http://www.suarapembaruan.com/News/2004/10/09/index.html


SUARA PEMBARUAN DAILY

Bom di KBRI Paris
Militan Prancis Klaim Bertanggung Jawab

PARIS - Sebuah kelompok militan Prancis mengaku bertanggung jawab atas 
ledakan bom di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, 
Prancis, Jumat (8/10) pagi. Pengakuan yang belum diverifikasi kebenarannya 
oleh aparat keamanan setempat disampaikan lewat sebuah e-mail.
Kelompok yang mengaku bernama Front Tentara Islam Prancis itu menuntut agar 
Pemerintah Prancis segera membebaskan Boualem Bensaid dan Smain Ait Ali 
Belkacem - keduanya anggota kelompok militan - yang dihukum penjara seumur 
hidup karena terlibat dalam sebuah aksi pengeboman di Paris pada tahun 1995, 
kata beberapa pejabat pengadilan.
Pengirim e-mail juga mengatakan, mereka tetap mempertahankan gencatan 
senjata hingga 30 Januari 2005. Pejabat polisi Prancis mengaku sudah 
mengetahui e-mail yang dikirim kelompok militan itu, tapi masih meragukan 
kebenarannya. Polisi terus menyelidiki kebenaran klaim tersebut. Sedangkan, 
tim investigasi yang dikerahkan ke lokasi kejadian menemukan pecahan-pecahan 
tromol gas. Tapi mereka mengaku belum bisa memastikan jenis bahan peledak 
itu dan siapa yang berada di balik aksi tersebut.
Menurut beberapa petugas keamanan, pecahan-pecahan kaleng gas jenis yang 
sama pernah dipakai oleh kelompok militan Aljazair ketika mengebom sebuah 
target di Paris pada pertengahan tahun 1990. Kelompok itu melalui e-mail 
menuntut pembebasan dua pria yang juga dipenjara seumur hidup karena 
terlibat dalam aksi pengeboman.
Para pakar bom mengatakan, ledakan yang terjadi di depan KBRI Paris 
sepertinya sebuah bom rakitan. Radio Prancis melaporkan, berat bom itu 
mencapai 9-11 pon dan dibungkus dalam sebuah kaleng.
Sesaat setelah ledakan di depan KBRI yang melukai 10 orang dan menghancurkan 
kaca-kaca jendela dan beberapa kendaraan yang diparkir, Prancis meningkatkan 
keamanan di semua gedung kedutaan di negara itu. Jalan di depan KBRI ditutup 
untuk umum.
Ledakan bom di depan KBRI Paris adalah yang pertama untuk Prancis selama 
hampir satu dekade. Serangan itu juga merupakan yang pertama untuk 
kepentingan Indonesia di luar negeri sejak tahun 1975.
Chirac Mengecam
Presiden Prancis, Jacques Chirac, yang saat ini berada di Vietnam untuk 
menghadiri KTT ASEM, mengecam keras ledakan yang terjadi di depan gedung 
KBRI di Paris. Chirac memerintahkan aparat keamanan agar melakukan apa saja 
untuk menangkap dan menindak tegas mereka yang mengaku bertanggung jawab.
"Ini adalah sebuah tindakan kriminal yang bertujuan mengganggu berbagai 
kepentingan dan perwakilan Indonesia di Prancis," kata Presiden Chirac.
Serangan terorisme terbesar di ibu kota Prancis itu pernah terjadi pada 
tahun 1995 dan 1996, saat dua buah bom berkekuatan ledak tinggi meledak di 
jalur kereta bawah tanah di Paris. Kelompok militan radikal Aljazair mengaku 
bertanggung jawab atas serangan itu. Pada 1997 juga, sebuah bom kecil 
meledak di luar sebuah masjid di Paris, melukai satu orang.
Sebagaimana diberitakan harian ini, Jumat kemarin, sebuah bom meledak di 
luar KBRI di Paris, dan melukai sekitar 10 orang. "Bahan peledak itu berada 
dalam bungkusan, yang ditanam di bawah tiang bendera di luar gedung 
kedutaan," kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prancis Dominique de 
Villepin.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, Jumat, 
menjelaskan, insiden itu terjadi sekitar pukul 05.00 pagi waktu setempat, di 
luar gedung KBRI No 49 Rue Cortambert, Paris. Gedung ini merupakan 
perkantoran sekaligus tempat tinggal yang kebetulan terletak di kawasan 
eksklusif.
KBRI Paris memiliki dua gedung yakni di nomor 47 dan 49 yang berlantai 
empat. Kantor utama KBRI berada di gedung nomor 47. Korban yang menderita 
luka ringan adalah seorang satpam, istri dan dua anaknya. Keempatnya tinggal 
di gedung nomor 49.
Meski mendapat serangan bom, kata Marty, KBRI Paris tetap membuka pelayanan 
visa dan tidak ada travel warning untuk rakyat Indonesia yang hendak 
berpergian ke Prancis. "Pemerintah hanya meningkatkan keamanan untuk semua 
kantor perwakilan Indonesia di luar negeri," kata Marty.
Bertolak ke Prancis
Tiga perwira Mabes Polri, Sabtu (9/10) ini, bertolak ke Prancis untuk 
berkoordinasi dengan otoritas keamanan setempat menangani kasus peledakan 
bom di KBRI Paris. Ketiga anggota Polri itu dikoordinasi oleh Kombes Pol 
Beni Mamoto.
Wakil Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Wakabareskrim) Mabes Polri, Irjen 
Pol Dadang Garnida membenarkan pimpinan Polri telah merekomendasikan 
pengiriman tiga perwira Polri ke Prancis guna berkoordinasi dengan 
kepolisian atau otoritas keamanan negara setempat.
"Keberangkatan tim Polri ke Paris Sabtu pagi ini adalah dalam rangka 
koordinasi dengan tim antiteror Prancis. Di sana anggota kami siap 
memberikan data atau saling memberikan masukan soal penanganan kasus 
terorisme," kata Dadang kepada Pembaruan, Sabtu pagi.
Menurut Wakabareskrim, pada prinsipnya penanganan kasus peledakan di KBRI 
Paris sepenuhnya wewenang aparat keamanan setempat. Tim Polri diharapkan 
bisa mendapatkan dukungan informasi maksimal atas hasil penyelidikan 
otoritas keamanan Prancis.
Senada dengan itu, salah seorang perwira tinggi Mabes Polri, Brigjen Pol 
Pranowo kepada wartawan di sela-sela diskusi "Hentikan Terorisme dan 
Radikalisme Atas Nama Islam" di Jakarta, Sabtu siang mengatakan, tim 
Penyelidik Kasus bom di KBRI Paris berangkat ke Prancis Sabtu siang ini. Tim 
ini merupakan gabungan dari aparat Departemen Luar Negeri dan Mabes Polri
"Siang ini tim akan berangkat, satu dari Departemen Luar Negeri dan dari 
Mabes Polri ada perwira tinggi, menengah, dan perwira pertama. Kita akan 
melakukan koordinasi dengan kepolisian setempat. Karena kompetensi 
penyelidikan kasus ini ada pada polisi Prancis," kata Pranowo.
Kedubes Prancis
Sementara itu, sejak Jumat pagi, penjagaan di Kedutaan Besar Prancis di 
Jalan MH Thamrin No 20, Jakarta Pusat ditingkatkan. Hal itu dilakukan 
menyusul ledakan di KBRI Paris, Jumat pagi.
"Sejak kemarin pagi ada penambahan satu bataliyon pasukan Brimob dari Polda 
Metro Jaya ke mari. Mereka dengan senjata laras panjang tadi malam menjaga 
di sekitar kedubes ini," kata Junaedi, petugas Satpam di Kedubes Prancis 
ketika ditemui di pos penjagaan di pintu gerbang Kedubes itu, Sabtu pagi.
Sedang di Kedubes AS, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, penjagaan 
tampak ketat seperti biasanya. Kawat berduri dibentangkan di depannya, jarak 
sekitar 10 meter dari pagar ke Kedubes itu. Antara kawat berduri dan pagar 
kedubes berjejer sejumlah polisi. Suasana yang hampir sama terlihat di 
Kedubes Inggris di Jalan MH Thamrin.
Penjagaan di Kedubes Jerman, Jalan Sudirman, Jakarta, tampak biasa. Sejumlah 
Satpam berjaga di gerbang masuk Kedubes itu.
Penegakan Hukum
Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengecam aksi peledakan bom 
di depan KBRI di Paris. Peledakan itu dianggap sebagai aksi teroris.
"Saya tentunya sangat prihatin dan mengecam terjadinya aksi teroris di depan 
Kedutaan Indonesia di Paris," kata SBY seusai shalat Jumat di Masjid Al 
Ma'ruf, Cibubur, Bogor.
SBY meminta agar Pemerintah Prancis menegakkan hukum dan memberikan 
perlindungan kepada warga negara Indonesia di sana. Selain itu, SBY berharap 
Presiden Megawati Soekarnoputri melakukan langkah-langkah terkait peristiwa 
itu dan bekerja sama dengan Pemerintah Prancis.
"Saya berharap Presiden Megawati yang masih menjabat untuk mengambil 
langkah-langkah yang tepat, berupa langkah politik, diplomatik, dan hukum. 
Tentunya intelijen kita, Departemen Luar Negeri, dan semua pihak bisa 
melakukan langkah-langkah cepat, termasuk perawatan para korban," katanya. 
(AP/Rtr/BB/L-8/G-5/M-17/ E-8/0-1)


Last modified: 9/10/04 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to