International Literacy Day

Obrolan Sore Cinta Pertama Pada Buku

Rabu, 8 September 2004 Pk. 15.00 -17.00 WIB

Tempat di Tobucil Jl. Kyai Gede utama 8 Bandung 40132

 

Pemandu: Septina Ferniati & Pam

 

Obrolan ini terinspirasi oleh tulisan Septina Ferniati di majalah Mata Baca. Tulisan 
Septina atau yang akrab di panggil Venven, menceritakan kisah cinta pertama mereka 
pada buku. Sekalian memperingati International Literacy Day, kami bermaksud 
menyelenggarakan obrolan sore mengenai Cinta Pertama Anda pada Buku. Kami yakin  
banyak orang memiliki kisah menarik yang bisa dibagi kepada orang lain.

 

Bagi teman-teman yang ingin ikut berbagi pengalaman mengenai cinta pertama teman-teman 
pada buku, silahkan kirim pengalaman teman-teman ke: [EMAIL PROTECTED] 

 

CELEBRATING INTERNATIONAL LITERACY DAY  8th SEPTEMBER 2004

 

WE NEED YOU TO SUPPORT OUR LOCAL LITERACY MOVEMENT!

Klab Baca – Supporting Local Literacy Movement

 

 

Read Beyond What You Can Read!

 

“See beyond what you can see,” begitu kata Rafiki, sang monyet bijak dalam film the 
Lion King, kepada Timon dan Pumba saat mereka mulai mengeksplorasi dunia luar. Maka 
disitulah petualangan Timon dan Pumba sebenarnya dimulai. Seperti yang dikatakan oleh 
Rafiki, dunia ini menyimpan jutaan ruang yang belum tereksplorasi, ruang-ruang 
tersembunyi yang menunggu untuk disingkapkan. Semua orang sebenarnya dapat menemukan 
ruang-ruang tersebut, hanya masalahnya, tidak semua orang dapat membaca simbol dan 
tanda-tanda yang sebenarnya telah terserak di hadapan kita semua. 

 

Loh, apa kaitannya menemukan ruang tersembunyi itu dengan dunia baca membaca?

 

Membaca, sebenarnya tidak sesimpel mengenal huruf a, b, c, dan seterusnya, atau juga 
sekedar mengartikan sesuatu yang tersurat. Kalau sekedar demikian, tentu telah banyak 
orang yang mampu melakukannya. Tapi kok ruang-ruang tersembunyi itu belum juga banyak 
yang tersingkap ya? Itu dia. Jawabannya hanya satu: kita harus bisa membaca apa yang 
tersirat melalui media-media yang penuh berisi berbagai sistem tanda, melihat lebih 
jauh dari apa yang dapat kita lihat.

 

Inilah mengapa program literasi media jadi diperlukan.

 

Tapi apa sih arti literasi media itu sendiri? Dan mengapa hal itu menjadi sangat 
penting sehingga banyak orang memilih untuk berkecimpung di dalamnya?

 

Literasi media adalah sebuah kemampuan untuk mengakses, menganalisa, mengevaluasi dan 
mengkomunikasikan pesan-pesan dalam berbagai bentuknya; sebuah ekspansi 
konseptualisasi tradisional yang bersifat literer yang meliputi berbagai bentuk 
simboliknya. Ini adalah terminologi yang mulai digunakan oleh banyak orang untuk 
menyebutkan proses analisa dan pembelajaran atas pesan-pesan yang disampaikan melalui 
mediabaik itu bentuk cetak, audio, video ataupun multimedia.

 

Dan saat ada orang-orang yang ingin mengaplikasikan kata-kata dari Rafiki, maka 
dimulai pulalah gerakan-gerakan yang berkaitan dengan literasi media. 

 

Tobucil, adalah satu tempat yang berisi beberapa orang, yang seperti Timon, Pumba dan 
ribuan orang lainnya di luar sana, ingin mengeksplorasi dunia. Beberapa tahun telah 
kami lalui, berbagai proyek telah kami lakukan, berbagai jaringan pertemanan telah 
kami jajaki, berbagai program literasi media telah kami hadirkan. Kami melakukannya 
melalui toko buku, karena dengannyalah hingga kini masih kami yakini sebagai bagian 
integral dari usaha pendistribusian dan pertukaran kemampuan literer. Beberapa dari 
kami mengorganisir diskusi-diskusi, bedah-bedah buku, penayangan film, pameran 
lukisan, dan banyak lagi lainnya. Beberapa lainnya berusaha memperkuat jaringan yang 
mulai terbentuk antar orang-orang yang memiliki mimpi seperti kami. Beberapa lainnya 
mempersiapkan pesta-pesta untuk merayakan tiap momen yang kami lalui, yang terlalu 
berharga untuk dibiarkan berlalu begitu saja. Hingga pada akhirnya, beberapa dunia 
yang tersembunyi tersebut telah berhasil kami singkapkan. Beberapa ruang
 memang buruk sehingga kami tak ingin berlama-lama berada di dalamnya, tetapi banyak 
di antaranya membuat kami seakan tak ingin berlalu darinya. Tetapi, entah itu buruk 
ataupun tidak, semua sangat berharga bagi kami dan membuat kami ingin menyingkap lebih 
banyak ruang lagi. Itu semualah yang membuat kami semakin menghargai arti hidup kami 
di hamparan permukaan dunia yang semakin kehilangan arti.

 

Hidup ini terlalu indah sehingga bagi kami tak cukup hanya diisi dengan sekedar mampu 
makan dan menghirup oksigen, serta berpuas diri dengan apa yang telah kami raih. Masih 
terlalu banyak ruang-ruang tersembunyi yang ingin kami singkapkan. Hanya kali ini, 
kami ingin mengeksplorasinya, menemukannya, dan membukanya bersama kalian semua, 
karena tanpa kalian ruang-ruang itu tak akan pernah dapat kami temukan sama sekali. 
(pam)

 

Iliterasi dan Literasi

 

Jaman dulu sering kita dengar semboyan “Berantas buta huruf”, atau dalam Bahasa 
Inggris “eradicate illiteracy”. Istilah ini memiliki arti usaha membuat masyarakat 
luas melek huruf atau bisa membaca. Namun seiring dengan perkembangan jaman pengartian 
“buta huruf” yang demikian menjadi terlalu sempit dan ketinggalan jaman. Usaha 
mendidik masyarakat menjadi hanya berpusat pada illiteracy-nya, pada 
ke-butahurufan-nya saja. Sedangkan kebutuhan masyarakat akan ilmu dan pengetahuan 
tidak berhenti hanya pada bisa membaca saja. Para ahli pendidikan berpendapat 
sebaiknya fokus hirauan dirubah dari permasalahan illiteracy kepada permasalahan 
literacy.

Apabila fokus diberikan kepada masalah illiteracy, konotasi yang menyertai kata “buta 
huruf” adalah:

1.         Benar-benar tidak bisa baca tulis

2.         kurang pendidikan formal (sekolah)

3.         kurang pengetahuan

4.         dan kurang berbudaya

 

Sedangkan literacy disertai dengan konotasi yang lebih luas mencakup kualitas terbaik 
dari tiap individu, yang akan bisa ditingkatkan melalui kerja keras dan pendidikan. 
Misalnya;

1.         Kemampuan yang memadai dalam budaya pengetahuan, keahlian, dan kerja.

2.         Berbagai keahlian yang dapat dikuasai (membaca, menulis, berhitung dalam 
artian yang sangat luas)

3.         Tingkat penguasaan atas berbagai jenis bidang berbeda.

Literacy tidak lagi bisa diartikan menjadi melek huruf atau melek baca, melainkan 
sebagai keberaksaraan yang memiliki arti lebih luas. Keberaksaraan nantinya akan dapat 
memperbaiki permasalahan “buta huruf” dalam masyarakat itu sendiri dengan semakin 
tingginya tingkat kesadaran masyarakat atas pendidikan dan pengetahuan.

 

TIPS: Menggali Hal-hal Menarik dari Apa yang Kita Baca

Saat kita selesai membaca bacaan tertentu, alangkahkah menyenangkan jika kita bisa 
membicarakan lebih lanjut apa yang telah kita baca. Namun seringkali kita kebingungan 
hal-hal apa saja yang bisa kita perbincangkan dari sebuah buku. Berikut ini ada 
sejumlah pertanyaan yang bisa menjadi panduan untuk menggali hal-hal menarik dari apa 
yang kita baca.

1.         Apakah ceritanya berakhir sesuai dengan perkiraan kamu? Sebutkan alasannya!

2.         seandainya kamu penulis buku itu, apakah kamu akan mengubah akhir 
ceritanya? Bagaimana kamu merubah awalannya? Ataukah kamu ingin mengubah kejadian lain 
dalam cerita buku itu?

3.         Apa yang membuat buku tersebut sangat menarik bagi kamu?

4.         Apakah tokoh utamanya membuat kamu ingin menjadi sahabatnya? Jelaskan 
alasannya!

5.         Apakah buku ini layak dipromosikan pada teman-teman dan bagian mana dari 
buku itu yang sekiranya akan disukai betul oleh teman-teman kamu tadi.

6.         Peristiwa apa saja yang kamu harapkan bisa terjadi pada tokoh-tokoh dalam 
cerita tersebut?

7.         Bagaimana perubahan ceritanya apabila setting cerita buku itu adalah di 
kota Bandung?

8.         Apakah kamu pernah merasakan emosi yang dirasakan tokoh-tokoh dalam cerita 
itu? Jelaskanlah!

9.         Bila kamu berkesempatan untuk bertemu dengan penulis buku tersebut, 
kira-kira apa yang paling ingin kamu katakan?

10.       Apakah kamu akan menikmati membaca buku lain yang ditulis oleh penulis yang 
sama? Jelaskan mengapa.

11.       Menurut kamu kira-kira apa yang akan terjadi di sambungan buku tersebut?

 

Apa yang Dapat Dilakukan Untuk Mendukung Gerakan Literasi?

 

   Berpikiran terbuka dan mau menerima perbedaan pendapat. 
   Berbagi bahan bacaan yang menarik dengan keluarga, teman-teman atau orang terdekat 
anda. 
   Bergabung di klub-klub dan kegiatan yang bertujuan mendukung gerakan literasi di 
daerahmu, atau membuat klub dan kegiatanmu sendiri. 
   Menjadi anggota aktif perpustakaan atau taman bacaan di daerahmu. 
   Membacakan dongeng untuk adik atau anak tetanggamu. 
   Menjadi sukarelawan baca untuk orang cacat netra di sekitarmu. Atau hubungi 
Wiyataguna setempat untuk menjadi sukarelawan mereka. 
   Biasakan menulis buku harian atau mencatat ide-ide, gagasan dan kisah hidupmu 
sendiri. 
   Menyusun kliping dari majalah dan koran mengenai artikel-artikel yang menurutmu 
menarik. 
   Sumbangkan buku bacaan yang tertumpuk dan tak terbaca di rumahmu. Jika bingung 
kemana kamu harus menyumbangkan buku-buku itu, hubungi outlet 1001 buku setempat (bisa 
juga melalui tobucil). 
   Tulislah puisi atau surat cinta  untuk orang yang kamu sayangi. 
   Mulailah berkorespondensi dan carilah teman-teman baru sebanyak mungkin. 
   Tempelkan tulisanmu di mading atau papan-papan pengumuman yang tersebar di 
daerahmu. 
   Selalu diskusikan film yang baru kamu tonton dengan orang-orang di sekitarmu. 
   Sebar luaskan hal-hal yang inspiratif menurutmu kepada sebanyak mungkin orang.

 

Punya Tips menarik?  kirimkan ke [EMAIL PROTECTED]

 

KLAB BACA  Supporting Literacy Movement

 

Klab Baca  lahir, berawal dari rasa keprihatinan atas kondisi pembelajaran sastra, 
seni dan budaya di masyarakat Bandung yang kurang mendapat perhatian. Karena dalam 
kondisi itu, hampir tidak berkembang rasa ingin tahu (curiosity) masyarakat untuk 
terus mencari tahu mengenai berbagai hal lebih luas, minat membaca lebih banyak, 
keberanian berpendapat dan menjadi diri sendiri, menghargai perbedaan, serta tergerak 
untuk melakukan pengamatan atau penelitian empiris. Selain itu, tidak ada forum 
pembelajaran yang bersifat dialogis, dimana kita bisa melontarkan 
pertanyaan-pertanyaan yang paling aneh dan konyol sekalipun, tapi disikapi secara 
positif.

 

Masyarakat biasanya tidak proaktif mencari dan memahami bahwa informasi, pengetahuan, 
gagasan, pendapat dan pemikiran yang bisa diperoleh di perpustakaan. Tidak ada 
perpustakaan yang dapat berfungsi tidak saja sekadar barisan buku belaka yang bersifat 
statis, tapi juga merupakan komunitas belajar yang dinamis, dalam arti terjadi 
pertukaran informasi, pengetahuan, gagasan, pendapat, pengalaman dan pemikiran. 

 

Klab Baca mencoba hadir untuk memfasilitasi pengembangan alternatif apresiasi dan 
pembelajaran sastra, seni dan budaya dengan gaya “populer” yang bertujuan untuk 
mengembangkan minat menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan mencoba 
menjadikan membaca (dalam arti seluas-luasnya) sebagai kegiatan yang menyenangkan 
(gabungan antara clubbing identik dengan bersenang-senang dan membaca yang identik 
dengan kegiatan yang biasanya  serius).

 

Selain itu, Klab Baca juga mencoba memanfaatkan forum pembelajaran yang bersifat 
dialogis, yang bertujuan mendorong rasa keingintahuan (curiosity) setiap individu 
mengenai segala sesuatu dengan lebih luas, membaca lebih banyak, berani berpendapat 
dan menjadi diri sendiri, menghargai perbedaan, dan tergerak untuk melakukan 
pengamatan atau penelitian empiris, dengan implikasi informasi, pengetahuan, gagasan, 
pendapat dan pemikiran tidak berhenti di satu titik melainkan terus berjalan dan 
berputar secara iteratif (bolak-balik), dalam komunitas belajar yang dinamis

 

Berbagai kegiatan yang diadakan oleh Klab  Baca adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat 
apresiasi sastra, seni dan budaya untuk mendorong minat masyarakat dalam mengapresiasi 
hasil karya tersebut, melalui kerjasama dengan berbagai pihak. Misalnya bedah buku 
bersama sang pengarang, pemutaran film. Juga mengadakan kegiatan forum dialogis yang 
diharapkan akan berimplikasi terhadap pembelajaran sastra, seni dan budaya yang tidak 
terpisahkan dari pembelajaran menyimak, berbicara, membaca, menulis dan apresiasi. 

Klab Baca

Common Room, Jl. Kyai Gede Utama No. 8 Bandung 40132

T/F. 022 2503404  mobile: 0818421940

Email: [EMAIL PROTECTED]



                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - 50x more storage than other providers!

[Non-text portions of this message have been removed]




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi.4t.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke