---------- Forwarded message ----------
From: INSAN KAMIL <[EMAIL PROTECTED]>
Date: May 16, 2005 9:55 AM
Subject: [PESANTREN INSAN KAMIL INDONESIA] Cerita Baru atau Baru Ini Cerita ?
To: [EMAIL PROTECTED]


Manajemen Qalbu - Aa Gym
04 Mar 05 07:33 WIB

Berbakti Pada Orang Tua

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar Ditulis Untuk Harian Waspada 

Saudaraku, sungguh pengorbanan orangtua kita adalah hutang. Walau
ditebus nyawa sekalipun rasa-rasanya tidak akan terbayar. Allah SWT
dalam surat Al Isra ayat 23 berfirman: Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat
baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Begitu santunnya Islam mengajarkan penghormatan kepada orangtua. Bukan
saja dari raut muka, bahkan perkataan ah! saja sudah terlarang dalam
Islam. Apalagi menghardik dan bersikap keras atau kasar. Bahkan kita
dilarang untuk memaki ibu bapak orang lain, sebab setiap kali kita
memaki-maki orangtua orang lain, maka bisa jadi akan mengundang orang
itu untuk memaki orangtua kita. Dan itu adalah kezhaliman bagi
orangtua.
Harusnya kata-kata yang mulia saja yang keluar dari lisan kita.
Beruntunglah bagi siapapun yang orangtuanya masih ada, karena jikalau
orangtua sudah terbungkus kain kafan, kita tidak bisa lagi mencium
tangannya atau menatap wajahnya. Karena itu kita harus memiliki tekad
yang sangat kuat untuk berbakti pada orangtua. Minimal kita berhenti
dari menyakiti hati orangtua hingga tidak ada luka yang ditoreh di
hatinya.
Syukur kalau kita sudah bisa menyenangkannya dan diberkahi manfaat
besar bagi dunia dan juga akhiratnya. Yang paling penting dalam
menghormati orangtua bukanlah hanya dengan memberinya harta. Namun
yang paling dibutuhkan adalah akhlaq dari anaknya.
Apalah artinya anak kaya, anak bergelar, anak berpangkat, tetapi tidak
berakhlaq kepada ibu bapaknya? Dan akhlaq inilah sebenarnya kekayaan
termahal yang bisa membuat sang anak doanya diijabah oleh
Allah,sehingga bisa menyelamatkan memuliakan ibu bapaknya. Betapa yang
dirindukan orangtua itu senyum manis yang tulus dari anaknya serta
ketawadluan.
Oleh karena itu jangan beli orangtua dengan harta. Harta itu hanya
secuplik. Apalah artinya kita ngasih uang, tapi uang itu dilemparkan
ke depan wajahnya? Mudah-mudahan, kita semua dapat benar-benar
menyadari bahwa orangtua itu tidak terbeli kecuali oleh kemuliaan
akhlaq. Sosok orangtua memang tidak selalu sesuai dengan harapan kita.
Kita tidak bisa mengharapkan sosok ibu atau bapak seideal seperti yang
dicontohkan Rasulullah Saw dan istrinya. Tapi justru kita harus
mencari kelebihan-kelebihan mereka untuk kita syukuri. Sedangkan soal
kekurangannya kita harus ada dibarisan yang paling depan untuk
membantunya agar luput dan selamat dari kehinaan karena
kekurangan-kekurangan itu. Bagaimanapun keadaan orangtua kita, darah
dagingnya melekat pada diri kita. Jika mereka belum shalih dan
shalihah, kita yang harus mati-matian meminta kepada Allah supaya
orangtua kita mendapat hidayah. Kalau orangtua masih bergelimang dosa,
kita yang harus berjuang keras supaya diampuni oleh Allah. Kalau belum
taat, kita yang harus membuktikan bahwa diri kita sendiri adalah orang
yang sedang berjuang keras ke arah ketaatan itu. Setiap orang
berproses, ada yang awalnya kurang ilmu, namun lambat laun ilmunya
bertambah. Jadi kita harus sikapi kekurangan orangtua kita dengan
kelapangan hati. Bagaimanapun juga, tidak ada manusia yang sempurna.
Oleh karena itu, mudah-mudahan tekad kita semakin kuat untuk
memuliakan orangtua kita. Amiin

WASPADA Online 

--
Posted by INSAN KAMIL to PESANTREN INSAN KAMIL INDONESIA at 5/16/2005
09:34:00 AM

-- 
Best Regards,

Valburyman

Kirim email ke