fyi ----- Original Message ----- From: Nana Djumhana Sent: Friday, August 20, 2004 6:39 AM Subject: Mimbar Jum'at 188 : KEMERDEKAAN
Assalamu'alaikum wr.wb. Allah berfirman, bismillahirrahmaanirrahiim, "Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung-jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah dengan Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan sesuai dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya" (QS Al An aam 159-160) "Dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaNya dan sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang" (QS Al An aam 165). Maha benar segala firman Allah, tiada yang patut disembah kecuali Allah yang maha sempurna ciptaanNya di seluruh alam jagat raya yang maha luas ini. Tiada sekutu atau sesuatu apapun yang setara dengan Allah yang maha esa dan maha kuasa. Dan tiada yang patut dipanjatkan kepada Allah kecuali segala ungkapan rasa syukur atas segala anugerahNya yang berlimpah ruah tak terhitung banyaknya, atas seluruh kasih sayangNya yang tak pernah pilih kasih kepada hambaNya, atas segala nikmat kehidupan yang telah diberikan kepada kita semua. Dan atas izinNya pula kita masih dipertemukan kembali melalui mimbar ini yang pekan lalu absen dan sekarang hadir di pagi hari Jum'at pertama di bulan Rajab (4 Rajab 1425 H) atau bertepatan dengan tanggal 20 Agustus 2004, dengan pokok bahasan berkaitan dengan memperingati proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus yang lalu. Namun sebelumnya, selaku umat Nabi Muhammad salallahu alaihi wasalam, sebagaimana perintah Allah "Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat (menghormat) kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman, shalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS Al Ahzab 56). Semoga curahan shalawat dan salam senantiasa turun kepada beliau, seluruh keluarganya, para sahabatnya, dan semua pengikutnya sepanjang jaman yang selalu mengikutinya untuk mendakwahkan Islam di mana saja. Muslimin dan muslimat dimana saja berada, Bilal, seorang budak Habsyi yang bekerja di rumah Umayah bin Khalaf salah seorang pemimpin musyrik Makkah. Bilal telah mendengar berita tentang munculnya seorang Nabi yang membawa risalah Islam. Meskipun Bilal tahu bahwa tuannya Umayah benci kepada Nabi saw dan risalah yang dibawanya, namun ia tetap pergi menjumpai Rasulullah dan memeluk Islam. Hatinya penuh dengan cahaya Islam yang dengan itu kekallah akidah Islam dalam dadanya, yang menjadikannya lebih mulia dan siap menghadapi segala akibatnya meskipun harus mengorbankan nyawanya. Dan ketika Umayah tuannya mengetahui keislaman Bilal, maka Umayah berusaha dengan segala cara agar budaknya itu kembali kepada kemusyrikan, namun ternyata Umayah kehabisan akal, bagaimana mungkin budaknya berani melawan tuannya, bagaimana budaknya berani memeluk agama yang dibenci dan dimusuhinya, sehingga Umayah hendak menyiksanya dengan memerintahkan sekelompok pemuda untuk menjerat leher Bilal dan mengkirabnya ke sekeliling jalan di Makah dengan diiringi umpatan, ejekan dan hinaan. Kemudian mereka membawanya ke luar kota Makah, menelanjanginya di tengah padang pasir yang panas hingga kulitnya terpanggang, dan ditindihi badannya dengan batu yang panas, dan mereka menunggu jawaban Bilal agar kembali kepada agama nenek-moyangnya dan meninggalkan Islam. Namun apa yang terjadi ? Bilal hanya mengeluarkan kata-kata : "Ahad, ahad, ahad!", sehingga membuat Umayah makin berang dan menjadi putus asa seraya keheranan melihat sikap Bilal tersebut yang tetap kokoh mempertahankan aqidah Islam. Pada saat itu lewatlah Abu Bakar ke tempat Bilal disiksa, kemudian dia berkata kepada Umayah : "Apakah engkau mau menjual budakmu ini kepadaku ?". Spontan Umayah setuju dengan tawaran Abu Bakar, kemudian Abu Bakar membeli dan membebaskan Bilal sebagai orang yang merdeka. Sebenarnya Bilal telah merdeka bathinnya sejak memeluk Islam, meskipun secara fisik belum, saat masih menjadi budak Umayah. Dan ketika Abu Bakar membebaskannya, maka Bilal telah merdeka lahir dan bathin. Dan ketika terjadi Perang Badar antara kaum muslimin dan kaum musyrikin, Bilal mampu dengan pedangnya membunuh bekas tuannya, Umayah. Karena suaranya yang bagus, Bilal kemudian dikenal sebagai tukang adzan pada masa Nabi saw. Malam telah larut ketika pemuda Sa'ad bin Abi Waqqash terjaga dari mimpi yang mencemaskannya. Dalam mimpinya ia terbenam dalam kegelapan, kerongkongan terasa sesak untuk bernafas dimana keadaan sekelilingnya gelap gulita, dan dalam keadaan dahsyat seperti itu, tiba-tiba ia melihat cahaya cemerlang dari langit yang terang benderang, sehingga menyinari dunia dengan kemilau cahaya itu, lalu ia seperti melihat tiga orang lelaki, yang setelah diamati ternyata itu adalah Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar bin Abi Quhafah dan Zaid bin Haritsah. Tersadar dari mimpi itu Sa'ad duduk merenungi mimpinya dan tak dapat tidur sampai pagi dengan penuh tanda tanya dalam hatinya. Ketika makan bersama ibunya di pagi harinya, ia tidak mau menceritakan mimpinya itu. Sa'ad adalah pemuda yang sangat menyayangi dan taat kepada ibunya. Namun ketika ibunya kemudian mengetahui Sa'ad telah masuk Islam, maka ibunya bersumpah tidak akan mengajaknya berbicara, tidak akan makan-minum bersama sampai Sa'ad kembali kepada agama nenek-moyangnya. Kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah saw, yang kemudian turun firman Allah "Dan jika kedua (orang-tua)nya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka kamu janganlah mengikuti keduanya. Dan pergaulilah keduanya itu di dunia dengan baik" (QS Luqman 15). Sa'ad sangat mencintai Allah dan RasulNya, dan tetap menyayangi ibunya, meskipun tidak mentaatinya untuk menyembah berhala. Ketika Umar menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar, Sa'ad bin Abi Waqqash menjadi panglima perang yang sangat terkenal kepahlawanannya, yang mampu mengalahkan imperium Romawi dan Persia. Sa'ad pada hakekatnya telah menjadi manusia merdeka yang sejati ketika memilih Islam, meskipun sebelumnya ia secara fisik adalah orang yang merdeka. Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah, Untuk kesekian kalinya kita memperingati proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, setelah terlepas dari belenggu penjajahan bangsa lain. Sehingga seperti tahun-tahun sebelumnya peringatan ini diperingati dengan upacara dan berbagai perlombaan dalam merayakannya. Seluruh anak bangsa larut dalam suka cita dengan segenap kemeriahannya, meskipun dari dua ratus juta lebih penduduk Indonesia ada sebagian kecil rakyat dalam penderitaan akibat penggusuran, kebakaran ataupun korban ketidak-adilan pemerintah atau teraniaya oleh sekelompok orang yang berkuasa. Semua keceriaan itu sangat wajar, bahkan mungkin sebuah bentuk kesyukuran yang sepatutnya bagi bangsa yang lepas dari penjajahan bangsa lainnya, seperti Bilal, seorang budak dari Umayah yang kemudian dibebaskan oleh Abu Bakar, pada kisah di atas. Masalahnya, tidak semua budak yang merdeka kemudian menjadi benar-benar merdeka seperti Bilal, yang setelah merdeka memang mampu mengentaskan dirinya bisa benar-benar sejajar, atau bahkan lebih mulia dari bekas tuannya. Namun ada juga bekas budak yang kemerdekaannya bersifat semu, yang jasmaninya saja merdeka, tetapi ruhaninya masih mengidap mental budak, sehingga tak pernah bisa sejajar dengan bekas tuannya, apalagi bisa lebih mulia dari bekas tuannya. Senantiasa masih tertunduk-tunduk saat berhadapan dengan sesama orang merdeka, tak punya kepribadian yang kuat, hanya ikut-ikutan orang lain saja. Kawan-kawannya mabuk, ia ikut menghilangkan akalnya. Tetangganya mengumbar aurat, ia ikut telanjang. Saudaranya menawarkan kolusi, ia ketagihan korupsi. Tuannya menawarkan riba, ia mau-maunya dijerat hutang. Tetapi semuanya itu ia lakukan dengan bangga, ia mengira dengan begitu telah menjadi manusia merdeka dan modern, padahal sebenarnya ia menjadi manusia yang terbelenggu dan terbelakang. Bila dikiaskan dengan bekas budak di atas, maka jenis manakah kita atau manusia Indonesia sekarang ini ? Apakah kita seperti Bilal, menjadi bangsa yang mampu mengentaskan diri setelah merdeka, sehingga mampu sejajar atau bahkan lebih mulia kedudukannya dengan bekas penjajahnya ? Apakah Indonesia telah sejajar dengan Belanda atau Jepang ? Sepertinya masih jauh panggang dari api. Barangkali kita seperti jenis bekas budak yang kedua, yang secara resmi merupakan bangsa yang merdeka dan berdaulat, namun kenyataannya senantiasa takluk dan tertunduk-tunduk menghadapi bangsa lain, masih mau didikte oleh bangsa lain. Sehingga sebenarnya kita hanya mengalami kemerdekaan semu, seolah-olah bebas merdeka, tapi kenyataannya takluk dan didikte bangsa lain. Seolah-olah mandiri, tapi sebenarnya jadi 'kacung' dan masih seperti bebek yang gemar menguntit. Oleh karena itu, masih pantaskah kita bergembira ria merayakan kemerdekaan yang semu ini ? Apakah tidak sepantasnya kita menyesali karena selama ini kita masih tertipu oleh diri sendiri, dan kemudian kita bangkit untuk menjadi bangsa merdeka yang sejati ? Maka sebagai bangsa yang penduduknya mayoritas Islam, tidak ada cara lain untuk bisa merdeka yang sebenarnya, kecuali dengan kembali kepada ajaran Islam sesuai petunjuk Allah (Quran) dan RasulNya (hadits). Bukan mengikuti orang-orang tampaknya menawarkan solusi namun sebenarnya menjadi pemecah umat dan penghancur bangsa, seperti yang digambarkan pada firman Allah QS Al An'aam yang dikutipkan terjemahannya pada mukadimah mimbar ini. Solusi kembali kepada petunjuk Allah dan RasulNya akan menjadikan kita merdeka yang hakiki. Secara ruhani, kita terbebas dari penghambaan diri selain kepada Allah, hanya tunduk patuh kepada Allah dan RasulNya, bukan kepada bangsa atau ajaran lain. Secara jasmani, dengan menggunakan akal dan pikiran kita dan semangat kerja keras sebagai suatu bentuk ibadah kepada Allah, yakin kita akan mampu bangkit dan mensejajarkan diri dengan bangsa lain, bahkan akan lebih mulia dari mereka. Dunia akan kita dapatkan, akhiratpun insya Allah akan kita raih. Itulah kesuksesan dari kemerdekaan sejati. Mari bangun jiwa dan raga kita agar kemerdekaan ini tidak identik dengan konvensi dan ritualisme belaka. Kita akhiri mimbar ini, alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. Wassalamu'alaikum wr.wb. Nana Djumhana ....... <mailto:[EMAIL PROTECTED]> @petrochina.co.id [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi.4t.com *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/