> >Uang rakyat kembali kerakyat saya pikir tak apa.
> >Karena akan sebagai modal untuk pertunjukan
> >yang bertujuan membanti korban Ambon.

Saya kira we went too far: we did not only cross the
line, but we also moved the line.  I mean, who the
hell in the world gave you the authority to take uang
rakyat untuk disumbangkan lagi ke rakyat?
Bukankah pemerintah sendiri sudah punya
lembaga/menteri to allocate and distribute the fund???
Kalau Permias D.C. memang berhak untuk melakukan
seperti ini, bukankah Permias2 lain juga berhak minta
subsidi dari pemerintah dengan alasan yang sama.  And
you do the math, berapa banyak Permias di USA, dan
kelompok mahasiswa Indonesia di dunia yang harus
disubsidi untuk buat acara yang sama?????
Dan kalau hanya korban Ambon yang dibantu, bagaimana
dengan yang di Aceh atau di Papua Barat dll???

Saya kira kita ini sama saja dengan Soeharto, buat
yayasan sana sini, tambah make-up sedikit, then call
it yayasan kesejahteraan rakyat or whateverlah.
The thing is you can call it whatever you want it, you
can use anywords to manipulate anything, but one thing
you can't do: you can't lie to your conscience!!!!!

> >
> >Biaya gedung besar memang terpaksa, IMAAM coba
> usaha
> >pinjam auditorium HS tak berhasil.
> >
> >Saya membantu ikut menjawab WHY, karena ikut sejak
> >awal persiapan gawe amal ini mewakili IMAAM sebagai
> >co-sponsor.
> >

Having IMAAM as your co-sponsor doesn't mean and
guarantee anything.  I don't care if your event got
endorsed or a seal of approval from organisasi Muslim
or Vatican or NATO or UN or NAZI or KKK or whatever.
You can disagree with me (and I will respect your
opinion), but one thing you have to remember:  You
will never get KEADILAN based on KETIDAKADILAN!!!!!!


Wassalam

Ali Simplido



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com

Reply via email to