yang ditangkapi sama para teroris itu lho..

Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Kencing berlari? Udah bisa berdiri belon? 
Siapa orang Islam yang diculik ya? Ba'ashir?

taufik orangkaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Belajar menjadi terorisnya kan belon lengkap, sayang kalau putus hubungan dengan 
amrik..sesuai pepatah "guru kencing berdiri murid kencing berlari' makanya butuh lah 
bantuan 7 jta dollar itu, untuk belajar menculik dab meneror orang-orang Islam.

Danardono HADINOTO wrote:Jangan lupa juga ucapan: " Bukan salah bunda mengandung, apa 
daya ayah salah pake sarung..."

Mungkin nanti ada larangan pakai computer yang processornya dibuat dinegeri kafir..

amartien wrote:


"belajar pakai sarung ah, biar bebas dari Jeans".

Jangan gitu dong. Pakai jeans jl. cipaganti di bandung kan boleh. Yang nggak ya itu 
lho buatan levis, gap, dll. meskipun mereka bikin produknya ada yg di bikin di 
indonesia juga.




--- On Tue 09/28, mBah Soeloyo < [EMAIL PROTECTED] > wrote:
From: mBah Soeloyo [mailto: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 28 Sep 2004 06:58:04 -0000
Subject: [ppiindia] Re: FW: Presiden SBY dan tantangan Hegemoni Amerika (1)

waah.... belum siap mutusin hubungan segalanya
dengan Amrik....
Nanti pedagang baso, bala-bala, bakwan malang,
mie... sampai Bogasari dengan gandum segitiga biru
dan roda terbangnya dari mana dapat bahannya, Mas?

Masih jauuuuh.... selama negara-negara lain juga
tergantung "pangannya" dari Paman Sam...;-).

soel
----------------
(belajar pakai sarung ah, biar bebas dari Jeans)


--- In [EMAIL PROTECTED], Danardono HADINOTO 
wrote:
> Dulu bung Karno sangat anti AS, kok ya digusur dan dipecundang 
sampai mati ngenes dengan dukungan umat Islam, kaum nasionalis 
dibantai, masuk pulau Buru. Umat Islam, terutama kekuatan 
fundamentalis lama, seperti Masyumi dengan sorak sorai mengusung pak 
Harto ke singgasana, yang membuka politik pro AS.
> 
> Gimana kalau RI putuskan hubungan diplomatik dengan AS, Uni Europa 
dan semua negara2 kulit putih? Kita nyanyi "Indonesia raya, merdeka, 
merdeka, hiduplah dst". 
> 
> Gimana mas Tampubolon?
> 
> 
> 
> Mohammad-Riyadi Tampubolon wrote:
> 
> "Presiden SBY dan tantangan Hegemoni Amerika (1)"
> 
> RI dengan Muslim 190 juta akan terus dalam pengawalan AS. Seperti 
negeri
> muslim lain, RI akan dipaksa menerapkan `viktimisasi Islam'. 
Bagaimana SBY
> menghadapi hal ini? Baca CAP ke-71 Adian Husaini, MA
> 
> Menyusul kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pemilihan
> Presiden Indonesia secara langsung pada 20 September 2004, banyak 
kalangan
> di Barat yang menyambut gembira. Koran Berita Harian yang terbit di 
Kuala
> Lumpur, 23 September 2004, menulis satu judul berita: Australia 
raikan
> kemenangan `rakan Barat'. 
> 
> Ditulis dalam berita ini, bahwa koran-koran yang terbit di Australia
> menyambut gembira kemenangan SBY atas Megawati dan menyebut SBY 
sebagai
> `rakan Barat'. Harian The Australian edisi 22 September 2004, 
menyebutkan,
> bahwa SBY adalah rakan (kawan) Barat, musuh terorisme, dan seorang
> demokrat yang konsisten. Kemenangan SBY, tulis koran ini, merupakan
> kekalahan kaum ekstrimis agama, yang melihat demokrasi sebagai
> bertentangan dengan Islam. 
> 
> Bagaimanakah menyikapi berita-berita semacam ini di media massa 
Barat?
> Sejak bergulirnya proses pemilihan Presiden secara langsung, cerita-
cerita
> dan isu tentang hubungan SBY dengan Barat dan kalangan Kristen sudah
> bertiup kencang. Sampai-sampai istrinya, yang bernama Kristiani, 
juga
> sempat diisukan sebagai seorang pemeluk Kristen. Ketua Partai 
Demokrat
> kebetulan juga seorang pemeluk Kristen. Banyak SMS beredar yang
> menyebutkan, bahwa SBY pernah menyatakan, "AS adalah tanah air saya 
yang
> kedua". Juga beredar SMS tentang sejumlah dana yang diterima SBY 
dari AS. 
> 
> Banyak lagi berita-berita lainnya seputar masalah itu, yang intinya
> memberikan gambaran seolah-olah SBY adalah antek AS, yang kalau 
menjadi
> Presiden Indonesia, maka ia akan menjalankan agenda-agenda AS, 
terutama
> dalam masalah ekonomi, politik, dan terorisme internasional. 
> 
> Kebenaran cerita-cerita seputar hubungan dan sikap SBY terhadap 
Barat dan
> AS masih perlu dibuktikan dan diklarifikasi. Kaum Muslim Indonesia 
tidak
> perlu tergesa-gesa menvonis. Masih ada waktu untuk menilai dan 
menunggu,
> bagaimana sikap dan kebijakan SBY dalam melakukan hubungan dengan 
Barat,
> khususnya AS. Satu hal yang patut dihargai adalah keberanian SBY 
yang
> secara tegas menyatakan tidak akan membuka hubungan diplomatik 
dengan
> Israel. Lebih penting dari itu, para ulama dan cendekiawan, 
seyogyanya
> menjalankan fungsinya sebagai ulama dan cendekiawan, untuk terus
> memberikan nasehat, saran, amar ma'ruf dan nahi munkar kepada 
pemerintah
> baru. 
> 
> Dialog dan komunikasi juga perlu dibangun dengan baik. Para ulama 
dan
> cendekiawan juga perlu senantiasa bersikap k
ritis dan hati-hati 
dalam
> menerima dan menyebarkan informasi, sehingga dapat dengan tepat
> menyampaikan al-haq kepada pemerintah. Bukankah menyampaikan 
kalimah yang
> haq kepada penguasa merupakan jihad yang sangat mulia? 
> 
> Dalam konteks politik global saat ini, di bawah cengkeraman super 
power
> tunggal, yang memiliki kekuatan besar untuk menjungkir-balikkan 
situasi
> politik dan ekonomi suatu negara, maka tidaklah mudah bagi satu
> pemerintahan untuk menerapkan kebijakan dan sikap politik yang 
mandiri,
> tanpa mengindahkan kebijakan politik AS dan sekutu-sekutunya. 
Disamping
> masalah perekonomian, politik dalam negeri, sosial, kebudayaan, dan
> pendidikan, salah satu masalah pelik yang dihadapi pemerintah 
Indonesia di
> bawah SBY adalah masalah "terorisme" yang telah menjadi isu politik 
utama
> dalam politik internasional, menggantikan isu HAM, demokrasi, dan
> lingkungan hidup. 
> 
> Dalam satu audiensi dengan Komisi Hankam DPA, beberapa waktu lalu, 
sebelum
> meletusnya bom Bali, saya menulis satu paper yang diantaranya berisi
> usulan agar Indonesia merumuskan definisi "terorisme" sesuai dengan
> kepentingan bangsa Indonesia sendiri. Maka, definisi terorisme yang 
tepat
> bagi Indonesia, adalah "setiap tindakan yang berpotensi 
menghancurkan
> bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia". Maka, terorisme, 
dapat
> mencakup aktivitas di bidang politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan
> sebagainya. Pengedar uang palsu, koruptor kelas kakap, bandar 
narkotika
> dan obat-obatan terlarang, produsen VCD porno, penjual rahasia 
negara
> kepada pihak asing, perusak lingkungan kelas berat, gerakan 
separatis
> bersenjata, dan sejenisnya dapat dijerat dengan pidana terorisme,
> sebagaimana aksi-aksi pengeboman dan pembunuhan terhadap warga 
masyarakat. 
> 
> Dalam kamus terorisme internasional yang berlaku saat ini, tidak ada
> definisi yang objektif, fair, dan adil terhadap tindakan terorisme 
di
> dunia internasional. Sebab, kamus terorisme memang ditentukan oleh 
AS.
> Siapa yang teroris dan siapa yang bukan teroris, diukur berdasarkan
> kepentingan AS. Pejuang Palestina, seperti Hamas, harus dicap 
sebagai
> teroris, tetapi aksi-aksi pembunuhan rakyat Palestina oleh Ariel 
Sharon
> dan kawan-kawan, dan juga pembunuhan terhadap sekitar 500.000 anak-
anak
> Iraq dengan embargo ekonomi pasca Perang Teluk I, bukanlah dinilai 
sebagai
> tindakan terorisme. Para pembantai ratusan ribu kaum Muslim di 
Bosnia, dan
> pemerkosa ribuan muslimah Bosnia pun tidak masuk dalam daftar 
teroris
> internasinal yang berbahaya. Sekali lagi, mereka (Sloban Milosevic,
> Rodovan Karadzik, dan kawan-kawan), tidak dimasukkan dalam daftar 
teroris
> internasional, karena korbannya adalah Muslim atau bukan warga AS! 
> 
> Tetapi, mantan bintang pop, Cat Steven (Yusuf Islam) -- yang 
Muslim --
> pada 22 September 2004, dilarang masuk AS, karena dicurigai ada 
hubungan
> dengan teroris Kasus Yusuf Islam kembali menunjukkan betapa 
sensitif dan
> paranoid-nya penguasa AS saat ini dalam menghadapi kaum Muslim,
> sampai-sampai Menteri Luar Negeri Inggris, Jack Straw, melakukan 
protes
> terhadap tindakan AS tersebut. 
> 
> Mengapa AS begitu sensitif dan paranoid terhadap Islam? Untuk 
memahami hal
> ini, bisa disimak sebuah buku berjudul The High Priests of War 
(Washington
> DC: American Free Press, 2004), karya Michel Colin Piper. Buku ini
> memaparkan dengan sangat lugas dan jelas profil-profil tokoh
> neo-konservatif yang berpengaruh besar dalam penyusunan kebijakan 
politik
> luar negeri AS, pasca Perang Dingin. Secara mencolok pengaruh 
kelompok ini
> dipertontonkan pada kebijakan penyerangan terhadap Irak, tahun 
2003. 
> 
> Pada 24 Oktober 2002 -- beberapa bulan sebelum serbuan AS ke- Iraq -
-
> Michel Kinsley, seorang penulis Yahudi Liberal, menulis 
bahwa peran
> sentral Israel dalam perdebatan tentang kemungkinan Perang atas 
Irak,
> adalah ibarat "gajah dalam ruangan". "Setiap orang melihatnya, 
tetapi
> tidak seorang pun menyebutkannya." 
> 
> Kini, sosok lobi Israel itu diperjelas lagi oleh Michel Colin 
Piper, dalam
> bukunya ini. Piper menyebutkan, belum pernah dalam sejarah AS 
terjadi
> dominasi politik AS yang begitu besar dan mencolok oleh `tokoh-tokoh
> pro-Israel' seperti dimasa Presiden George W. Bush. Kelompok garis 
keras
> itu dikenal sebagai kelompok "neo-konservatif" (neo-kon). Sebagian 
besar
> anggota neo-kon adalah Yahudi. Salah satu prestasi besar kelompok 
ini
> adalah memaksakan serangan AS atas Iraq, meskipun elite-elite 
militer AS
> dan Menlu Colin Powell sendiri, semula menentangnya. 
> 
> Piper menulis: "That the war against Iraq was deliberately 
orchestrated by
> a small but powerful network of hard-line "right wing" Zionist
> elements-the self-styled "neoconservatives" - at the high levels of 
the
> Bush administration, skillfully aided and abetted by like-minded 
persons
> in public policy organizations, think tanks, publications and other
> institutions, all of which are closely interconnected and, in turn, 
linked
> to hardline "likudnik" forces in Israel." 
> 
> Piper membahas peran kelompok garis keras Zionis Yahudi di AS dengan
> menguraikan satu persatu latar belakang dan tokoh-tokoh yang 
terlibat
> dalam konspirasi neokonservatif ini, seperti Richard Perle, William
> Kristol, Donald Rumsfeld, Paul Wolfowitz, Rupert Murdoch, juga 
ilmuwan dan
> kolomnis terkenal seperti Bernard Lewis, Charles Krauthammer, dan
> tokoh-tokoh Kristen fundamentalis seperti Jerry Falwell, Pat 
Robertson,
> dan Tim LaHaye. Philip Golub, seorang wartawan dan dosen di 
University of
> Paris VIII, menulis tentang strategi kelompok neo-kon. 
> 
> Menurutnya, kelompok ini telah berhasil menjadikan Presiden Bush 
sebagai
> kendaraan untuk menjalankan satu kebijakan berbasis 
pada `unilateralism',
> `permanent mobilisation', dan `preventive war'. 
> 
> Apa yang ditulis oleh Piper kemudian seperti menjadi kenyataan. Itu 
bisa
> dilihat dengan apa yang kemudian dilakukan oleh AS terhadap Iraq, 
Syria,
> dan belakangan ini terhadap Iran dalam kasus nuklirnya. Sebelumnya, 
tahun
> 1994, Piper sudah menggegerkan AS dengan bukunya, "Final 
Judgement", yang
> membongkar peran agen rahasia Israel, Mossad, dalam pembunuhan John 
F.
> Kennedy. Piper berkeliling ke berbagai negara untuk menjelaskan isi 
buku
> yang di AS tak dapat dijual di toko-toko buku utama. Pada Maret 
2003,
> Piper diundang berceramah di Zayed Center for Coordination and 
Follow-Up,
> Abu Dhabi. Ceramahnya mendapat liputan luas di media-media Arab. 
Ketika
> itu, menjelang serangan AS atas Iraq, Piper sudah mengingatkan, 
bahwa
> serangan atas Iraq dilakukan atas pengaruh lobi Israel, dalam 
kerangka
> mewujudkan impian kaum Zionis untuk membentuk "Israel Raya" (Greater
> Israel/Eretz Yisrael). 
> 
> "President Bush seems to be driven by Christian fundamentalism and 
strong
> influence of the Jewish lobby," kata Piper. 
> 
> Serangan AS atas Iraq merupakan tahap awal dari sebuah Perang Besar 
yang
> sudah jauh dirancang oleh kelompok neo-kon ini. Ari Shavit, seorang
> penulis Yahudi, menulis di koran Ha'aretz (9 April 2003), bahwa 
perang
> atas Iraq disusun oleh 25 intelektual --sebagian besar Yahudi-- yang
> mendorong Presiden Bush untuk mengubah wacana sejarah. Tulisan 
Shavit
> menyiratkan satu fenomena ironis dalam tradisi politik AS. Betapa
> mayoritas rakyat di negara adikuasa yang begitu hebat kekuatan 
militernya,
> ternyata tidak berdaya menghadapi cengkeraman kelompok minoritas 
neo-kon
> yang didominasi Yahudi. 
> 
> Michel Lind, seorang penulis AS, mengungkapkan, bahwa impian 
kelompok
> n
eo-kon untuk menciptakan sebuah "imperium Amerika" sebenarnya 
ditentang
> oleh sebagian besar elite perumus kebijakan luar negeri AS dan 
mayoritas
> rakyat AS. Lind juga menyebut, bahwa koalisi Bush-Sharon juga 
berkaitan
> dengan keyakinan, bukan karena faktor kebijakan. Itu bisa dilihat 
dari
> latar belakang Bush yang berasal dari keluarga Kristen 
fundamentalis. Kata
> Lind: "There is little doubt that the bonding between George W. 
Bush and
> Ariel Sharon was based on conviction, not expedience. Like the 
Christian
> Zionist base of the Republican Party, George W. Bush was a devout 
Southern
> fundamentalist." 
> 
> Cengkeraman atau pembajakan kelompok neo-kon terhadap politik AS
> sebenarnya meresahkan banyak umat manusia. Mereka sedang 
menjalankan satu
> skenario besar "Perang Global", dengan menempatkan Islam sebagai 
musuh
> utama peradaban dunia. Dalam bukunya, nting Islam as The New 
EnemyKuala
> Lumpur: Crescent News: 2003), Abdulhay Y. Zalloum, juga memberikan
> gambaran tentang peran dan skenario kelompok neo-kon dalam 
membentuk "Tata
> Dunia Baru" pasca Perang Dingin. "The New World Order", simpulnya, 
adalah
> rekayasa hegemoni sebuah "American Empire". Itu dibuktikan dengan 
berbagai
> dokumen yang disusun oleh tokoh-tokoh kelompok ini, seperti 
Rancangan
> Pertahanan yang disusun oleh Paul Wolfowitz berkaitan dengan Tata 
Dunia
> Baru, bahwa tujuan utama AS dalam politik internasional Tata Dunia 
Baru
> adalah mencegah munculnya rival baru bagi AS. (Our first objective 
is to
> prevent the reemergence of new rival). 
> 
> Para intelektual neo-kon, seperti Samuel P. Huntington dan Bernard 
Lewis,
> kemudian merumuskan rancangan tata politik internasional berbasis 
pada
> teori "clash of civilizations". Lewis, yang anaknya aktif dalam 
kelompok
> lobi Yahudi di AS (AIPAC) –adalah orang pertama yang mempopulerkan 
wacana
> clash of civilizations, melalui artikelnya berjudul "The Roots of 
Muslim
> Rage" (Akar-akar kemarahan Muslim) di jurnal Atlantic Monthly, 
September
> 1990. Artikel ini merupakan persiapan untuk menentukan siapa "musuh 
baru"
> Barat pasca Perang Dingin. Dari sinilah kemudian skenario untuk 
menunjuk
> "Islam" sebagai musuh atau rival utama Barat ditentukan. Sebelumnya,
> banyak buku tentang Islam dan Barat yang ditulis Lewis, seperti 
buku "The
> Arabs in History" (1950), "The Emergence of Modern Turkey" (1961),
> "Semites and Anti-Semites" (1986), "The Jews of Islam" 
(1984), "Islam and
> The West" (1993). Buku Lewis "What Went Wrong" (2003), dikritik oleh
> Michel Colin Piper sebagai buku yang secara keji menyerang sejarah 
Arab
> dan kaum Muslim. Bukunya "The Crisis of Islam" (2004) juga 
merupakan buku
> yang memberikan begitu banyak justifikasi terhadap kebijakan Barat 
dan
> Israel terhadap dunia dan kaum Muslim. Gagasan Lewis ini kemudian
> dipopulerkan oleh Huntington melalui bukunya "The Clash of 
Civilization
> and the Remaking of World Order" (1996). 
> 
> Sejak awal 1990-an, kelompok neo-kon sebenarnya telah merancang satu
> wacana global dengan "ancaman Islam" sebagai agenda utama Barat. 
Wacana
> tentang bahaya fundamentalis Islam digulirkan dengan kencang melalui
> berbagai penerbitan, baik buku-buku kajian ilmiah maupun media 
massa.
> Tahun 1995, Sekjen NATO menyatakan, bahwa "political Islam was at 
least as
> dangerous as communism had been to the West." Namun, sekanario
> "viktimisasi Islam" itu kurang berjalan lancar. Lalu, terjadilah 
sebuah
> peristiwa besar pada 11 September 2001, yang kemudian mengubah peta
> politik dunia, dan berhasil memunculkan "Perang Melawan Terorisme" 
sebagai
> isu utama dalam arena politik internasional. Wacana "Perang Melawan
> Terorisme" sebenarnya merupakan wacana yang tidak masuk akal. 
Sebab, kata
> Noam Chosmsky, dalam buku, "9-11", (New York: Seven S
tories Press, 
2001),
> "We should not forget that the US itself is a leading terrorist 
state."
> (Kita jangan sampai lupa, bahwa AS adalah negara teroris 
terkemuka). 
> 
> Melalui bukunya ini, Piper berhasil memperjelas apa dan siapa yang
> sebenarnya berada di balik isu-isu dan peristiwa penting dalam 
panggung
> politik internasional saat ini. Lebih menarik, ditampilkan juga 
dalam buku
> ini foto-foto para tokoh neo-kon. Dunia Islam perlu menyadari, bahwa
> sebuah skenario `Perang Global' (Global War) dengan menjadikan 
kelompok
> Islam sebagai musuh utama, telah dijalankan oleh kelompok neo-kon, 
dengan
> menjadikan Presiden George W. Bush dan politik AS, sebagai kendaraan
> mereka. Politik "viktimisasi Islam" (menjadikan Islam sebagai 
kambing
> hitam) merupakan upaya pengalihan dari masalah sebenarnya yang 
dihadapi
> pemerintah AS. Politik ini tidak memberi kesempatan masyarakat AS 
untuk
> secara kritis menilai kegagalan atau kesuksesan pemerintahnya, sebab
> mereka senantiasa dijejali dengan berbagai informasi media-media 
jaringan
> neo-kon yang mengisukan akan datangnya serangan teroris Islam. 
> 
> Proyek `viktimisasi Islam' ini dijalankan terus sebagai isu politik 
dengan
> mengusung bendera "war against terrorism". Siapa yang tidak mau 
ikut, akan
> dihukum oleh AS. Sebab, kata Bush, pada 20 September 2001: "Every 
nation
> in every region now has a decision to make: Either you are with us, 
or you
> are with the terrorist. From this day forward, any nation that 
continues
> to harbor or support terrorism will be regarded by the United 
States as a
> hostile regime." 
> 
> Indonesia, yang merupakan negeri Muslim terbesar di dunia, dengan 
jumlah
> umat Muslim sekitar 190 juta jiwa, sedang dalam `teropong dan 
pengawalan
> ketat' AS dan sekutu-sekutunya, tentu akan dipaksa untuk menerapkan
> kebijakan viktimisasi Islam itu. Bagaimana seyogyanya kiat Presiden 
SBY
> menghadapi hal ini? Insya Allah bersambung. (KL,23 September 2004).
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
www.ppiindia.shyper.com
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
> 
> To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
> 
> To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 100MB kostenlosem Speicher
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]




***************************************************************************
Berd

=== message truncated ===

---------------------------------
Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 100MB kostenlosem Speicher

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.

=== message truncated ===

            
---------------------------------
Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 100MB kostenlosem Speicher

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]



Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT


---------------------------------
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 



                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses.

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to