From: Ferdinandus KARTIKO <[EMAIL PROTECTED]>
To: Multiple recipients of list <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Tuesday, November 09, 1999 6:56 AM
Subject: RE: [pk-timur] Informasi Gereja Terbakar


--PART.BOUNDARY.trdfed1.0644.38275c54.0001
Content-Type: text/plain; charset=us-ascii
Content-Disposition: inline





______________________________ Forward Header
__________________________________
Subject: RE: [pk-timur] Informasi Gereja Terbakar
Author:  [EMAIL PROTECTED] at Internet
Date:    08/11/1999 12:10 PM


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sedikit informasi tentang dibakarnya gereja di Depok (dekat kawasan cagar
alam Pancoran Mas).

Kakak ipar Saya cerita bahwa gereja itu memang dibakar oleh sejumlah pemuda
atas permintaan masyarakat setempat.
Latar belakangnya adalah dilanggarnya izin pendirian bangunan oleh "si
pembangun Gereja". Awalnya gedung itu didirikan dengan izin untuk dijadikan
rumah tinggal. Ternyata dijadikan gereja yang anggotanya bukan warga
setempat melainkan warga tempat lain (yang jauh). Lingkungan di sekeliling
gereja tersebut adalah kawasan betawi asli plus pendatang yang hampir
seluruhnya muslim (jumlah warga kristen tidak sampai 40 KK).
Kejadian itu sebenarnya akumulasi kejengkelan warga karena sudah tiga kali
diberi peringatan baik oleh tokoh setempat, warga sekitar dan pemda.
Sebagaimana dimaklumi pendirian rumah ibadah harus disetujui tokoh setempat
dan ternyata tokoh setempat tidak mengijinkan karena anggota masyarakat yang
kristen tidak banyak (kurang dari ketentuan) dan Pemda sendiri sudah tidak
mengijinkan.
Tetapi mereka nekat terus membangun walau tanpa ijin (sekaligus mengurus
ijin). Hal ini diprotes warga sehingga beberapa kali timbul bentrokan kecil.
Akhirnya gereja dijaga oleh aparat keamanan sehingga warga "agak takut".
Aktivitas kristenisasi juga dijalankan sekaligus. Prakteknya terkait dengan
kedatangan anggota gereja yang berasal dari tempat yang jauh. Setelah mereka
melakukan kebaktian di gereja, tidak langsung pulang tetapi menyebar ke
perkampungan sekitar. Dampaknya adalah dua warga berhasil dimurtadkan.
Kemarahan warga semakin menjadi-jadi dan akhirnya Warga betawi "pendatang"
(bukan betawi asli setempat) meminta bantuan pemuda betawi yang berasal dari
tempat asalnya untuk "memprotes secara lebih keras" dan berakibat dibakarnya
gereja. Pembakaran tersebut didukung oleh warga setempat.

Demikian sedikit informasi, insya Allah benar.

Wassalamu'alaikum Wr. WB.

Reply via email to