepada istrinya, Baramuli, teman-teman dekat, KENAIKAN pangkat
untuk para ketua DPD Golkar agar pencalonan tidak dijegal.

Menurut saya yang paling parah dari Habibie adalah tindakan-tindakan nya
yang cenderung membuat negara ini pecah, seperti penggunaan simbol-simbol
agama, sukuisme (jawa, non jawa), IRAMA SUKA, dan juga politik menyentil
sentimen ras.


Point plus Habibie:
1. Pers bebas, tapi dinodai dengan usaha-usaha penekanan tertentu seperti
pada kasus SCTV yang ditekan melalui hutang di BNI
2.LUCU (orang tidak serem ama presiden)
3. apa lagi yah ?

> Amien Rais jelas tidak kalah telak. Dari awal dia mengambil
> pangsa pasar mahasiswa dan pelajar. Nama dia tidak cukup berkibar
> di daerah-daerah. Apalagi PAN tidak mengandalkan basis Muhammadiyahnya.
Jadi
> memang dari awal sudah diprediksi akan kalah.
--------
Amin rais, terus terang dulu saya kagum saya beliau, terutama saat Suharto
masih berkuasa , ia berani mencalonkan diri untuk jadi presiden.
Bahkan saya juga kagum dengan idenya mengenai perlunya amandemen UUD,
otonomi daerah yang luas, dan ide-ide lain yang reformis.
Tapi dimulai dari debat calon presiden, dimana beliau dengan begitu arogan
menyepelekan pertanyaan dari Pak Yusril yang kemudian juga panas, saya mulai
bertanya-tanya, baru calon presiden saja sudah arogan bagaimana kalau sudah
jadi presiden ?
Kemudian ditambah dengan pertemuan beliau dengan Andi Ghalib yang begitu
"COOL", wah saya curiga berat.........
Dan semakin hari, semakin terlihat bahwa ternyata Amien Rais memiliki 1
agenda yaitu gagalkan Megawati menjadi presiden. Ini bisa dilihat saat  Amin
Rais membocorkan masalah Bank bali, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Tim
PDI-P yang tidak hanya ngomong tapi lengkap dengan dokumen.
Amien Berkata bahwa bank-bali sudah dipolitisir.......hehehe, saya tertawa
saat itu,
Siapa yang politisir ? Yang ngomong tanpa data, atau yang lengkap dengan
data ?
Kemudian dia melontarkan bahwa PDI-P dapat dana juga dari konglomerat
(lippo), wah, semakin hari semakin terlihat bahwa jiwa reformis Amien, kalah
dengan KETIDAK MAMPUANNYA untuk menerima kenyataan bahwa PDI-P menang
pemilu, dan kemungkinan besar Mega akan naik jadi RI-1.
So, kalau orang bilang Amien lokomotif Reformasi, saya hanya bisa bilang,
YES, IN THE PAST.

>
> Berbeda dengan Mega. Mega diberkahi dengan partai yg dikutuk dan
> dikerjai ORBA. Sebagai manifestasi ketertindasan masyarakat,
> mereka memilih PDIP. Apalagi senjata Bung Karno ikut bermain.
> Sementara itu Mega belum pernah mendemonstrasikan kemampuannya.
> Yang didemonstrasikan adalah kunjungan-kunjungan, yang kemudian
> diwarnai oleh tangisan. Tangisan inilah yang dijual lewat koran-
> koran. Jelas nilai inilah yg mesti kita ambil. Mega sendiri
> yang memberikan point penting ini untuk dinilai kok.
---------
Mega bertindak kurang bijaksana dengan terlalu diam, tapi memang sebaiknya
jangan terlalu banyak ngomong, bisa tambah kacau Indonesia.
Mengenai nangis, setahu saya Mega baru satu kali nangis, yaitu saat bicara
tentang Aceh.
Dimana, Gus Dur dan Amien saat datang ke Aceh juga nangis.
Koq Gus Dus dan Amien tidak dibilang jualan tangisan...... ?? :D

REgards
HADI

Kirim email ke