Hehehe......., pembelaan diri yang 'bagus'.........
Pembelokan 'penekanan' dari komentar lawan diskusi selalu menjadi ciri khas
tulisan anda. Atau bisa juga anda sebenarnya kurang tanggap akan maksud tulisan
lawan diskusi anda.

Namanya juga Irwan AN, mana pernah keliru lah......

Sudahlah, anda yang menang saja.

Sudah berkali-kali saya mencoba terlibat dalam mengkomentari tulisan anda,
namun kemudian selalu diskusinya menjadi berantakan, karena ya itu tadi,
'penekanan' atau maksud tulisan saya selalu anda belokkan dan atau anda nggak
ngerti dengan jelas.

Saya tidak berminat melanjutkan diskusi ini, karena hasilnya tidak punya dampak
apapun.

Salam,
Budi

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

> In a message dated 8/16/00 8:09:33 AM Eastern Daylight Time,
> [EMAIL PROTECTED] writes:
>
> > Irwan.... Irwan.......,
> >  Doyan amat sih bikin komentar hanya berdasarkan berita dari detik.com,
> >  yang banyakan gosip-nya dari benernya.
>
> Hmm...apa anda pernah melakukan survey atas tulisan2
> di detik.com sehingga anda sampai pada kesimpulan
> "BANYAKAN GOSIP-NYA DARI BENERNYA"?
> Khan anda ini tampaknya senang dengan pernyataan2
> yg didukung dengan data2 lengkap dan valid seperti
> dalam paper. Nah, coba dong anda konsisten dalam
> bersikap.....;)
> Coba saya diberikan bukti data bahwa tulisan2 di detik.com
> memang lebih banyak gossip nya ketimbang benernya.
>
> >  Saya tunggu sampai beberapa hari ini ternyata yang nulis isu seperti
> >  tertulis di subject tulisan ini hanya detik.com. Sumber berita lain
> >  ternyata tidak menulis hal yang sama. Bahkan 'Kedaulatan Rakyat'
> >  menuliskan pertemuan tsb bukan berisi seperti diisukan detik.com tsb.
> >  Mana yang bener nih...?
>
> Lho, anda ini masih dalam taraf bertanya meminta konfirmasi
> karena tidak tahu mana yg benar, koq sudah berani2nya
> membuat pernyataan seperti dibawah ini?
> Ngomong2 dari mana anda tahu dan yakin bahwa sumber
> berita dari penulisan artikel tersebut adalah berasal dari
> sumber yg sama?
> Silahkan deh dibaca lagi artikelnya di alamat:
> http://www.detik.com/peristiwa/2000/08/14/2000814-173051.shtml
> biar anda ngga ngasal dalam kasih komentar....:)
> Sekedar mengingatkan anda saja, kalau penulisan berdasar
> dari nara sumber yg berbeda tentunya terbuka kemungkinan
> apa yg ditulis juga berbeda isi.
> Analoginya begini, kalau seorang juru foto hanya menjepret
> obyek dari sisi kiri saja, maka sisi kanannya tidak akan tampak
> dalam hasil jepretannya. Jadi, kalau mau kelihatan sisi kiri
> dan sisi kanan, maka harus jepret sisi kiri dan sisi kanan.
> Mudah2an anda bisa menangkap dengan baik analogi saya
> dan mohon jangan dimainkan dengan kata2 seperti
> "kalau begitu, sisi belakangnya ngga ke jepret dong".
>
> >  Masak sudah sekolah di Amrik kelas provokasinya masih kayak gini aja sih
> >  Wan....?
> >  Mana dong pola pikir yang berangkat dari berbagai sudut pandang yang
> >  sering anda sendiri tonjolkan sebagai 'ciri khas' seorang Irwan AN.
>
> Silahkan perhatikan komentar saya dalam posting
> yg lalu yg masih mencantumkan kata2
> "Jika benar apa yg diberitakan di atas"
>
> Silahkan bandingkan dengan komentar anda yg
> masih dalam tahap bertanya "Mana yang bener nih...?"
> dalam artian anda tidak tahu pasti apakah berita
> yg disampaikan oleh detik.com benar atau tidak
> tapi anda sudah membuat pernyataan2 seperti di atas.
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu

Kirim email ke