Adakalanya berita kenaikan harga suatu produk yang menyangkut
kepentingan orang banyak jauh lebih gencar ketimbang artikel yang bertema
efisiensi dalam memanfaatkan produk itu.
     Misalkan di halaman muka suatu media cetak terpampang berita seputar
kenaikan "Harga BBM". Tetapi di dalamnya tidak pernah/jarang sekali
ditemukan seputar menghemat bahan bakar.
     Hal serupa terjadi pula pada media elektronika. Malah di internet pun
demikian.
     Kalau alasannya, "Karena materi untuk itu tidak ada", jelas kurang
tepat. Soalnya redaktur tentu punya banyak channel seperti ke perguruan
tinggi yang ada jurusan perminyakan, kimia, tambang, pokoknya yang
berkaitan. Mereka kan bisa meminta sang dosen untuk menuliskan artikel
dengan judul "Kiat Mengemat BBM", misalnya.
     Apa memang seperti itu potret dunia informasi di negeri kita ini?
     Kita tunggu saja, apakah pada saat kenaikan harga BBM yang direncanakan
pada bulan Oktober itu, ketimpangan seperti itu akan terulang lagi?


Salam,

Nasrullah Idris
----------------------
P.O. Box 1380 - Bandung 40013
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu

Kirim email ke