Salam PERMIAS,

No komen atas komentar anda, "enggak sih...orang hebat kok. Hehehe...)",
silahkan dech anda menilai sendiri, itu hak anda kok, dan saya tidak akan
melarang anda memuji atau memaki saya. Banyakan nyelanya ya..hehehe...;))

Mengenai "kebakaran jenggot" dan "pemilik homepage PERMIAS", sekali lagi,
silahkan, mas Jaya, itu hak anda, dan jawaban saya sebelumnya mengenai
permasalahan tsb. tersimpan dengan baik di kumpulan diskusi yang dibikin
oleh lae Irwan dan mas Agus, dan biarlah, kelak nanti, generasi PERMIAS
berikutnya yang akan men-judge, apakah saya "kebakaran jenggot" (boro2
jenggot, wong kumis aja nggak punya..hehehe...) atawa "pemilik homepage
PERMIAS".

Mengenai "apa susahnya sebut nama". Lho, yang 'bluun' itu saya atau anda.
Bagaimana bisa anda yang pertama mengatakan ada oknum dan saya diminta
untuk menyebut orang tsb. Eling..eling, mas Jaya..wake up..wake up...;))

Mengenai soal intimidasi, first of all, bukannya anda yang dulu pernah
mengintimidasi saya, dan saya masih simpan dengan baik lho surat itu, dan
ada rencana akan saya 'frame', lumayan dech, buat anak cucu, biar mereka
tau, kalau bapak atawa kakek nya pernah diancem..hehehe...;))

Nach untuk yang satu lagi, terus terang aja dech, mas Jaya, kalau ente
tuch pengen 'nembak' saya, karena saya mengirim surat kepada isteri anda?
Hehehe..untuk kali ini, saya ikuti dech maunya ente, dan pancingan anda
terhadap saya 'kena', but asal tau aja, mas Jaya, pancingan anda yang satu
ini sangat berbahaya sekali lho, membawa-bawa isteri ke dalam masalah ini.
I mean it.

Supaya anda ketahui (saya yakin, saat ini juga isteri anda sedang membaca
tulisan saya ini), mbak (maaf, saya tidak tega menyebut nama isteri anda)
menghubungi saya via japri untuk berterima kasih dan juga meminta maaf
atas tindakan anda terhadap saya. Silahkan cek and ricek kepada mbakyunya
mengenai kebenaran kata2 saya ini.

So, mbak, silahkan kasih tau mas Jaya apa isi jawaban surat saya tsb. dan
adakah saya mengintimidasi mbak dan mas Jaya di dalam surat saya tsb? dan
juga tunjukkan bahwa kata, "Hati-hati dijaga ya" ada tanda senyumnya yang
menunjukkan bahwa saya care dengan mas nya mbak.

Btw, maaf sekali mbak, saya terpaksa menulis hal ini, karena saya tidak
bisa menerima tuduhan mas Jaya yang mengatakan saya mengintidimasi anda
dan mas Jaya. Tega..teganya...;))

Oops, hampir lupa satu lagi, kok mas Jaya tidak menyebutkan kalau saya
memuji anda di dalam surat tsb. Malu ya dipuji Tuan PERMIAS..hahahaha..;)

Well, khusus kepada mas Jaya dan mbakyunya, saya berdoa bagi kerukunan
anda berdua, dan pesan saya, "Hati-hati ya, mbak, mas Jaya nya dijaga
tuch, kalau udah mabuk, suka keleyengan"..;))

Salam hangat untuk anda berdua,
M. Dharma Datubara

Kirim email ke