Salah satu materi pelajaran SMP yang dijadikan Ujian Akhir Nasional kita 
ibaratkan saja dengan huruf A, huruf B, sampai huruf Z. Jadi ada 26 huruf.
 
     Sepupu A memahami semuanya. Sehingga memperoleh nilai 26/26 x 10 = 10
     Sepupu B memahami A sampai T (20 huruf). Sehingga memperoleh nilai 20/26 x 
10 = sekitar 7,7
     Sepupu C memahami B - W (22 huruf), Sehingga memperoleh nilai 22/26 x 10 = 
sekitar 8,5
     Sepupu D memahami G - Y (19 huruf). Sehingga memperoleh nilai 19/26 x 10 = 
sekitar 7,3 
     Dewiyana memahami A - L (12 huruf). Sehingga memperoleh nilai 12/26 x 10 = 
sekitar 4,6

     Menurut aturan, nilai di bawah 5 dianggap tidak lulus. Dengan demikian 
Sinta dinyatakan tidak lulus. Sedangkan 4 orang sepupunya lulus.

     Walaupun demikian, Sinta memahami A-L dari berbagai sisi. Antara lain :

     A kecil sampai L kecil
     A miring sampai L miring
     A kuruf sampai L kurus
     A kuning sampai L kuning
     dan seterusnya sampai pada pikirannya ada ratusan item. Sekitar 40 
persennya bisa diaplikasikan untuk kepentingan banyak orang, sekaligus 
menunjang karirnya. 

     Pendidikan formal memang menetapkan Sinta tidak lulus. Tetapi kenyataannya 
ia mempunyai pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak dengan 
bermodalkan huruf A sampai huruf L, sekaligus menunjang karirnya. 

    Albert Einstein aja mengalami hal demikian dalam bentuk lain. 

     Hendaknya ini menjadi renungan kita dalam menyikapi penilaian seputar 
pendidikan kerabat kita sendiri. Jangan terjebak pola berpikir modis (menilai 
prestasi seseorang berdasarkan pola yang sedang tren). 


Salam,

Nasrullah Idris






     



Kirim email ke