Semoga apapun ikhtiar yang kita lakukan (yang mendukung salah satu/keduanya maupun yang tidak dukung sama sekali) akan memberikan kontribusi positif bagi perbaikan keadaan ini karena didasari niat yang tulus ikhlas sebagai mana dulu kemerdekaan fisik ini juga dilakukan oleh orang-orang yang ikhlas mengorbankan harta, saudara dan jiwa raganya. Berikut ini tulisan seorang sahabat yang mengingatkan akan suatu perjalanan panjang yang ujungnya tak kunjung tampak. Salam
--------------------------------------ended------------------------------------------------------ A WORLD’S VIEW EDISI 4 : MEMBEDAH KEPUTUSASAAN MANUSIA Sabtu, 28 Februari 2004 “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Sesungguhnya ini adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada Allah-lah semua hal akan kembali’.” (Q.S. Al-Baqoroh : 155-156) “Kebudayaan industri sekarang adalah kebudayaan yang menggeser teknologi menjadi ideologi. Rasionalitas tek-nologi menjadi utama bagi seluruh sistem kehidupan, ia menjadi berhala zaman modern” (Juergen Habermas / Tokoh Mazhab Frankfurt) Dipersembahkan untuk mereka yang berhubungan langsung dengan keberhasilan dan kegagalan. Konon di tahun 1930-an, nun jauh di sana di seberang lautan, di sebuah tanah yang dikenal dengan Patung Liberty-nya terjadi sebuah kejutan dahsyat yang mengejutkan jutaan orang. Di sebuah hari yang agak mendung, terjadi keguncangan pada pasar saham Wall Street yang sekilas tidak diperhatikan orang namun ternyata belakangan mereka menyadari bahwa itu adalah awal dari bencana besar bagi umat manusia. Kejadian kecil di atas adalah awal dari runtutan keruntuhan ekonomi peradaban Barat yang diawali oleh Amerika Serikat dan dikenal dunia sebagai “Zaman Malaise”. Menyusul insiden tersebut, ekonomi AS benar-benar runtuh. Trend moneter AS kacau, sehingga lalu lintas perdagangan menjadi sangat terganggu. Perusahaan-perusa-haan di AS karena dibebani oleh permasalahan ekonomi (bunga yang semakin tinggi, dll.) maka menerapkan efisiensi kerja yang sangat tinggi sehingga melakukan rasionalisasi dengan melakukan PHK besar-besaran. Tidak terhitung jumlah perusahaan kecil yang gulung tikar. Pengangguran muncul di mana-mana. Para pengusaha yang semula berniat membuka lahan baru mengurungkan niat mereka. Efek dari insiden besar ini sampai ke daratan Eropa dan bahkan ke tanah “Germania”. Tanah Jerman yang baru saja mengalami kepahitan besar akibat kekalahan telak yang mereka rasakan dalam Perang Dunia I. Orang Jerman merasa diri mereka ditimpa kepahitan yang teramat sangat, sudah merasa sangat malu dan dihinakan karena bangsanya kalah perang dan harus membayar upeti pada pemenang perang, kemudian merasakan juga krisis ekonomi yang sangat parah. Angka pengangguran di Jerman pun naik dengan bukan alang kepalang. Keadaan mental kelas pekerja di Jerman yang setelah perang mengalami kondisi letih diperparah dengan krisis ekonomi berkepanjangan yang tidak jelas ujungnya. Krisis tadi menyebabkan penderitaan di luar batas kesanggupan mental kelas pekerja untuk menanggungnya sehingga melahirkan sikap letih dan pasarah menghadapi persoalan hidup dan merasa kurang percaya (skeptis) terhadap akseptabilitas (mampu diterimanya) dan kapabilitas para pemimpin dan organisasi politik. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya inflasi mata uang Jerman yang terjadi waktu itu. Inflasi ini menu-runkan nilai mata uang Jerman secara drastis. Ini sangat mengecewakan dan menimbulkan frustrasi mental serius karena uang yang ditabung bertahun-tahun kemudian jatuh nilainya secara drastis. Ditambah dengan ketiadaan kepercayaan diri, kehilangan resistensi psikologis, dan merasa tidak memiliki harapan masa depan, maka kondisi rakyat Jerman saat itu dapat dikatakan sangatlah parah. Keadaan ini bersamaan dengan berusaha dilakukannya proses demokratisasi di Jerman. Maka kemudian muncullah ketidakpercayaan pada demokrasi dan muncul harapan-harapan “mesianistik” akan munculnya pemim-pin yang kuat yang akan menyelamatkan bangsa Jerman dan sekaligus membawanya pada kejayaan. Hal inilah yang merupakan ladang subur bagi munculnya ideologi totaliter seperti ideologi fasisme Nazi. Kisah nyata di atas adalah sebuah kasus yang saya pergunakan untuk membedah keputusasaan manusia dalam menghadapi kehidupan. Menarik jika dilihat bahwa akumulasi keputusasaan manusia dapat menyebabkan sebuah komunitas manusia menjadi berpikir irasional dan nekad sehingga mengambil jalan pintas untuk menum-buhkan harapan masa depan bagi diri mereka sendiri. Hal ini dapat dilihat dari irasionalitas rakyat Jerman yang akhirnya memilih jalan fasisme sebagai “obat” atas luka keputusasaan mereka yang kita tahu semua berakhir buruk dengan kekalahan (lagi) Jerman dalam Perang Dunia II. Keputusasaan manusia di zaman modern ini dapat muncul dari banyak hal, dari krisis ekonomi & keuangan, dari degradasi moral masyarakat, dari krisis politik, dari kepercayaan berlebihan pada teknologi (sehingga menjadi-kannya sebagai ideologi yang dapat dilihat dari indikator bahwa semua permasalahan kehidupan manusia dirasakan dapat dipecahkan dengan sains dan teknologi), dari ketakutan akan ancaman keamanan (misalkan kerusuhan) dan lain-lain. Kalau kita lihat di zaman Rasul, ada sebuah fenomena yang menarik berkaitan dengan keputusasaan manu-sia. Di masa Assabiqunal Awwalun, yaitu semasa Rasulullah masih melakukan “mentoring” di rumah Arqom bin Abil Arqom, sempat terjadi pewajiban sholat malam (qiyamul lail) bagi orang-orang yang sudah beriman saat itu. Belakangan kewajiban ini diturunkan derajatnya menjadi sunnah muakkad. Namun ada hikmah dari pewajiban ini, yaitu bahwa salah satu keuntungan (fadilah) dari sholat malam adalah menimbulkan keikhlasan dalam jiwa/hati manusia. Karena orang normal seperti apa sih yang mau diperintah bangun di jam 2 atau 3 dini hari kemudian melaku-kan gerakan-gerakan sholat selama 1 jam atau lebih ? ‘Kan lebih baik menyempurnakan tidur saja ? Waktu itu paling enak untuk tidur. Saya pikir tidak ada orang rasional maupun irasional yang mau melakukannya tanpa adanya sebuah keimanan dan keikhlasan. Ternyata keikhlasan ini sangat berguna ketika kaum muslimin tertimpa musibah, yaitu tatkala orang-orang Quraisy mengasingkan umat Islam saat itu sebelum mereka akhirnya hijrah. Kondisi umat Islam yang tidak dapat berinteraksi secara sosial dengan orang Quraisy lainnya, tidak dapat berdagang, diasingkan di sebuah sudut kota, hingga akhirnya terpaksa mereka memakan rumput-rumputan dalam waktu cukup lama sehingga Khodijah r.a. tidak kuat lagi dan meninggal dunia saat itu sama sekali tidak mungkin dijalani oleh mereka seandainya mereka tidak memiliki keimanan dan keikhlasan di dalam hati mereka. Jika tidak ada kedua hal tersebut, saya pikir mung-kin mereka berpikir lebih baik murtad saja serta mendapatkan kedamaian dan kesejahteraan. Namun ternyata keikh-lasan sudah menghunjam kuat dalam hati mereka sebagai hasil atas didikan Allah melalui qiyamul lail. Di dunia modern ini, ternyata terjadi fenomena keberhasilan dan kegagalan. Dalam kehidupan kita, kita akan selalu menghadapi keberhasilan dan kegagalan. Adakalanya kita berhasil dan adakalanya kita gagal. Dan ketika kita dihadapkan dengan kegagalan yang berlanjut dengan bayangan kemiskinan, kesengsaraan, dan bahkan kehilangan nyawa, maka itulah ujian keikhlasan yang sesungguhnya. Saat kita menyadari bahwa hidup ini sebenarnya adalah titipan dari Allah semata dan tujuan dari kehidupan kita adalah untuk mengabdi kepada-Nya sehingga kita harus menjadi perjalanan duniawi kita sebagai alat untuk mencapai tujuan mengabdi pada-Nya, maka konsekuensi logisnya adalah kita tidak berkecil hati manakala kehila-ngan “perhiasan dunia” kita. Tatkala kita diancam dengan kelaparan, diancam dengan kehilangan harta benda, dian-cam dengan kegagalan dalam menempuh karir, tidak seharusnya menjadikan kita depresi dan kemudian kehilangan akal sehat sehingga lantas menjadi berputus asa. Sebuah perkataan yang amat berat memang, dan hanya dapat diamalkan dengan tepat manakala keikhlasan dalam hati kita sudah teramat kuat. Kalau kita lihat kasus di Jerman tadi berbagai malapetaka yang menimpa rakyat Jerman tidak dapat disikapi dengan benar karena bisa jadi rakyat Jerman mengalami “kekeringan ruhiyah” yang dalam istilah orang Barat disebut sebagai “kekeringan spiritual”, karena mereka sudah kehilangan nilai-nilai keyakinan agama yang seharus-nya mereka pegang erat dan sebagai gantinya mereka sudah meyakini ideologi lain yaitu ideologi “sains dan teknologi” disertai dorongan jiwa yang sangat kuat untuk berhasil tanpa memiliki kesiapan mental untuk menerima kegagalan. Dan jangan menyangka bahwa kasus di Jerman tadi hanya semata akan terjadi di negara-negara tertentu dan tidak di Indonesia. Tidak ! Menurut saya, krisis ekonomi berkepanjangan yang dimulai 1997 yang dilanjutkan dengan krisis politik dan krisis moral di negeri ini adalah sebuah lahan subur untuk memunculkan ideologi totaliter yang lain di negeri ini. Semuanya tergantung pada penyikapan rakyat Indonesia, termasuk kita, apakah mau masuk dalam rawa-rawa kegelapan tersebut (karena menganggap ada harapan di dalamnya) ataukah kita bersedia menjala-ni cobaan kehidupan ini dengan penuh keikhlasan sambil terus berusaha mencari solusi yang terbaik bagi kita sen-diri maupun untuk bangsa ini. Semuanya tergantung pada diri kita. Dan apakah kita senantiasa memperkuat kondisi ruhiyah kita di antara-nya rutin melakukan sholat malam atau justru kita mengabaikannya ? Sebuah pertanyaan introspektif bagi kita semua termasuk diri saya sendiri. Astaghfirullah Al-‘Azhim. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang ikhlas. Amin. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagai-mana (telah datang kepada) orang-orang sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan dan diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersa-manya, ‘Kapankah datangnya pertolongan Allah ?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Q.S. Al-Baqoroh : 214) Billahi fi sabilil haq. Seno “Avicenna” Pradono One who keeps learning from life -----Original Message----- From: Satrio Arismunandar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 02, 2004 11:49 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [ppiindia] Tidak memilih Megawati dan juga tidak SBY Sama Mas. Saya dengan sedih juga terpaksa Golput. Kita butuh pemimpin yang gabungan dari sejumlah kualitas: Sekuat Suharto + Sefasih/sepopuler Sukarno + Sebersih Hoegeng + Semerakyat Hatta...... Oh,,, aku rindu pemimpin seperti itu..... --- Umar Said <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Catatan A. Umar Said > > (tulisan ini juga disajikan dalam website > http://perso.club-internet.fr/kontak ) > > > > TIDAK MEMILIH > MEGAWATI > > DAN JUGA TIDAK SBY > ! > > > > Ketika dewasa ini bagi banyak orang masih belum > jelas juga siapakah yang > akan mereka pilih sebagai presiden tanggal 20 > September yad, maka sebagian > orang lainnya sudah mengambil sikap yang jelas, > yaitu tidak akan memilih > kedua calon presiden, baik Megawati maupun SBY. > Sebanyak 158 organisasi > non-pemerintah yang terdiri dari LSM dan organisasi > kemasyarakatan (ormas) > seluruh Indonesia menyatakan tidak percaya kepada > dua pasangan SBY-Jusuf > Kalla dan Megawati -Hasyim Muzadi. > > > > Organisasi-organisasi ini berpendapat bahwa kedua > kandidat ini tidak > mewakili aspirasi masyarakat dan memutuskan tidak > memilih kedua-duanya. > Pernyataan ini disampaikan bersama dalam sebuah > jumpa pers di Jakarta, Kamis > (26/8). Pernyataan organisasi masyarakat ini > merupakan hasil pertemuan > mereka selama beberapa hari yang dilangsungkan di > Jakarta, untuk > membicarakan lima agenda yang merupakan platform > bersama, yaitu militerisme, > neoliberalisme, otonomi daerah, supremasi hukum dan > keadilan, dan > representasi politik. > > > > Sikap yang diambil 158 organisasi non-pemerintah > itu merupakan cermin dari > pendapat sebagian rakyat Indonesia yang menganggap > bahwa kedua calon > presiden itu bukanlah tokoh yang mereka idam-idamkan > untuk memimpin negara > dan bangsa kita selama 5 tahun mendatang. Alasan > atau pertimbangan 158 > organisasi itu bermacam-macam, seperti halnya > pertimbangan yang > beraneka-ragam juga yang dimiliki oleh mereka yang > tergolong « Golput », > yang ditaksir kira-kira sekitar 30 juta orang. > > > > > > PEMBUSUKAN MORAL DI KALANGAN ELITE > > > > Dalam pemilihan presiden putaran kedua nanti, > sebagian besar rakyat terpaksa > memilih salah satu di antara kedua pasangan > Megawati-Hasyim dan SBY-Jusuf > Kalla, walaupun ada pendapat dari banyak kalangan > bahwa kedua pasangan itu > tidak ideal dan tidak representatif. Perkembangan > politik di negeri kita > sudah sedemikian buruknya dan sedemikian rusaknya, > sehingga sulit sekali > ditemukan tokoh-tokoh yang sungguh-sungguh bermoral > tinggi, bersih, jujur, > cakap, berwibawa, dan mengutamakan kepentingan > bangsa dan negara. > > > > Padahal, negara dan rakyat Indonesia sedang terus > menghadapi begitu banyak > persoalan-persoalan besar yang rumit dan gawat, > sebagai warisan berbagai > politik yang buruk yang dijalankan oleh Orde Baru > selama 32 tahun, yang > diteruskan oleh pemerintahan-pemerintahan berikutnya > selama 6 tahun. Di > antara banyak persoalan besar yang paling parah itu > adalah masalah > kerusakan moral atau pembusukan mental, yang > menjangkiti kalangan elite > bangsa, baik yang terdapat di banyak pimpinan partai > politik, maupun di > pimpinan eksekutif, legislatif, judikatif, atau > lembaga-lembaga lainnya, > termasuk di kalangan agama. Seperti sudah sama-sama > kita saksikan, > kebobrokan akhlak di kalangan elite inilah yang > selama ini telah > menimbulkan korupsi besar-besaran (di Pusat maupun > di daerah-daerah), dan > banyak penyelewengan kekuasaan dan pelecehan hukum. > > > > Kerusakan moral ini juga dimanifestasikan oleh > berbagai praktek para tokoh > kedua kubu Megawati dan kubu SBY. Berita (atau > desas-desus) tentang > macam-macam praktek buruk dan politik busuk selama > pemilihan presiden > putaran pertama dan kedua menunjukkan bahwa > pembusukan kehidupan politik di > kalangan elite bangsa kita sudah sunguh-sungguh amat > parah. > > > > > > SISA-SISA ORDE BARU DI KEDUA KUBU > > > > Dengan munculnya kedua pasangan Megawati-Hasyim dan > SBY-Jusuf Kalla dalam > pemilihan presiden putaran kedua, bisa diartikan > bahwa kekuatan politik > sisa-sisa Orde Baru sudah mulai mengancam akan > meraih kembali pengaruhnya. > Sebab, para pembela kepentingan sisa-sisa Orde Baru > terwakili secara kuat > dan nyata di kedua kubu ini juga. > > > > Adalah sudah jelas, bahwa untuk bisa berusaha > menjabat kembali kedudukan > presiden, Megawati terpaksa bersekutu dengan Golkar, > PPP, PDS, dan membentuk > Koalisi Kebangsaan. Bahwa Megawati bersatu dengan > kekuatan politik yang > pernah menjadi pendukung utama Orde Baru (terutama > Golkar dan PPP) ini > pertanda jelek bahwa Megawati (bersama PDI-P nya) > sudah jadi tawanan, atau > dikepung oleh sisa-sisa kekuatan Orde Baru. > Kedudukan atau pengaruh Akbar > Tanjung sebagai tokoh utama Koalisi Kebangsaan (atau > menjadi penasehat > Presiden) menunjukkan bahwa ruang gerak politik > Megawati (PDI-P) akan sempit > sekali, kalau tidak dikatakan lumpuh. Bisa > diramalkan bahwa peran atau > kedudukan Golkar akan besar sekali, bahkan sangat > dominan, dalam kubu > Megawati. > > > > Sedangkan, banyak orang melihat bahwa di kubu > SBY-Jusuf Kalla pengaruh > sisa-sisa kekuatan politik Orde Baru juga tidak > kecil. Bukan saja karena > sosok SBY yang mantan petinggi militer, tetapi juga > karena banyaknya > pensiunan jenderal (dan juga para jenderal yang > masih aktif) yang secara > diam-diam - maupun terang-terangan - mendukung SBY. > Orang pun mencatat bahwa > dari kubu SBY tidak pernah ada pernyataan yang > sungguh-sungguh tegas dan > jelas anti Orde Baru atau kritis terhadap berbagai > politik Suharto. Banyak > orang yang menyangsikan ketulusan SBY-Jusuf Kalla > untuk melaksanakan > reformasi secara tuntas, dan karenanya, menduga > bahwa ada berbagai > kepentingan yang menguntungkan golongan militer ikut > bermain di belakangnya. > > > > > > SISA-SISA ORDE BARU YANG PALING DIUNTUNGKAN > > > > Siapapun akan terpilih jadi presiden nanti, tidak > peduli === message truncated === __________________________________ Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages! http://promotions.yahoo.com/new_mail *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi.4t.com *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $9.95 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi.4t.com *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/