Wah..wah..wah.. Gimana Bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain kalo Lebih mendahulukan kuantitas sebagai indikatot kreatifitas dari pada kualitas dari yang dihasilkan.. biaya yang harus dibayar untuk kuantitas yang dihasilkan sangat tidak sebanding dengan kualitas yang dihasilkan.. pantas saja hasil karya Bangsa Indonesia lebih banyak yang menuhin keranjang sampah dan menuai cemoohan bila para pemimpin dan kaum intelektualnya yang terpelajar dan terbiasa berdiskusi saja berpikir demikian.. Manusia yang prestasi kecerdasannya biasa-biasa saja dalam tetapi memiliki moralitas yang tinggi akan lebih bermanfaat hidup didunia ini dari pada manusia yang prestasi kecerdasannya sangat luar biasa tetapi memiliki moralitas rendah yang hanya akan menimbulkan kerusakan di muka bumi ini.. HIdup cuma sekali, pantang menyerah untuk menghasilkan kreatifitas yang bermutu yang dihasilkan oleh sistem mutu yang ketat..
-----Original Message----- From: Budhisatwati KUSNI [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 30, 2004 7:33 AM To: kmnu2000; [EMAIL PROTECTED]; ppiindia Subject: [ppiindia] BEBERAPA SENIMAN PROTES PELARANGAN "BURUAN CIUM GUE" Sumber: Harian Sinar Harapan, Jakarta, 27 Agustus 2004. BEBERAPA SENIMAN PROTES PELARANGAN "BURUAN CIUM GUE". Jakarta, Sinar Harapan "Kami menentang langkah sejumlah pihak, antara lain Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan KH Abdullah Gymastiar (AA Gym) yang menyatakan sikap mereka terhadap film Buruan Cium Gue! (BCG!) melalui tekanan, ancaman, dan penghakiman sepihak dengan mengatasnamakan moral bangsa." Demikian ungkap sejumlah tokoh dalam jumpa pers "Protes terhadap Pelarangan Film Buruan Cium Gue!" pada Kamis (26/8) di Teater Utan Kayu, Jakarta. "Kami tidak membela BCG, kami hanya protes terhadap pelarangannya. Ada bagian tertentu dari sebuah film yang dipotong saja kami tidak setuju, apalagi pencekalan," ujar Riri Riza ketika ditemui seusai acara. Sejak dirilis 5 Agustus lalu, film ini memang banyak mengundang protes. Pencekalan film ini bermula dari kecaman AA Gym melalui siaran televisi. AA Gym awalnya memprotes kata cium dalam judul film tersebut. Majelis Ulama Indonesia kemudian memprotes peredaran film tersebut di bioskop-bioskop. Kementerian Budaya dan Pariwisata kemudian mencabut izin peredarannya. Raam Punjabi, selaku produser dari Multivision Plus, berusaha melobi Menbudpar agar menunda pencabutan. Akhirnya, tanggal 20 Agustus lalu Lembaga Sensor Film (LSF) mencabut izin edar film tersebut di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Kata "cium" yang disamakan dengan kata "zina" menurut Riri merupakan suatu hal yang berlebihan. "Itu kan hanya istilah dari agama tertentu saja. Kenapa harus mengajak-ajak lembaga untuk melarang film ini. Kenapa tidak hanya menganjurkan masyarakat untuk tidak menonton film ini. Itu kan sudah cukup. Kontrol kan berasal dari diri kita sendiri," lanjutnya. Menurut Riri, Lembaga Sensor Film (LSF) yang harus bertanggung jawab. Seharusnya mereka mengganti namanya dengan Lembaga Klasifikasi Film Indonesia sejak tahun 1998 karena sensor adalah milik rezim. Tugasnya bukan memotong atau melarang pemutaran film, tapi mengklasifikasikan usia penonton. Hal tersebut sudah dilakukan oleh Singapura. "Penontonlah yang harus disaring. Misalnya, penonton BCG harus telah berusia 21 tahun. Yang melanggar peraturan tersebut akan dikenai sanksi. Di Indonesia, ini belum pernah dilakukan," lanjutnya. Selain Riri Riza, dalam jumpa pers tersebut hadir pula Ulil Abshar-Abdalla (Jaringan Islam Liberal) dan Ayu Utami (novelis). Mira Lesmana ternyata berhalangan. "Seni membutuhkan kebebasan mutlak, kalau kebebasan tersebut ditutup, kreativitas seni akan terancam. Kami menghormati kritik mereka, tapi kami tidak setuju kritik tersebut diperdalam hingga pelarangan terhadap peredaran film tersebut. Bagi kami, mutu film nomor sekian, yang terpenting adalah kebebasan berkreativitas. ...," ungkap Ulil. (mil) Copyright © Sinar Harapan 2003 [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi.4t.com *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi.4t.com *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/