Ramadhan,

Sudamai adalah nama samaran seorang pecinta damai. Ada
beberapa orang macam Sudamai yang yang eksis di tiap
kelompok yang saling bertikai itu. Orang macam Sudamai
ini adalah pejuang perdamaian.

Mereka konsisten meyakinkan kelompoknya agar berhenti
berperang. Lama sudah mereka berusaha mendamaikan
perselisihan senjata dan menghentikan pertumpahan
darah dan air mata di Aceh.

Mereka melobi kawan-kawan sekelompoknya, pihak yang
bertikai, untuk mau duduk di meja perundingan. Mereka
meminta organisasi internasional untuk mau menengahi
dan memfasilitasi. Panjang sudah rentetan ikhtiar yang
mereka lakukan.

Ketika itu semua berakhir dengan janji perdamaian,
maka duniapun lega. Ikhtiar mereka membuahkan hasil.
Sayangnya dunia seakan tidak ingin tahu siapakah para
Sudamai yang merancang semua itu.

Sudamai adalah pahlawan, karena pahalanya bukan karena
kesukaannya main lawan. Sudamai sudah berjuang di
belakang layar, di balik panggung. Kini saat janji
perdamaian itu dikumandangkan, dunia memuji
orang-orang depan layar yang -sebagian- baru masuk
panggung ketika para Sudamai sudah hampir selesai
merancang kesepakatan di balik layar.

Semoga pujian dan sanjungan bagi aktor depan panggung
itu tidak salah alamat. Melihat puji dan sanjungan,
Sudamai yang telah berjuang itu tentu tidak merasa
dilupakan dan tentu tidak sakit hati. Mengapa? Karena
Sudamai memang sekedar juru damai, bukan pemburu
pujian, sanjungan, publisitas, dan kekuasaan. Dan,
Sudamai-pun tetap cinta damai.

Siapakah mereka? Semoga dunia tertarik untuk mencari
tahu dan belajar dari mereka .....

Salam damai dari DeKalb,

Anies
--- Ramadhan Pohan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Salam!
>
> Saya sepakat sekali dengan para analis di
> milis-milis  yang memuji dan
> mensyukuri penekenan "Peace Agreement" Pemerintah RI
> dan pemimpin GAM di
> Jenewa, 9 Desember kemarin. Para pemimpin TNI
> sekarang yang profesional
> perlu dipuji pula.
>
> Kita memang harus mendorong supaya setiap konflik
> harus diselesaikan dan
> bermuara pada pendekatan perdamaian. Perang dan
> kekerasan senjata bukanlah
> sesuatu yang tak bisa dielakkan.
>
> Pujian Presiden Bush (dalam teks di bawah) terhadap
> pemerintah Megawati,
> menguatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di
> tanah air senantiasa
> mendapat perhatian saksama dari internasional. Saya
> pikir inilah moment yang
> tepat bagi bangsa Indonesia memperoleh kehormatan
> tertinggi dalam bidang
> perdamaian. Dalam hal ini wajar sekali jika Presiden
> Megawati mendapat
> penghargaan Nobel Perdamaian, sama seperti halnya
> diperoleh Presiden Korsel
> Kim Dae Jung lalu.
>
> Panitia Nobel Perdamaian tentu mempunyai
> pertimbangan khusus tatkala
> menentukan nominasi peraih Nobel Perdamaian itu.
> Namun, jika kita jujur dan
> menilai secara dingin, apa yang dilakukan Presiden
> Korsel sebelumnya sama
> derajatnya dengan yang dilakukan Presiden RI
> mengutamakan perdamaian
> dibandingkan kekerasan.
>
> Bahkan dalam track record pribadi, Megawati justeru
> memiliki daftar yang
> lebih panjang plus reputasi dalam konteks perdamaian
> dibandingkan Kim Dae
> Jung.
>
> Ada beberapa pembuktian. Dalam menghadapi tekanan
> Regim Soeharto, Peristiwa
> Juli 1996, tidak balas dendam pada Soeharto dan
> bekas mesin-mesin politik
> kekuasaan lama yang pernah menggusur  Mega dan massa
> pendukungnya;
> partainya menang pemilu tapi kalah pemilihan
> presiden 1999 namun menerimanya
> secara sportif sekaligus mencegah puluhan juta
> pendukungnya tidak merusak
> stabilitas;  netralitas dalam konflik agama dan
> etnis di Maluku mengutamakan
> rekonsiliasi dibandingkan penyelesaian kekerasan
> (Kesepakatan Malino);
> menyikapi Peristiwa 11 September WTC-Pentagon
> sebagai salah satu pemimpin
> dunia pertama yg menyatakan anti teror dengan
> mengunjungi AS. Karena saya
> bukan pengamat Mega, silahkan diteruskan saja
> daftarnya. Intinya, ada daftar
> panjang pidato dan perbuatan Megawati yang layak
> mendapat apresiasi tinggi
> dalam konteks perdamaian Indonesia dan Dunia.
>
> 1.      Saya pikir bagus sekali jika ada LSM
> perdamaian , apakah dari Indonesia
> atau internasional atau dua-duanya, mengampanyekan
> nominasi Megawati untuk
> Nobel Perdamaian itu. Para diplomat dan Deplu RI
> bisa memberi kontribusi
> pula, tanpa terjerat diplomasi murahan tentunya.
>
> 2.      Ini kesempatan Indonesia meraih nobel, Nobel
> Perdamaian, disamping
> meneruskan upaya selama ini bagi Pramoedya Ananta
> Toer untuk Nobel Sastra.
>
> 3.      Jika Nobel Perdamaian ini bisa diraih bangsa
> Indonesia, kita pun bisa
> berharap yang sama supaya gerakan separatisme dan
> konflik Papua juga
> berproses dan berakhir  dengan Perdamaian. Begitu
> pula dengan
> konflik-konflik lain dan upaya perdamaian lain yang
> bisa diteruskan dan
> menjadi patokan kunci di seluruh wilayah NKRI, Asean
> dan  Pasifik Selatan.
> Kita berharap apresiasi dan kampanye perdamaian
> sekaligus  penolakan
> kekerasan tetap mendapat tempat terhormat dalam
> setiap pergulatan kehidupan
> manusia. Universalisme.
>
> 4.      Megawati sendiri sempat tidak popular
> gara-gara meng-endorse pencalonan
> Gubernur DKI lalu yang dituduh terlibat Peristiwa
> Juli. Begitu juga soal isu
> TKI di Nunukan dan isu Jaksa Agung Rahman di mana
> Megawati banyak dikritik.
> Begitu juga konteks pemilu presiden 2004,  yakni
> kekuatiran jika nominasi
> ataupun pemilihan Megawati untuk Nobel Perdamaian
> ini menjadi modal kampanye
> pencalonannya.  Tapi, semua isu  ini mestinya jangan
> menciptakan
> ketidakrelaan para oposan Megawati  dalam konteks
> Nobel ini. Kita harus
> berpikir luas, untuk kepentingan dan kehormatan
> bangsa. Keberhasilan Mega
> harus dibaca sebagai reputasi anak bangsa.
>
> Saya pikir isu Nobel ini perlu diwacanakan dan
> dikampanyekan.
> Menurut Anda?
>
> Salam dari jauh.
> ramadhan pohan
> washington, dc
> ##
>
> Office of the Press Secretary
> December 9, 2002
>
> Statement by the President
>
> I congratulate the Government of Indonesia and the
> Leadership of the Free
> Aceh Movement on the peace agreement signed on
> December 9th. The United
> States strongly supports this courageous effort to
> end a conflict that has
> cost thousands of innocent lives in Aceh and torn at
> the fabric of Indonesia
> for almost three decades. I commend President
> Megawati and the people of
> Aceh for choosing the path of reconciliation over
> the path of violence. I
> applaud the determined efforts of the Henri Dunant
> Center which made this
> agreement possible.
>
> The United States strongly supports the agreement's
> monitoring mechanisms,
> which will ensure that both sides follow through on
> their commitments. We
> welcome decisions by the Governments of Thailand and
> the Philippines to
> deploy monitors in support of that mission. To
> reinforce the peace, the
> United States will work closely with Japan,
> Australia, and Indonesia's other
> partners in the coming months to provide
> humanitarian and reconstruction
> assistance for Aceh.
>
> Today's agreement demonstrates that Indonesia's
> efforts to fight terror and
> maintain a united Indonesian nation are fully
> compatible with principled
> efforts to address legitimate political grievances.
> The agreement offers the
> hope of greater autonomy and respect for the people
> of Aceh. I call on all
> parties to the agreement to faithfully meet their
> commitments and build the
> better future that all peace-loving Indonesians
> expect and deserve.
>
> # # #
>
>
>
>
_________________________________________________________________
> Add photos to your messages with MSN 8. Get 2 months
> FREE*.
> http://join.msn.com/?page=features/featuredemail


=====


__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com

Kirim email ke