secara teori probability antara 0 dan 1
ada yang pasti terjadi.. (1) dan yg g mungkin terjadi...(0)....
nah kalo yg sulis bilang sepertinya peluangnya ada meski mungkin kecil he2....





----- Original Message ----
From: Furqon Azis <[EMAIL PROTECTED]>
To: PPIBelgia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, May 6, 2008 1:30:26 PM
Subject: Re: [PPIBelgia] SEJARAH KEBIJAKAN EKONOMI OLEH MAFIA BERKELEY


kemungkinan mah selalu ada (berdasarkan ilmu statistika)
betul pan kang tyo?




2008/5/6 Sulistiono Kertawacana <[EMAIL PROTECTED] com>:

Mungkinkah akan ada Hugo Chavez versi Indonesia di
2009? hehehe

Kind regards,
Sulistiono Kertawacana



Furqon Azis wrote: 
Apakah Pak Harto mengambil kebijakan-kebijakan yang sangat salah
sehingga "keberhasilan" pembangunan ekonomi yang didengung-dengungka n
itu buat saya (dan saya yakin juga buat sangat banyak orang lainnya)
adalah semu atau palsu ! 

Sebagai Presiden dengan sistem presidensiil, tanggung jawab
terakhir memang ada pada pundak Presiden. Tetapi secara substantif Pak
Harto tidak paham tentang ekonomi. Karena itu yang menjadi krusial
adalah memilih orang-orang yang tepat. Tepatkah pilihan Pak Harto yang
jatuh pada para ekonom dari kelompok Berkeley Mafia ? 

Menurut saya bukan hanya salah, inilah malapetaka yang paling
besar. Sri Sultan Hemengkubuwono IX dan Adam Malik yang mengawal mereka
dalam pertemuan pertama dengan kekuatan-kekuatan internasional, yaitu
pertemuan di Jenewa di bulan November tahun 1967 juga tidak bisa
disalahkan sepenuhnya atas dasar keawaman mereka dalam bidang ekonomi. 

SEJARAH KEBIJAKAN EKONOMI OLEH BERKELEY MAFIA 

Marilah sekarang kita telusuri bagaimana kronologi atau urut-urutan
kejadiannya? Yang saya kemukakan bukan temuan dan pendapat saya, tetapi
temuan dan pendapat orang-orang Inggris dan Amerika. Ceriteranya adalah
sebagai berikut. 

Izinkan saya sekarang mengutip observasi dari seorang wartawan
terkemuka berkewarganegaraan Australia yang bermukim di Inggris, yaitu
John Pilger yang membuat film dokumenter tentang Indonesia dan juga
telah dibukukan dengan judul : "The New Rulers of the World". Dua orang
lainnya adalah Prof. Jeffrey Winters, guru besar di North Western
University, Chicago dan Dr. Bradley Simpson yang meraih gelar Ph.D.
dengan Prof. Jeffrey Winters sebagai promotornya. Yang satu berkaitan
dengan yang lainnya, karena beberapa bagian penting dari buku John
Pilger mengutip temuan-temuannya Jeffrey Winters dan Brad Simpson. 

Sebelum mengutip hal-hal yang berkaitan dengan Indonesia, saya
kutip pendapatnya John Pilger tentang Kartel Internasional dalam
penghisapannya terhadap negara-negara miskin. 

Saya kutip : 

"Dalam
dunia ini, yang tidak dilihat oleh bagian terbesar dari kami yang hidup
di belahan utara dunia, cara perampokan yang canggih telah memaksa
lebih dari sembilan puluh negara masuk ke dalam program penyesuaian
struktural sejak tahun delapan puluhan, yang membuat kesenjangan antara
kaya dan miskin semakin menjadi lebar. Ini terkenal dengan istilah
"nation building" dan "good governance" oleh "empat serangkai" yang
mendominasi World Trade Organisation (Amerika Serikat, Eropa, Canada
dan Jepang), dan triumvirat Washington (Bank Dunia, IMF dan Departemen
Keuangan AS) yang mengendalikan setiap aspek detil dari kebijakan
pemerintah di negara-negara berkembang. Kekuasaan mereka diperoleh dari
utang yang belum terbayar, yang memaksa negara-negara termiskin
membayar $ 100 juta per hari kepada para kreditur barat. Akibatnya
adalah sebuah dunia, di mana elit yang lebih sedikit dari satu milyar
orang menguasai 80% dari kekayaan seluruh umat manusia." 
Saya ulangi sekali lagi paragraf yang sangat relevan dan krusial, yaitu
yang berbunyi : 

"Their power derives largely from an unrepayable debt that forces
the poorest countres...." atau "Kekuatan negara-negara penghisap didasarkan 
atas utang besar yang
tidak mampu dibayar oleh negara-negara target penghisapan." 

John Pilger mengutip temuan, pernyataan dan wawancara dengan
Jeffrey Winters maupun Brad Simpson. Jeffrey Winters dalam bukunya yang
berjudul "Power in Motion" dan Brad Simpson dalam disertasinya
mempelajari dokumen-dokumen tentang hubungan Indonesia dan dunia Barat
yang baru saja menjadi tidak rahasia, karena masa kerahasiaannya
menjadi kadaluwarsa. 

Saya kutip halaman 37 yang mengatakan : 

"Dalam
bulan November 1967, menyusul tertangkapnya 'hadiah terbesar', hasil
tangkapannya dibagi. The Time-Life Corporation mensponsori konferensi
istimewa di Jenewa yang dalam waktu tiga hari merancang
pengambil-alihan Indonesia. Para pesertanya meliputi para kapitalis
yang paling berkuasa di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller.
Semua raksasa korporasi Barat diwakili : perusahaan-perusaha an
minyak
dan bank, General Motors, Imperial Chemical Industries, British
Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear,
The International Paper Corporation, US Steel. Di seberang meja adalah
orang-orangnya Soeharto yang oleh Rockefeller disebut "ekonoom-ekonoom
Indonesia yang top". 

"Di Jenewa, Tim Sultan terkenal dengan sebutan 'the Berkeley
Mafia', karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari
pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di
Berkeley. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal
yang diinginkan oleh para majikan yang hadir. Menyodorkan butir-butir
yang dijual dari negara dan bangsanya, Sultan menawarkan : …… buruh
murah yang melimpah….cadangan besar dari sumber daya alam ….. pasar
yang besar." 
Di halaman 39 ditulis : 
"Pada
hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi, sektor demi sektor. 'Ini
dilakukan dengan cara yang spektakuler' kata Jeffrey Winters, guru
besar pada Northwestern University, Chicago, yang dengan mahasiwanya
yang sedang bekerja untuk gelar doktornya, Brad Simpson telah
mempelajari dokumen-dokumen konperensi. 'Mereka membaginya ke dalam
lima seksi : pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar lain,
industri ringan di kamar lain, perbankan dan keuangan di kamar lain
lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi
yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka
dan para investor lainnya. Kita saksikan para pemimpin korporasi besar
ini berkeliling dari satu meja ke meja yang lain, mengatakan : ini yang
kami inginkan : ini, ini dan ini, dan mereka pada dasarnya merancang
infra struktur hukum untuk berinvestasi di Indonesia. Saya tidak pernah
mendengar situasi seperti itu sebelumnya, di mana modal global duduk
dengan para wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat
dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam
negaranya sendiri. 

Freeport mendapatkan bukit (mountain) dengan tembaga di Papua Barat
(Henry Kissinger duduk dalam board). Sebuah konsorsium Eropa mendapat
nikel Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapat bagian terbesar dari
bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan-perusaha an Amerika,
Jepang dan
Perancis mendapat hutan-hutan tropis di Sumatra, Papua Barat dan
Kalimantan. Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang
dengan buru-buru disodorkan kepada Soeharto membuat perampokan ini
bebas pajak untuk lima tahun lamanya. Nyata dan secara rahasia, kendali
dari ekonomi Indonesia pergi ke Inter Governmental Group on Indonesia
(IGGI), yang anggota-anggota intinya adalah Amerika Serikat, Canada,
Eropa, Australia dan, yang terpenting, Dana Moneter Internasional dan
Bank Dunia." 
John Perkins 

Benarkah sinyalemen John Pilger, Joseph Stiglits dan masih banyak
ekonom AS kenamaan lainnya bahwa utanglah yang dijadikan instrumen
untuk mencengkeram Indonesia ? 

Dalam rangka ini, izinkankanlah saya mengutip buku yang
menggemparkan. Buku ini ditulis oleh John Perkins dengan judul : "The
Confessions of an Economic Hitman", atau "Pengakuan Seorang Perusak
Ekonomi". Buku ini tercantum dalam New York Times bestseller list
selama 7 minggu. Saya kutip sambil menterjemahkannya ke dalam bahasa
Indonesia sebagai berikut. 

Halaman 12 : 
"Saya
hanya mengetahui bahwa penugasan pertama saya di Indonesia, dan saya
salah seorang dari sebuah tim yang terdiri dari 11 orang yang dikirim
untuk menciptakan cetak biru rencana pembangunan pembangkit listrik
buat pulau Jawa." 
Halaman 13 : 
"Saya
tahu bahwa saya harus menghasilkan model ekonomterik untuk Indonesia
dan Jawa. Saya mengetahui bahwa statistik dapat dimanipulasi untuk
menghasilkan banyak kesimpulan, termasuk apa yang dikehendaki oleh
analis atas dasar statistik yang dibuatnya." 
Halaman 15 : 
"Pertama-tama
saya harus memberikan pembenaran (justification) untuk memberikan utang
yang sangat besar jumlahnya yang akan disalurkan kembali ke MAIN
(perusahaan konsutan di mana John Perkins bekerja) dan
perusahan-perusahaa n Amerika lainnya (seperti Bechtel,
Halliburton,
Stone & Webster, dan Brown & Root) melalui penjualan
proyek-proyek raksasa dalam bidang rekayasa dan konstruksi. Kedua, saya
harus membangkrutkan negara yang menerima pinjaman tersebut (tentunya
setelah MAIN dan kontraktor Amerika lainnya telah dibayar), agar negara
target itu untuk selamanya tercengkeram oleh kreditornya, sehingga
negara pengutang (baca : Indonesia) menjadi target yang empuk kalau
kami membutuhkan favours, termasuk basis-basis militer, suara di PBB,
atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya." 
Halaman 15-16 : 
"Aspek
yang harus disembunyikan dari semua proyek tersebut ialah membuat laba
sangat besar buat para kontraktor, dan membuat bahagia beberapa
gelintir keluarga dari negara-negara penerima utang yang sudah kaya dan
berpengaruh di negaranya masing-masing. Dengan demikian ketergantungan
keuangan negara penerima utang menjadi permanen sebagai instrumen untuk
memperoleh kesetiaan dari pemerintah-pemerint ah penerima utang.
Maka
semakin besar jumlah utang semakin baik. Kenyataan bahwa beban utang
yang sangat besar menyengsarakan bagian termiskin dari bangsanya dalam
bidang kesehatan, pendidikan dan jasa-jasa sosial lainnya selama
berpuluh-puluh tahun tidak perlu masuk dalam pertimbangan." 
Halaman 15 : 
"Faktor
yang paling menentukan adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Proyek
yang memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDB harus
dimenangkan. Walaupun hanya satu proyek yang harus dimenangkan, saya
harus menunjukkan bahwa membangun proyek yang bersangkutan akan membawa
manfaat yang unggul pada pertumbuhan PDB." 
Halaman 16 : 
"Claudia
dan saya mendiskusikan karakteristik dari PDB yang menyesatkan.
Misalnya pertumbuhan PDB bisa terjadi walaupun hanya menguntungkan satu
orang saja, yaitu yang memiliki perusahaan jasa publik, dengan
membebani utang yang sangat berat buat rakyatnya. Yang kaya menjadi
semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin. Statistik akan
mencatatnya sebagai kemajuan ekonomi." 
Halaman 19 : 
"Sangat
menguntungkan buat para penyusun strategi karena di tahun-tahun enam
puluhan terjadi revolusi lainnya, yaitu pemberdayaan
perusahaan-perusaha an internasional dan organisasi-organisa si
multinasional seperti Bank Dunia dan IMF." 
Bab tiga khusus tentang Indonesia dengan judul : "Indonesia, pelajaran
buat Penghancur Ekonomi". 

Halaman 21 : 
"Prioritas
dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat ialah supaya Suharto
melayani Washington seperti yang dilakukan oleh Shah Iran. AS juga
mengharapkan bahwa Indonesia akan menjadi model buat negara-negara di
sekitarnya. Washington mendasarkan sebagian dari strateginya pada
asumsi bahwa manfaat yang diperoleh dari Indonesia akan mempunyai
dampak positif pada seluruh dunia Islam, terutama di Timur Tengah yang
eksplosif. Dan kalau itu tidak cukup, Indonesia mempunyai minyak. Tidak
seorangpun yang mengetahui dengan pasti tentang besarnya dan kualitas
dari cadangan minyaknya, tetapi para akhli seismologi sangat antusias
tentang kemungkinan - kemungkinannya." 
Halaman 28 : 
"Akhirnya
kepada kami diberikan keanggotaan dari Bandung Golf & Racket Club
yang ekslusif, dan kami bekerja dalam kantor cabang Bandung dari
Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN), perusahaan listrik yang dimiliki
oleh pemerintah." 
Dari sanalah John Perkins dengan Tim-nya beroperasi, yang didukung
sepenuhnya oleh para anak bangsa yang menjadi pengkhianat terhadap
rakyat dan bangsanya sendiri. 

Oleh Kwik Kian Gie  
    


      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

Kirim email ke