> Perfilman Indonesia ambruknya dulu karena film macam ini yang mendominasi
> karena tidak berbobot baik dari segi cerita apa lagi skenario maupun
teknisnya..
> cuma ngeksplore napsu untuk ngedulang dokat bin hepeng..
> ntar napsu dah bosen mati lagi nech bisnis cari lagi yang lain..
>
> Bikin judul yang cepat menarik perhatian tp isinya ga seheboh judul
> Biar orang-orang yang ga rasional mudah terjebak aja..
>
>
> sekarang ketika perfilman mencoba bangkit, kembali di rusak ama yang
beginian
> coy..
>

You've got the message, dude...! (Jadi inget You've Got Mail-nya Tom
Hanks... hehehee)
Di akhir 80-an sampai awal 90-an, perfilman kita didominasi film
esek-esek... (Thanks to Rosihan Anwar yang telah menyarankan ini kepada para
filmmaker...) Dalam setaon bisa sampe 90-an judul yang sebagian besar berbau
esek-esek. Dan seperti kita tahu kemudian, masyarakat akhirnya bisa memilih
juga, mengalami pendewasaan, film jenis tersebut akhirnya masuk liang kubur.

Bagaimana dengan situasi sekarang? Film Indonesia mulai bangkit dan
pendorongnya adalah para filmmaker muda, yang memiliki logika bisnis
sendiri, tidak seperti Raam Punjabi dan sejenisnya. Ketika Raam dkk,
coba-coba peruntungan di bisnis ini, ya biarin aja. Masyarakat kita sudah
semakin cerdas dan dewasa. Liat saja, dibandingkan A2DC, penonton BCG masih
jauh amat bukan? Orang "buang" duit nonton sampe 50rb untuk nonton film di
layar bioskop kalo cuman dapat esek-esek, ya ngapain? Wong di dvd bajakan
full bokep aja cuman 8 ribu!!



> Untuk MUI sebagai lembaga perkumpulan ahli agama BERHAK mengawal moral
ummatnya
> ga tau lembaga agama lain yang mungkin "kalah kritis" atau memang
ajarannya
> lebih toleran dalam moral atau bahkan membolehkan???ga tau tuch..
>

Hehehee....  rada nyasar-nyasar nih komentarnya. Persoalan bukan kritis ato
tidak, tapi reaksioner atau tidak... :P

> Coba bung daniel menjawab pertanyaan Saya, Seandainya kita melarang atau
> menghimbau orang untuk menonton, patutkah kita sendiri malah menonton? apa
> keistimewaan kita dari orang yang kita larang atau himbau?

Hehehee....  Mari kita berandai-andai barang sedikit. Andaikan Anda sekarang
adalah Aa Gym. Umat Anda bertanya: Mengapa Aa kami tidak bisa menonton? Dan
jawaban Anda adalah: Karena film itu mengajak zinah? Kemudian sang umat
bertanya lagi: Apa memang ada adengan ciuman di film tersebut Aa? Dan
jawaban Anda adalah: "Tau akh gelap, wong nonton saja saya belum!!"  Ketika
sang umat mencecar lagi: Aa sebenarnya film itu mo ngomongin apa sih? Aa pun
dengan geram menjawab: "Udah dibilang ngajak zinah, kog masih nanya-nanya
lagi sih!!!"

Saya kira tidak
> perlu kita terjebak slogan atau judul amoral untuk berkomentar, dari
jawaban
> anda akan terlihat tingkat etika moral anda
>

Weih... nyasar-nyasar lagi nih. Tapi, sekali lagi, saya tidak sedang
ngomongin moralitas, tapi penyikapan terhadap industri perfilman.


> Kalau mengandalkan percaya mutlak mekanisme LSF dalam meloloskan film, apa
> kelebihan orang-orang di LSF dari kepolisian yang mengeluarkan SIM, RT/RW
> hingga kelurahan yagn mengeluarkan KTP bahkan BPN yang mengeluarkan
sertifikat
> tanah, hakim yang memutuskan kasus di pengadilan???? memang tidak semuanya
tapi
> mayoritas kata orang dikampung mah:Uang yang mengatur negara ini bang..
>

Hmm.... ini dia nih yang membuat negeri kita kacau-beliau. Kita terlalu
gampang meng-underestimate pihak lain.


> Anda tidak yakin ada anak MUI yang tidak pernah ciuman sebelum menikah
karena
> memang anda selama ini hidup dalam lingkungan yang demikian belum pernah
> melihat orang yang memiliki integritas tinggi dalam hal moral.. masih
banyak
> bung..
>

Duh, maaf banget nih... kebetulan saya kenal dengan salah seorang keluarga
anggota MUI karena kebetulan anaknya teman saya.


> Yaah.. saya bisa memahami orang macam anda akan mudah kehabisan pikiran
karena
> lebih dominan perasaan alias napsu doang X yeey seperti ada joke yang
bilang:
> otak orang Indonesia (kebanyakan) kalo boleh dijual akan berharga paling
mahal
> karena kagak pernah dipake.. hidupnya cuma pake insting spt kucing X
yeey..
>

Hahahaha.... underestimate lagi dikau lae...  Sayang sekali, saya tidak
memiliki "otak orang Indonesia". Yang saya punya adalah "otak Daniel
Siburian" :P


salam underestimate,


dans




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi.4t.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke