Mas thelast,
Kaum Neoliberal itu berpandangan bahwa privatisasi
dari segi apa pun mutlak dilakukan, termasuk air,
listrik, pendidikan, hingga rumah sakit negeri.

Karena Kampus Negeri dipaksa jadi swasta (sekarang
jadi BHMN/Badan Hukum Milik Negara) yang harus mencari
biaya sendiri, akhirnya kampus negeri terpaksa meminta
uang pangkal Rp 5-75 juta ke para mahasiswa.

Padahal meski biaya dosen, dll, itu ada (dari dulu
juga sudah ada), tapi masih bisa ditutup dengan
anggaran Belanja Negara untuk pendidikan senilai Rp 15
trilyun per tahun yang kalau dibagikan ke 15 juta
siswa berarti per orang dapat Rp 1 juta.

Jika 1 kelas ada 40 siswa, berarti ada Rp 40 juta per
tahun untuk gaji dosen, pemeliharaan gedung, dsb.

Jadi biaya Universitas Negeri bisa tetap murah seperti
zaman dulu, jika Kampus Negeri tetap disubsidi oleh
pemerintah lewat anggaran pendidikan.

Untuk apa anggaran pendidikan tinggi sampai 20% jika
untuk masuk PTN harus keluar uang sampai Rp 75 juta?

Untuk moderator PPIINDIA, saya harap peserta diskusi
di sini menggunakan nama asli agar diskusi tidak
ngawur.


--- thelastmohicann <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> ehem ehem... numpang nanye mas....
> ane mo kenalan tuh ama kaum neoliberal yg maksa
> negara ampe UI, UGM 
> dan ITB naik dari 5 ampe 75 jetong.
> 
> terangin dong ke ane, caranye itu kaum ampe bisa
> maksa gitu dan amfe 
> para negarawan kite nyang bodoh (ah masa iye bodo
> seh?)... fercaya 
> ame tuh kaum trus naekin biaya pendidikan.
> 
> terangin nyang komplet nyak... ane belo'on bener tuh
> ama kaum2 
> neolib gitu... sebutin dong nama2nya entu kaum.. hik
> hik hik..
> 
> kalo menulut yg aye baca...
> naeknya biaya pendidikan utk penyesuaian gaji para
> ndosen ama 
> perbaikan pasilitas2 pendidikan.
> sayangnya gaji ndosen tetep aja kecil kayak kata si
> revrisond di 
> kompas kemaren yg cuma 2,2 juta. (jadi ga boleh
> frotes kalo beliau2 
> pada sibuk ngobyek).
> sayangnya lagi pasilitas2 ditambah dgn beaya yg
> tinggi banget (hmm, 
> ane yakin ada nyang ikutan nilep duit proyek disitu)
> 
> jadi ane kaget bener ternyata ane salah berat,
> rufanya bukan karena 
> ulah pengurus2 univ. nyang lufa naekin gaji dosen
> ame nyang hanya 
> inget ngembat duit proyek (dan nyang so pasti lupa
> mikirin sistem 
> subsidi silang buat orang kecil) sampe2 kenaikan
> biaya pendidikan 
> justru jadi bumerang bagi rakyat.
> 
> ternyata itu ngulah kaum neo liberalisssssssssss
> wehehehehehe....
> kenalin dunkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!
> 
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], A Nizami
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Sesungguhnya naiknya uang pangkal Universitas
> Negeri
> > seperti UI, UGM, dan ITB jadi Rp 5 sampai 75 juta,
> tak
> > lepas dari ulah kaum Neoliberal yang memaksa
> Negara
> > untuk tidak membiayai pendidikan melalui proyek
> > privatisasi.
> > 
> > Kampus Negeri dipaksa mencari uang sendiri,
> sehingga
> > akhirnya mahasiswa yang miskin menjadi korban.
> > 
> > Firdaus Ibrahim <[EMAIL PROTECTED]> 
> > Subject: RE: [ekonomi-nasional] Kompas 20040922:
> > Memangkas Birokrasi demi 
> > Pertumbuhan Ekonomi (James D Wolfensohn)
> > 
> > Sebenarnya inilah bentuk neoliberalisme dimana
> > sasarannya adalah dismantling peranan negara dalam
> > bisnis. Negara harus dilucuti, serahkan semua
> kepada
> > swasta (privatisasi), tidak peduli apakah sektor
> yang
> > akan diprivatisasi tsb adalah sektor yang
> menyangkut
> > hajat hidup orang banyak, misalnya kesehatan,
> > pendidikan, utilities, dsb. Serahkan semuanya ke
> > "pasar," TINA (There is no
> > Alternative, kata Tatcher dan Reagan).
> > 
> > Pasar lah yang berdaulat, yang lain tidak ada
> > daulahnya sama sekali (Pasar dimaksud adalah
> > segelintir petualang di bursa saham yang mempunyai
> > dana
> > besar dimana mereka mempermainkan saham).
> Kedaulatan
> > rakyat tidak diperlukan karena dalam iklim
> > neoliberalisme seseoang harus bisa survival in the
> > fittest. Cacat lahir seperti kebutaan, bisu, tuli,
> dll
> > adalah salah sendiri, negara tidak perlu
> mensubsidi
> > orang-orang seperti itu. Barang publik seperti
> > air diubah jadi komoditi sehingga diharuskah
> > privatisasi pengelolaan sumber
> > daya air. Di Dhabol, India, petani harus bayar
> > sejumlah uang untuk menampung air hujan yang turun
> > dari langit yang akan mengairi sawah ladangnya
> karena
> > air bukan barang publik tapi izin/hak
> pengelolaannya
> > sudah dimiliki oleh Vivendi, Thames, Lyonaise, dll
> > perusahaan raksasa yang gemar sekali
> mengkampanyekan
> > privatisasi air -- termasuk melalui WB, IMF, WTO,
> dll
> > -- di berbagai penjuru dunia.
> > 
> > Sayang butuh waktu yang panjang untuk
> mengelaborasikan
> > wajah sangar
> > neoliberalisme, karenanya saya sudahi disini dulu.
> > 
> > Firdaus
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: Imam Soeseno [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Wednesday, September 22, 2004 10:07 AM
> > To: ekonomi
> > Subject: [ekonomi-nasional] Kompas 20040922:
> Memangkas
> > Birokrasi demi
> > Pertumbuhan Ekonomi (James D Wolfensohn)
> > 
> > 
> > Bisnis & Investasi Rabu, 22 September 2004 
> > 
> > Memangkas Birokrasi demi Pertumbuhan Ekonomi 
> > 
> > James D Wolfensohn *
> > 
> > SETAHUN lalu, Grup Bank Dunia menerbitkan laporan
> > berjudul "Doing Business",
> > yang untuk pertama kalinya mengukur regulasi yang
> > memberatkan dan lemahnya
> > perlindungan hak milik (property rights) di banyak
> > negara miskin, yang
> > menghambat pertumbuhan pesat sektor bisnis. Dengan
> > publikasi laporan "Doing
> > Business" yang kedua, pekan lalu, kita bisa
> melihat
> > terjadinya perubahan
> > signifikan di negara-negara berkembang dalam 12
> bulan
> > terakhir di bidang
> > penting ini. Contohnya, jumlah usaha baru di
> Etiopia
> > yang melonjak hampir 50
> > persen tahun lalu.
> > 
> > TAMPAKNYA seperti sebuah keajaiban. Namun,
> sebenarnya
> > tidak ada sesuatu
> > alasan yang aneh. Pemerintah Etiopia memangkas
> biaya
> > untuk mendirikan usaha
> > baru, hampir 80 persen, atau kira-kira setara
> empat
> > tahun gaji. Turki dan
> > Maroko juga menyederhanakan prosedur, dan hasilnya
> > mereka menyaksikan jumlah
> > usaha baru meningkat sekitar 20 persen.
> > 
> > Jelas bahwa mempermudah para wiraswasta memulai
> bisnis
> > baru, akan baik bagi
> > pertumbuhan. Hal yang sama juga berlaku untuk
> > aktivitas lain yang ditelusuri
> > dalam laporan ini, termasuk di dalamnya
> > memperdagangkan properti,
> > membolehkan penggunaan kolateral (agunan) untuk
> > memperoleh kredit. Jadi,
> > tidak mengejutkan bahwa negara-negara yang
> memiliki
> > regulasi yang lebih
> > ramping dan efisien menikmati pertumbuhan ekonomi
> yang
> > lebih tinggi.
> > 
> > Yang belum begitu jelas- tetapi sama
> pentingnya-adalah
> > bahwa regulasi yang
> > tak efisien akan memukul kelompok masyarakat yang
> > rentan. Di sejumlah besar
> > dari 145 negara yang tercakup dalam riset kami,
> aturan
> > hukum yang restriktif
> > membuat pekerja wanita dan pekerja usia muda
> terlempar
> > dari pasar kerja.
> > 
> > Upah minimum tinggi yang tidak realistis juga
> berarti
> > pekerja tidak terampil
> > hanya bisa bekerja di sektor informal-yang
> merupakan
> > pasar gelap (black
> > market)-tanpa membayar pajak atau mendapat
> > perlindungan apa pun. Upaya-upaya
> > untuk memaksakan prinsip pekerjaan untuk seumur
> hidup
> > (jobs for life) juga
> 
=== message truncated ===


=====
Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.geocities.com/nizaminz


                
_______________________________
Do you Yahoo!?
Declare Yourself - Register online to vote today!
http://vote.yahoo.com


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke