Rekan-rekan yth,

Begitulah memang wajah birokrasi republik kita saat ini. Reformasi memang
masih sebatas slogan di kalangan pemerintahan, yang belum menyentuh mental
dan kalbu, apalagi kebijakan.

Satu contoh lagi, setelah kembali dari tugas belajar di LN akhir September
2000, saya segera bekerja kembali di FKM-UI dan dekan menerbitkan Surat
Aktif Kerja sejak tanggal 1 Oktober 2000. Sesuai prosedur, surat tsb
diteruskan ke rektor UI dan ditindak lanjuti ke Depdiknas. Tujuannya adalah
untuk memberitahukan ke Depdiknas bahwa ybs telah aktif kembali bekerja dan
supaya segera mendapatkan kembali tunjangan jabatan fungsional staf
pengajar. Namun, hingga email ini saya tulis (9 bulan telah berlalu), surat
tsb nyantol di Depdiknas dan tidak ketahuan kapan akan beres urusannya
(menurut staf administrasi FKM-UI yang mengurusinya). Lalu, sebagai orang
yang baru pulang sekolah dengan segudang ide dan pemikiran segar, menjadi
terlalu berat untuk merealisasikan ide-ide dan pemikiran segar tersebut
kalau hingga 9 bulan ini masih saja harus bertahan hidup dengan keluarga
hanya mengandalkan gaji pokok pegawai negeri gol. IIIc. Kejadian yang serupa
juga dialami oleh teman-teman lain di berbagai departemen.

Sistem birokrasi pemerintahan kelihatannya harus dirubah total guna
mengeliminasi masuknya kepentingan perseorangan. Bisa nggak ya.............
dan kapan yang memungkinkan..............???

Salam,
Budi


----- Original Message -----
From: Ramadhan Pohan <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, June 23, 2001 7:28 AM
Subject: Semoga tetap happy ending


> Mr Pecut:
>
>
> Buku bantuan Permias tetap nyantol di Bea Cukai.
> - Beda dengan mobil mewah.
> http://www.jawapos.co.id/cetak/detail.php?u_kat=23353
>
>
> ###
> Minggu, 24/06/2001 - 00:09 WIB
> Akhirnya, Buku Permias Diloloskan
>
> Bea Cukai: Asal Tidak Diperjualbelikan
>
>
>
> SURABAYA- Kantor Bea Cukai Tanjung Perak akhirnya melunak. Kemarin, mereka
> berjanji segera meloloskan sumbangan buku dari Permias (Perhimpunan
> Mahasiswa Indonesia AS) dalam waktu secepatnya. Yang menggembirakan,
> pengeluaran buku-buku hibah ini tidak dipungut beaya sepeser pun.
Syaratnya,
> ada surat jaminan bahwa buku itu tidak diperjualbelikan, tetapi
> disumbangkan.
> Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Koordinator Permias
> (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di AS) Los Angeles, Henny Linggarwati,
> kepada Jawa Pos tadi malam. "Saya sudah ditelepon Pak Nyoman Puspa (kepala
> Pelayanan Bea Cukai Tanjung Perak). Katanya, buku-bukunya sudah bisa
> diambil. Tanpa rekomendasi dari menteri keuangan maupun mendiknas. Cuma,
> harus ada keterangan bahwa buku itu tidak diperjualbelikan," kata Henny.
> Seperti diberitakan, empat perguruan tinggi Surabaya masing-masing UK
Petra,
> Unair, ITS dan Unesa mendapat sumbangan buku sebanyak 200 judul dari
> Permias. Sudah dikirim beberapa bulan lalu, ternyata buku itu sempat
nyantol
> di Bea Cukai Tanjung Perak. Ketika dikonfirmasi Bea Cukai terkesan mbulet
> dan berbelit.
> Menurut Henny, sebenarnya paket kiriman itu sudah ada keterangan resmi
dari
> Konsulat Jenderal RI di Amerika bahwa buku-buku itu tidak untuk
> diperjualbelikan tetapi untuk disumbangkan ke beberapa PT untuk bahan
> bacaan. Kalaupun sempat dipermasalahkan kelegalannya, lanjut Henny, jelas
> pengiriman itu legal.
> "Kami kirim dengan beaya USD 250. Ada bukti dan sudah ada keterangan dari
> KJRI. Awalnya, mereka (bea cukai) ngotot harus ada surat dari Menkeu dan
> Mendiknas. Tetapi, tidak tahu kok tiba-tiba melunak," jelasnya.
> Kini, buku-buku kiriman hasil kerja sama dengan Ajar Fondation USA itu
masih
> diurus oleh Translindo (agen yang menangani pengiriman buku dari Permias).
> Ini setelah pihaknya mengantongi surat jaminan dari Plh Rektor Universitas
> Kristen (UK) Petra Dr Pakim Adriono. Karena memang alamat yang dituju
adalah
> UK Petra.
> "Jika surat itu harus dari empat PT kami sanggup mengurusnya. Tapi kalau
ini
> terlalu berbelit sampai ke Menkeu dan Mendiknas segala, jelas hal itu
memicu
> perbincangan. Sebab, mestinya di saat seperti ini ada toleransi,"
paparnya.
> Hanya, kata Henny, memang hingga detik ini buku-buku itu belum di
tangannya.
> "Masih diurus. Pak Nyoman juga ngomong, bilang ya sama Jawa Pos, kalau
> selama ini pihaknya tidak pernah merasa menghambat," kata Henny. Dia
> menambahkan, program bantuan ini adalah pilot project. Kalau ini sukses
dan
> tidak berbelit, nantinya akan kembali dikirim buku bantuan lanjutan. (hud)
> http://www.jawapos.co.id/cetak/detail.php?u_kat=23394
> _________________________________________________________________
> Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
>
>

Reply via email to