Terima kasih. Kesan posting anda ini kok mengesankan saya ingin proses
rekonsiliasi dengan PKI lho? Saya ini terpaksa set back berbicara latar
belakang sejarah komunisme dunia karena ada yg tanya. Tadinya saya pikir
nge-tes, tetapi saya pikir lagi tak ada salahnya bila saya tulis kembali.

Mengenai sejarah komunisme di Indonesia sendiri sumbernya kurang banyak.
Jadi, posting anda juga dapat jadi wacana menarik bagi yg belum memahami
bahaya komunisme di Indonesia. Yang repot, ORBA terlalu mengeksploitasi
bahaya komunis sampai pada tahap dimana pendengarnya menganggap hal itu
bohong belaka.

Lebih celaka lagi karena banyak warga/pemuda non muslim saat ini menganggap
masalah komunis adalah masalah pertentangan antara PKI dengan Islam saja.
Wah, mestinya mereka pada baca bahwa Nasionalis (dimana non muslim biasanya
bergabung) juga disembelihi oleh komunis.

Langkah Gus Dur yg hanya didasari pertemuannya dengan anak-anak para tokoh
PKI di Belanda itu (perasaan kasihan) terlalu jauh. Seharusnya cukup diatur
agar anak keturunannya tidak mengalami diskriminasi lagi. Ini saya tulis
sebelum orang-orang pada nulis di koran lho.


Anjasmara

-----------------------
>From: [EMAIL PROTECTED]
>Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
>To: [EMAIL PROTECTED]
>CC: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: [siyasah] Ideologi Komunis tidak Pernah Mati
>Date: Sat, 8 Apr 2000 11:24:42 EDT
>
>In a message dated 4/6/00 1:05:46 PM !!!First Boot!!!,
>[EMAIL PROTECTED]
>writes:
>
><< Ada tujuh teori yang berkembang yang mencoba menjelaskan
>  peristiwa G30S/PKI. Lima di antaranya ditulis oleh orang luar
>  negeri yang sebagian besar tidak pernah tinggal dan menjiwai
>  kondisi di Indonesia. Mereka-mereka untuk meraih gelar PHD atau
>  doktor sehingga analisanya menjadi 'njelimet'. Ya, kalau kita
>  mempelajari macam-macam teori itu ya bingung sendiri.
>       Yang jelas saya mengalami sendiri dan melihat kenyataan di
>  masyarakat
>  waktu itu secara langsung. Menurut saya, reaksi yang
>  begitu dahsyat yang dialami oleh orang-orang PKI waktu itu,
>  tidak lepas ari aksi-aksi PKI sebelumnya. Orang harus mengingat
>  hukum fisika 'aksi-reaksi'. Orang-orang saat ini hanya cenderung
>  melihat dan mengangkat reaksi yang diarahkan ke PKI. Tetapi,
>  orang-orang khususnya berita-berita dari luar negeri tidak
>  pernah membuka aksi-aksi PKI sebelumnya, yang penuh teror,
>  intimidasi. Mereka melakukan pembunuhan di Garut, Brebes,
>  Madiun, Banyuwangi dan berbagai tempat lainnya di Indonesia.
>       Orang lupa, orang-orang PKI telah membuat sumur-sumur.
>  Mereka berdalih untuk perlindungan serangan agresi Malaysia.
>  Padahal, itu semua disiapkan untuk membunuh orang-orang Islam,
>  seperti kiai. Mereka juga memasukkan alat untuk pencukil mata
>  dan senjata dari RRC.
>
>       Lalu, apakah Anda setuju dengan proses rekonsiliasi untuk
>  melupakan semua tragedi ini?
>
>       Saya berharap, kita jangan sampai melupakan sejarah. Tidak
>  usah terlalu cerdas untuk mengetahui manuver PKI. Mereka telah
>  menikam dari belakang pada peristiwa pemberontakan Madiun 1948
>  saat Belanda melakukan agresi militer kedua ke Yogyakarta.
>       Setelah, kemerdekaan Indonesia diakui Belanda pada 1949,
>  kita terlibat euforia luar biasa sehingga melalui maklumat No: X
>  yang dikeluarkan Wakpres Bung Hatta, semua orang PKI dimaafkan.
>  Mereka dengan bebas ikut Pemilu dan masuk Parlemen. Kita begitu
>  terlena karena merasa sudah merdeka 100 persen. Sementara orang-
>  orang PKI begitu bebas menyusup ke partai-partai dan puncaknya
>  dengan peristiwa G30S/PKI tersebut.
>       Yang ironis, PKI justru menuding Bung Hatta yang telah
>  memaafkan mereka sebagai provokator pemberontakan Madiun. Inilah
>  kenistaan, kekejian dan pendustaan PKI yang dilupakan oleh
>  masyarakat. (pri) >>
>
>Ini yang paling benar..PKI tiada maaf bagimu....
>

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke