Tipikal propaganda dri dewan gereja. Setelah membunuh 2000 muslim lalu
berusaha melakukan propaganda dengan pemberitaan 6 orang. Sangt menyedihkan.


>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: FWD: Enam Warga Dibantai Secara Sadis
>Date: Thu, 6 Jan 2000 10:25:55 EST
>
>Peringatan:
>Informasi berikut ini mengandung tulisan yg mungkin
>dapat memualkan perut anda. Karenanya tidak disarankan
>untuk membacanya bagi mereka yg punya penyakit mudah
>mual bila membaca hal2 yg sadis.
>
>Informasi ini saya forwardkan juga tujuannya sekedar pelengkap
>akan apa yg terjadi di Maluku. Sekaligus juga sebagai warning
>kita akan keakuratan informasi2 yg disampaikan selama ini
>lewat media. Setidaknya, kita tidak menelan mentah2 setiap informasi
>yg masuk tapi lebih kepada menjadikannya suatu kemungkinan saja.
>Berhati2lah selalu terhadap tindakan2 yg ingin agar Indonesia
>terpecah belah.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>
>--------
>FWD
>--------
>KM LAMBELU DIBAJAK
>Enam Warga Dibantai Secara Sadis
>
>Pembantaian secara sadis yang menelan korban jiwa kembali lagi terjadi di
>atas KM Lambelu. Kali ini, enam warga tewas sia-sia dibantai secara sadis
>diatas
>KM lambelu pada tanggal 2 januari 1999 lalu, ketika kapal tersebut merapat
>di
>dermaga Ternate, Maluku Utara.
>Ketua Klasis Kota Ambon, Pdt Pattinaya, STh kepada Siwalima Selasa (4/1) di
>Ambon, usai menerima tujuh dari sembilan warga Kristen yang lolos dari
>pembantaian sadis itu mengatakan, tujuh warga Kristen itu menuturkan bahwa
>sebelumnya KM Lambelu, berlayar dari pelabuhan Bitung (Sulawesi Utara)
>menuju Ternate. Sesampainya di dermaga Ternate, sejumlah masa langsung
>memaksa Kapal Motor Lambelu untuk segera menuju Tobelo guna mengangkut
>para pengungsi dari Tobelo menuju Ternate. Karena terus didesak, kata
>pattinaya, Kapten kapal terpaksa harus menuruti keinginan massa. "Karena
>dipaksa,
>Kapten kapal Lambelu menuruti saja keinginan massa dan saat itu juga kapal
>langsung menuju Tobelo," ujarnya. Menyetir keterangan tujuh dari sembilan
>saksi korban yang lolos dari amuk massa, Pattinaya mengatakan, "setelah
>tiba
>di Tobelo, para pengungsi diangkut dan kapal segera menuju Ternate.
>Sesampainya di pelabuhan Ternate, massa langsung naik ke atas kapal Lambelu
>sambil meneriakan kata-kata menghasut seperti: cari Obet, bunuh Obet.
>Spontan massa langsung mencari semua orang Kristen di atas kapal tersebut
>untuk dibantai."
>
>Spontan, mereka langsung mengadakan pemeriksaan KTP para penumpang. Tidak
>cuma itu, kata Pattinaya, ada pula yang berteriak agar penumpang laki-laki
>dibuka celana untuk diperiksa kemaluannya. Tak pelak lagi, enam warga
>Kristen
>yang keperogok massa perusuh,dibantai secara sadis hingga tewas,
>kemudian keenam mayat itu diturunkan dari atas kapal ke dermaga Ternate.
>Menurut keterangan tujuh dari kesembilan warga Kristen yang lolos itu,
>seluruh
>bagian tubuh dari keenam orang yang dibantai itu sudah tidak dapat
>diidentifikasi lagi karena sudah dipotong penggal-penggal. "Seluruh isi
>perut
>para
>korban sudah terberai keluar dan kepala-kepala mereka juga sudah dipenggal.
>Mereka juga tidak mengetahui siapa nama dan asal para korban itu, hanya
>dapat dipastikan mereka adalah warga Kristen," ujar Pattinaya menirukan
>keterangan para saksi tadi. Ditambahkan Pattinaya, tujuh warga yang lolos
>dari
>maut itu menuturkan bahwa setelah mayat keenam korban itu diturunkan ke
>atas
>dermaga, ada diantaranya yang dibuang ke laut, ada pula yang mungkin
>dibakar. Menurut Pattinaya, sembilan warga Kristen yang lolos itu semuanya
>sudah tiba di Ambon Selasa (4/1) kemarin. Namun hanya tujuh orang yang
>datang ke Maranatha untuk melaporkan kejadian tersebut, sedangkan dua orang
>lainnya masih berada di halong, karena salah satu diantaranya yang berasal
>dari Irian juga dipotong dengan parang di bagian badan dan tangan. Tujuh
>orang yang mendatangi Gereja Maranatha Selasa kemarin, untuk melaporkan
>(memberikan kesaksian) atas kejadian tersebut antara lain: Yohanes Beolado
>(Ternate), Petrus Patawala (Ternate), Yusuf Titarsole (Bitung), Nona Lois
>Pattiwala (Bitung), Yulian Warawarin (Bitung) dan Roi Laturiu (Bitung).
>Sedangkan dua lainnya belum diketahui namanya.
>
>Seperti diberitakan Siwalima 31 Desember lalu, direktur STT GMIH, Pdt Hans
>Apu, STh menangkis berbagai pemberitaan media cetak pusat yang belakangan
>sangat memojokan umat Kristiani khususnya di Propinsi Maluku Utara. Menurut
>Hans Anu, tidak ada pembantaian terhadap umat Muslim sebagaimana
>diberitakan media cetak terbitan pusat itu. "Itu adalah berita bohong yang
>mengarah kepada provokasi masyarakat sehingga bisa terjadi pertikaian
>sehingga
>saling bunuh membunuh antar sesama umat beragama khususnya Islam dan
>Kristen
>di daerah itu," kata Hans Anu.
>
>HARIAN SIWALI MA
>
>               &
>
>YAYASAN SAGU
>
>Solidaritas Anak Negeri Maluku

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke