> >Sorry baru bangun.
> >Baru baca koran, walaupun sedikit kecewa.
> >Selamat buat Gus Dur. Moga-moga nggak ada ribut-ribut di Jalanan.
> >igg
> >
> Maaf mengecewakan, tapi menurut Detik.com, Solo terbakar dan
> Jakarta sendiri sangat panas.
> YS
>
Wah ... kalau terjadi rusuh-rusuh, ya nggak bener deh.
Mengenai kekecewaan saya diatas, saya pribadi tidak kecewa akan Gus Dur
jadi presiden. Namun prosesnya. Saya merasa ini hasil rekayasa di SU MPR.
Sepertinya, orang-orang yang memilih Gus Dur alasan utamanya adalah bukan
sungguh-sungguh ingin GusDur jadi presiden (terutama setelha habibie
jatuh). Tapi agar Megawati tidak menjadi presiden (dengan alasan pribadi
masing-masing, perempuan+nggak berpendidikan+segelintir penganutnya
berengsek+basisnya orang nasrani+dll, yang belum saya lihat sebagai alasan
substantif).

Seandainya Gus Dur dicalonkan capres oleh PKB jauh hari sebelum pemilu
+SU (terlepas dari poros tengah yang direkayasa), saya pribadi mungkin
akan condong ke Gus Dur. Karena seperti kita banyak ketahui, Gus Dur
orangnya kerakyatan (juga Mega, saya rasa)+nggak KKN+juga bapak negara+
kualitas bagus lainnya. Juga PKB salah satu pemenang pemilu terbesar.
Mengenai orang bilang ini kemenangan sisi Islamis. Saya rasa tidak juga.
Jauh sebelum SU+Pemilu, Gus Dur saya rasa cukup moderate. Juga PKB.
Memang GusDur mendekati para kyai pada saat-saat dekat pemilihan capres,
yang saya rasa hanya manuver politik dia (yang berhak ia lakukan).
Tujuannya tidak lain menggaet support dari kaum muslim + sedikit
memisahkan diri keakrabannya dengan Mega. Seumpamanya Amien Rais menjadi
presiden, saya bisa terima beliau sayap kanan atau islamis.

Terlepas dengan kemenangan Gus Dur, kita juga seharusnya mengucapkan
salut kepada Ibu Mega. Sebagai seorang wanita + tidak cukup punya
"diploma" tertulis, hambatan dia untuk menjadi pemimpin berpuluh
kali lipat dari seorang pria Indonesia. Dimana seorang wanita
memimpin di Indonesia adalah hampir "tabu". Ternyata prestasinya
yang sempat hampir menajdi presiden sangat jauh sekali dari
harapan situasi di Indonesia.
Semoga ini membuka lebar bagi wanita-wanita Indonesia yang lainnya
untuk terus maju berpretasi, nggak hanya jadi hiasan figur pada
saat suaminya ada pesta+ceremony+kumpul-kumpul+dll.

Ngomong-ngomong cewek, kok jarang sekali ya ... koment + dikusi dari
cewek di milis ini. Ayo dong cewek-cewek, jangan takut. Ibu Mega udah
kasih contoh tuh. :)
igg
ps: sorry nih, saya ada sedikit waktu. Jadinya sepanjang cerpen deh:)

Kirim email ke