Pak Mochtar ini kalau saya baca ceritanya sangat pandai mengambil kesempatan, dimana 
air sudah mulai mengalir deras dari arah yang lain, dia langsung memutar haluan untuk 
mengikuti aliran tersebut, hati - hati Pak banyak orang yang tersandung karena hal - 
hal yang dianggap sangat sepele.

untuk kebaikan, mencaci atau menghina yang lain karena sudah pindah cintanya merupakan 
hal yang buruk, dengan demikian saya yakin pembaca millis ini dapat menilai dengan 
mudah apa isi otak dari Pak Mochtar ini, saya yakin bapak tidak akan mendapatkan 
kesempatan yang baik pada pemerintahan SBY ini, dan Bapak pasti akan menghina kembali 
jika SBY terpuruk.

Introspeksi internal terhadap diri sendiri adalah Hal yang paling mendasar perlu 
dialakukan untuk seluruh individu yang ada dinegara kita ini, cintailah negri kita ini 
dengan tulus, lakukan perubahan - perubahan yang positif pada setiap individu, 
nyanyikan lagu kebangsaan kita setiap saat dengan hikmat, apalagi jika negri kita ini 
sedang dalam kesulitan yang tiada hentinya ini.

Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku...
disanalah aku berdiri
marilah kita berseru indonesia bersatu
hiduplah tanahku,hiduplah negri, bangsaku, rakyatku semuanya
bangunhlah jiwanya,bangunlah badannya, untuk indonesia raya

saya selalu berdoa, agar kedepan ( pemerintahan baru ) tidak ada lagi hujatan - 
hujatan dan cacian - cacian dari kalangan elit politik lain terhadap pemerintahan yang 
baru dan secara konstitusi terpilih dan dipilih oleh rakyat, berikan kesempatan agar 
pemerintahan baru ini dapat konsentrasi penuh dalam mengemban tugasnya dan 
pemerintahan baru ini harus serius dari hati nurani yg terdalam menjalankan amanat 
rakyat.

saya berharap, di istana merdeka kita dimana para pemimpin bangsa sering berkumpul 
selalu dikumandangan lagi kebangsaan kita dan dijadikan Background suara yang sayup 
sayup selelu terdengar tatkala kita berada disana, dan Pancasila negara kita di 
pampang besar didalam istana lebih besar dari sekarang dan selalu dibacakan waktu demi 
waktu dan juga di jadikan Backing sound diistana negara kita, sehingga para pemimpin 
kan akan selalu terenyuh jika mereka akan melakukan kesalahan dan kelalaian terhadap 
negaranya.

saya berharap Pak SBY tidak henti - hentinya mengumandangkan lagu kebangsaan dan Panca 
sila kita selam 5 tahun mendatang, jiak perlu seluruh anggata kabinetnya disaku baju 
harus selalu ada lagu kebangsaan dan pancasila.
dengan demikian alam bawah sadar pemikiran para pemimpin kita akan terbentuk cinta 
tanah air dan rakyatnya dan selalu bertindak sesuai dengan Pancasila kita, sehingga 
dapat dipastikan akan selalu ingat kepada tuhan yang maha esa.

Majulah Negriku, Majulah bangsaku...
sesungguhnya kita pernah jaya diwaktu yang silam
jangan biarkan negri kita tertinggal
jangan biarkan rakyat kita tertinggal
jadilah negri yang sangat luar biasa
jadilah rakyat yang sangat luar biasa
kita pasti bisa, bisa mencapai kesuksesan tersebut.




wasaalam

-----Original Message-----
From: Danardono HADINOTO [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, September 27, 2004 5:41 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [ppiindia] Mochtar Pabottingi: Kalau SBY Macam-macam, Saya
Hantam!


Memang, mas Satrio, issue central kini adalah pemberantasan KKN. Bukan saja di 
Indonesia, negara2 yang baru bangkit ex Uni Sovyet semua kejangkitan penyakit KKN, 
parah sekali. Akibatnya timbul pembrontakan, tak kunjung habis.
 
Juga di Amerika selatan. Pembrontakan jadi gerakan abadi. Tak ada negara AL yang bebas 
pembrontakan. Tetapi pimpinan negara tetap adem ayem berkorupsi ria.
 
Memajukan ekonomi (terutama secara makro) dengan sekaligus mengembang biakkan KKN 
tidaklah sulit, ini terjadi dizaman orba, tetapi in the long run, ini tak membawa 
manfaat, bahkan merugikan perkembangan.
 
Salam
 
RM D Hadinoto
 


Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Koran Tempo, 26 September 2004
Mochtar Pabottingi:
"Kalau SBY Macam-macam, Juga Saya Hantam"

Hampir pasti, merujuk hasil sementara perhitungan
suara pemilihan presiden, pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono-Jusuf Kalla akan tampil menjadi orang
pertama dan kedua di republik ini untuk lima tahun
ke depan. Artinya, tak lama lagi, Indonesia akan
mempunyai pemimpin baru. Tentu tugas mereka tidak
ringan. Banyak soal mesti diselesaikan, termasuk
memenuhi janji-janji yang sudah ditebar.

Kemenangan pasangan Yudhoyono-Kalla, dalam pengamatan
pengamat politik dari LIPI Mochtar Pabottingi,
sesuatu yang sangat menarik. "Kita bersyukur rakyat
memilih dengan cerdas," kata Mochtar dalam
sebuah wawancara dengan Mustafa Ismail, Diah Ayu
Candraningrum, dan Edy Can dari Tempo di rumahnya
di Jakarta Timur, Jumat (24/9). Berikut petikannya.

Bagaimana Anda melihat kemenangan SBY-Kalla?


  Sangat menarik, menurut saya. Kita bersyukur rakyat
memilih dengan cerdas. Lalu, karena cerdas
itulah maka yang salah dihukum. PDIP telah dihukum
sebelumnya pada pemilu legislatif. Sedangkan
Megawati dihukum pada pilihan presiden kedua ini, dan
itu memang pantas dia terima, karena dia tidak
melaksanakan agenda kabinet Gotong-royong. Bukan hanya
tidak dilaksanakan, bahkan dalam banyak hal
dikhianati.

Misalnya?

  Misalnya pemberantasan KKN. Malah KKN berlipat ganda
selama pemerintahan Megawati. Padahal, dulu,
saya mendukung Megawati bertahun-tahun. Saya membela
Megawati sejak 1992 sampai 2001. Itu dengan
risiko karier saya sendiri.

Apa yang mendorong Anda membela Megawati pada waktu
itu?

  Saya melihat bahwa Megawati antitesis dari Soeharto,
dari Orde Baru. Kita juga berharap seseorang
yang anaknya Bung Karno kira-kira akan membela rakyat.
Kenyataannya kan tidak demikian.

Masyarakat memilih SBY karena sadar akan perubahan
atau karena SBY ganteng?

  Semua faktor itu, saya kira. Karena dia simpatik,
charming dan memang ada pancaran watak yang
benar-benar baik dari dirinya. Tetapi saya kira juga
karena orang kecewa pada Megawati, misalnya
dengan adanya penggusuran di malam Lebaran. Itu kan
tidak benar dan itu menyakitkan,

  lo. Apalagi dikerjakan oleh orang yang dipilih
rakyat sendiri, yang didukung rakyat karena
dianggap mampu mengemban suara mereka.

Dalam perebutan menuju kursi kekuasaan Mega didukung
Koalisi Kebangsaan yang terdiri dari partai
besar, dan ternyata gagal....

  Orang tahu mereka partai-partai terkorup, ya Golkar,
PDIP. Jadi, susah untuk menarik simpati
rakyat. Kita tahu betul Golkar banyak sekali
malingnya. Mereka juga tidak solid. Banyak gejolak di
dalamnya. Koalisi itu juga bagi-bagi jabatan dan uang.
Itu berbeda koalisi SBY dengan PKS. Ini
terhormat. Sepanjang saya tahu, PKS tidak minta
jabatan. Mereka cuma mengajukan prinsip-prinsip
untuk disetujui, seperti penegakan hukum, pemerintah
yang bersih, dan lain-lain. SBY setuju. Itulah
prinsip-prinsip yang baik. Masyarakat membaca itu.

Basis Partai Demokrat di DPR kecil, apakah itu tidak
akan merepotkan pemerintahan SBY kelak?

  Walaupun basis SBY di DPR itu kecil, tetapi tidak
masalah. Karena yang besar-besar,
kredibilitasnya sungguh terpuruk. Partai politik besar
tidak punya kredibilitas dan rakyat pun sudah
tidak simpati lagi terhadap mereka. Lembaga DPR dan
DPRD sendiri sudah menjadi sorotan masyarakat
yang luar biasa. Di mata masyarakat, apa ini, kok kita
dirampok saja terus-menerus oleh mereka.
Dirampok soal anggaran, dirampok soal anggaran
pembangunan, macam-macamlah, uang kedeudeh.

Artinya, jika DPR selalu mencereweti kerja eksekutif,
akhirnya mereka akan berhadapan dengan rakyat?

  Kalau kita hitung rakyat, siapa yang memberi mandat
kepada SBY, maka DPR tidak bisa sembarangan.
DPR harus tahu diri. Kalau tidak tahu diri, DPR akan
menjadi sasaran masyarakat. Kalau dia mau
macam-macam atau menghalang-halang (kebijakan SBY) dan
sebagainya, DPR harus mempunyai argumen yang
kuat. Bukan argumen yang dicari-cari. Sepanjang
SBY-Jusuf Kalla itu bisa tetap memegang amanah
rakyat dan tidak mengkhianatinya, maka selama itu ia
akan selalu kuat berhadapan dengan DPR.

Apakah mungkin kasus Gus Dur jatuh dulu bisa terulang
pada SBY-Kalla ini?

  Susah. Pertama SBY bukan Abdurrahman Wahid. Kalau
Abdurrahman Wahid berkata pagi begini, siang
lain, malam lain lagi. Sebenarnya Abdurrahman Wahid
menjatuhkan dirinya sendiri. Orang sudah neg
pada waktu itu. Pakai sandal. Bukan berarti
desaklarisasi yang dia lakukan, tetapi karikatural.
Banyak hal-hal menurut saya kurang pas. Kalau SBY
tidak begitu. Dan juga sekarang, Undang-Undang
Dasar tidak seperti dulu, sudah berubah, tidak boleh
sembarangan, tidak boleh gampang mengganti.

* * *

Mochtar lahir Bulukumba, Sulawesi Selatan, sekitar
sebulan sebelum proklamasi Indonesia merdeka,
tepatnya pada 17 Juli 1945. Ia sempat kuliah di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin, 1963-1964. Namun, ia tidak betah dan
pindah ke Jurusan Bahasa Inggris di universitas
yang sama dan berhasil memperoleh gelar sarjana muda.

* * *
Di mana titik kritis pemerintah SBY?

  Saya kira lebih pada bisa tidak menangani
utang-utang jatuh tempo, misalnya, juga bidang energi,
subsidi minyak, bidang pengangguran----pengangguran
yang banyak sekali itu.

Penyelesaian konflik?

  Itu juga masalah. Tetapi itu bukan hanya tugas SBY.
Karena sejak dulu, itu tugas kita bersama
untuk menyelesaikan.

Ada yang menilai dalam sejumlah hal, ia terlalu
hati-hati sehingga terkesan lamban?

  Mungkin. Tetapi dia tidak lamban. Apalagi kan ia
berpasangan dengan Jusuf Kalla. Jusuf Kalla itu
penerobos. Dengan kombinasi itu, saya kira bagus.

SBY kan seorang militer, apakah ini tidak menjadi
ancaman bagi demokrasi?

  Ada tiga hal yang bisa menjawab mengapa hal itu
dikatakan sulit terjadi. Pertama, kredibilitas TNI
sudah terpuruk. Kalau dia memegang lagi kendali, dia
harus kredibel. Bahwa orang memang merindukan
keamanan, itu memang iya. Tetapi TNI masih nggak
kredibel. Kedua, masyarakat kita sudah lain dengan
di era Orde Baru. Sekarang, masyarakat kita berani
mempertaruhkan apa saja. Seperti kasus Tempo,
banyak kan yang memperjuangkan kemenangan dan bebasnya
Tempo.

  Ketiga, UUD kita sudah lain. Dan DPR, kalau saya
bayangkan ke depan, dengan orang PKS yang masuk
ke situ, meskipun kecil jumlahnya, ada unsur-unsur
anggota parlemen yang menempatkan diri dan
berperilaku 180 derajat dibandingkan apa yang selama
ini dilakukan Golkar dan lain-lain. Mereka
(orang PKS) tidak menerima amplop, mereka berani
menolak (hal-hal yang tidak layak diterima). Di
samping itu, Golkar, PDIP, PPP itu amburadul ke dalam,
karena mereka memang berpolitik tidak
prinsipil. Mereka berpolitik dengan uang saja.

Tetapi bagaimana pun minoritas bisa dikalahkan oleh
mayoritas?

  Bisa dikalahkan kalau argumennya bagus. Kalau
argumennya asal menang-menangan saja, dengan
konyol-konyolan, dia akan berhadapan dengan rakyat.

* * *
Dari Makassar, ia hijrah ke Yogya dan melanjutkan
studi bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada
dan menjadi sarjana pada 1973. Gelar MA diperoleh pada
Department of Sociology, University of
Massachusetts Amherst, 1980-1982. Gelar Ph.D. diraih
dari Department of Political Science University
of Hawaii at Manoa, 1989.

* * *
Golput diperkirakan mencapai 20 persen--cukup besar.
Bukankah itu bisa menjadi ganjalan legitimasi
bagi SBY?

  Saya kira bukan menolak. Tidak menerima barangkali,
namun tidak menolak. Mereka (orang golput) itu
mengatakan, saya tidak mau, karena saya tidak percaya
dua-duanya. Beda sama tidak mendukung sama
menolak. Ini pun golput sekarang diperkirakan sekitar
tujuh persen.

Tapi ada perkiraan bisa 20 persen?

  Ya mungkin. Tapi yang tidak masuk suara itu bukan
berarti golput. Kadang-kadang karena hanya malas
saja, tidak terlalu serius. Saya tidak terlalu melihat
(golput signifikan).

Jadi, apa yang penting diperhatikan SBY?

  Yang sangat penting diperhatikan SBY adalah tetap
setia memegang amanah rakyat. Jangan sampai
mengkhianati, seperti dilakukan Megawati. Misalnya dia
(Megawati) membela wong cilik, tapi wong
cilik selama tiga tahun diinjak-injak terus. Itu yang
harus dipegang. Yang harus dicatat betul-betul
oleh SBY-Jusuf Kalla adalah apa yang membuat rakyat
banyak itu memilih dia. Apa harapan-harapannya.
Bertahanlah selalu pada harapan-harapan itu, selalu
setia pada itu.

Masalahnya, apakah rakyat punya kesempatan mengontrol
mereka?

  Rakyat secara umum kesempatannya hanya lima tahun
sekali. Tapi ada segelintir orang, rakyat juga,
entah itu LSM, mahasiswa, intelektual, mungkin ada
dari kalangan pemerintah juga, yang akan
mengkritik. Meskipun saya mendukung kuat (SBY), tapi
kalau macam-macam, saya hantam keras itu. Yang
penting, pers dan masyarakat harus bahu-membahu
mengawasi pemerintah. Karena itu modal kita.

Kalau dorongan-dorongan lewat mahasiswa, LSM, dan
sebagainya kan tidak terlalu kuat?

  Kalau maksudnya untuk menjatuhkan langsung, memang
susah. Dan kita juga tidak ingin itu terjadi.
Memang pilihannya lima tahun sekali.

Oh ya, mengapa Anda mendukung SBY?

  Dibandingkan dengan calon-calon lain, dia bagus kok.
Dari awal saya dukung itu. Terakhir, dua
bulan terakhir sebelum ini, di mana-mana saya bicara,
pilih ini, bagus itu.

Anda tidak masuk dalam tim SBY?

  Nggak, dan tidak ingin masuk dalam tim---(saya
mendukung secara) personal.

Bagaimana dengan intelektual yang langsung masuk ke
tim capres itu. Padahal, mereka kan tempat
masyarakat merujuk, kalau intelektual memihak,
masyarakat kehilangan rujukan?

  Ya nggak. Kalau selalu ada yang bisa dijadikan
rujukan. Tidak semuanya kan (yang masuk ke tim
itu). Dan masyarakat jangan manja juga dong, mereka
bisa berpikir sendiri. Jadi saya nggak terlalu
khawatir (intelektual masuk ke dalam tim sukses). Di
mana-mana begitu kok.

Apakah ini tidak terkesan menggadaikan
intelektualitas?

  Saya tidak melihat begitu. Saya tidak melihat
negatif. Menurut saya, (mereka bergabung dalam tim
capres) itu bagus. Tim itu kan butuh orang-orang
pintar. Kan bagus malah hasilnya. Mutu jadinya.
Coba kalau preman-preman masuk ke situ? Repot kita
kan. Kalau saya sih positif saja melihatnya. Saya
tidak melihat itu salah.

Mengapa Anda sendiri tidak menjadi tim sukses?

  Saya alergi terhadap itu. Saya tetap pertahankan
kredibilitas saya dan kemurnian penilaian saya.
Saya selalu berusaha untuk bersuara secara bebas, saya
ingin suara saya tidak ada embel-embelnya.

Bagaimana nasib Koalisi Kebangsaan itu? Katanya akan
menjadi kekuatan penyeimbang. Seberapa kuat
mereka?

  Sama sekali tidak kuat. Tetapi yang paling mendasar
bagi saya, kalau ingin bicara kasar: koalisi
di antara maling itu susah. Koalisi koruptor itu
susah. Dan kita tahu betul Golkar banyak sekali
korupnya. PDIP juga begitu. Koalisi orang-orang korup
itu susah sekali, karena dia cuma tahu uang.
Tidak menghormati prinsip-prinsip. Itu pada dasarnya
koalisi yang lemah. Lain halnya koalisi antara
Partai Demokrat dan PKS, itu lebih kuat. Meskipun di
Partai Demokrat ternyata sudah bolong-bolong,
terbukti dengan soal pemilihan ketua DPRD DKI. Tapi
meskipun Partai Demokrat bolong-bolong, PKS
tetap setia. Jadi, koalisi kebangsaan sendiri menurut
saya sama sekali tidak solid. Buktinya kemarin
sudah kalah. Mereka tidak bertahan lama.

Jadi, partai-partai besar itu nanti akan hancur?

  PDIP dan Golkar pasti akan timbul gelombang
internal. Ada Munas yang nanti akan ramai sekali. PKS
mungkin yang akan besar. Karena disiplin mereka
tinggi. Mereka juga berpola prinsipil dan logika.
Itu bisa menarik hati banyak orang. PAN juga
sebenarnya masih bisa. Untuk PDIP, akan susah tanpa
Mega, bahkan lebih susah daripada Golkar, karena
banyak kader Mega yang datang dari kalangan
minoritas.

* * *
Selain dikenal sebagai pengamat politik, Mochtar juga
dianggap sebagai penyair. Sejak 1971, ia telah
aktif menulis puisi di sejumlah majalah sastra dan
budaya seperti Basis dan Horison. Kumpulan puisi
itu kini telah dibukukan dan diberi judul Dalam Rimba
Bayang-bayang (2003). Menulis puisi baginya
sebagai upaya untuk menyeimbangkan otak kiri dan otak
kanan.

Aktivitas membuat puisi ini memang sempat tersendat
ketika ia harus menyelesaikan kuliah S-2 dan
doktoral di luar negeri. Ia harus menyelesaikan kuliah
dengan beasiswa dari Fulbright-Hayes, East
West Center dan Ford Foundation itu tepat waktu. "Saya
banyak membaca buku. Membaca membutuhkan
waktu yang banyak," kata peneliti senior LIPI ini.

* * *
Anda juga dikenal sebagai penyair. Bagaimana perbedaan
puisi dan politik?

  Politik: kita diajar untuk berpikir dengan
menggunakan nalar. Sedangkan puisi: kita diajarkan
untuk menjelajah dan meloncat serta mengembangkan
imajinasi, apakah itu dengan kenangan, sesuatu
yang ingin dicapai, dan sebagainya. Sastra perlu
politik, sedangkan politik perlu imajinasi.



__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]



Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT


---------------------------------
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


                
---------------------------------
Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 100MB kostenlosem Speicher

[Non-text portions of this message have been removed]




***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links



 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to