Usul: bagaimana kalau anda juga membuat metrik yang quantifiable dan standard
untuk sebuah masakan. Sehingga kata 'enak' bukan lagi menjadi kata- kata tidak
terukur seperti kata 'secukupnya'
Kan sayang bila ukuran2 yg telah ditetapkan oleh ahli2 kimia berhenti pada
proses pembuatan saja. Harus ada ukuran yang baku juga pada hasil akhirnya
doong... (bila mengikuti cara anda).
Misalnya: setelah membuat rendang dengan komposisi xxx cc santan, x kilogram
daging, xx gr garam maka hasil yang didapat adalah rasa xx yy (x= nomer, y=
metrik yang anda akan ciptakan....).
saya dukung usaha anda!!

cheers.



Nasrullah Idris wrote:

>      Salah satu kendala "Tradisi Memasak" dalam masyarakat Indonesia adalah
> "Resep Masakan yang bahan-bahannya tidak terukur", seperti "sendok makan
> cabai giling", "segenggam beras", "siung bawang putih", sampai "sejari
> lengkuas". Belum lagi adanya kata-kata seperti  "secukupnya" dan "api jangan
> terlalu besar".
>      Semua itu bisa dimaklumi. Soalnya sarana masakan di Indonesia umumnya
> memungkinkan harus seperti itu.
>      Sambil kita memaklumi hal itu ... apa salahnya kita mulai merintis
> paradigma baru dalam penulisan "resep masakan". Artinya "resep masakan" di
> mana semua bahan dan cara-caranya ditentukan secara maksimal sehingga
> benar-benar terukur atau mendekati kondisi terukur. Misalkan semuanya
> menggunakan kata gram, CC, dan detik. Sekaligus tidak memakai kata-kata
> tidak terukur seperti di atas.
>      Para akademisi seperti dari jurusan Kimia sangat diharapkan untuk
> berperan di sini. Soalnya mereka sudah sangat berpengalaman dalam penelitian
> yang melibatkan bahan-bahan dan cara-cara yang terukur. Mereka pun memahami
> apa manfaat dari metode tersebut terhadap hasil penelitiannya. Tinggal
> mereka melakukan asosiasi dari metode itu ke bahan2 yang sangat populer
> dalam masak-memasak.
>      Kalau dikaji lebih lanjut ... justru mayoritas kegiatan Kimia itu bukan
> terjadi di laboratorium/kampus. Melainkan di dapur ibu rumah tangga. Ini
> kalau "reaksi kimia" diartikan secara makro : "Menggabungkan sejumlah zat
> hingga menghasilkan zat baru". Misalkan : "Menggabungkan daging, kelapa,
> bawang putih, bawang merah, cabai, garam, lengkuas, daun salam, daun jeruk,
> kunyit, dan vetsin, hingga menghasilkan zat baru, yaitu Rendang Padang".
>      Banyak ibu membeli sarana masakan yang mewah  meningkatkan kualitas
> masakan. Padahal ini bukan satu2nya cara. Apa salahnya sarana yang mewah itu
> diganti dengan sarana seperti timbangan, termometer, barometer, dan gelas
> ukuran, yang kalau dikalkulasi akan jatuh lebih murah. Memang dengan alat2
> terakhir ini, sang ibu setiap kali masak harus berkalkulasi. Tetapi kan ada
>
> muatan pendidikan.
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
> ----------------------
> P.O. Box 1380 - Bandung 40013
> Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
> http://bdg.centrin.net.id/~acu

--
"Bill Gates did not become the richest man in the world by being Mr. Rogers."
Microsoft ex marketing officer

Kirim email ke