Pak Pradana,

Yang laksanakan Program yg tiga itu adalah Masyarakat..stakeholder. 
bukan hantu tidak juga roh halus.

Masyarakat dlm hal ini adalah Pendidik, guru, peneliti( scientist), 
pengusaha, dan juga filosof ... yg lalu diimplementasikan ke 
masyarakat luas dgn jalan program padat karya dan padat modal..

diperlukan para penerobos yg dapat menjadi penumbuh semangat kreatif 
dan itu saya belum melihat hingga kini...barangkali Pak Pradana 
kali ... kita tunggu kiprah anda.

Sang





--- In [EMAIL PROTECTED], Pradana Widdhi Raksita 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bung Sang,
>  
> Lalu dimana posisi masyarakat? Mereka jadi objek penderita 
mengelilingi elite selaku subjek perubahan?
>  
> -----
> Pradana WR
> 
> Sang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Kunci utama bangkitnya sebuah bangsa hanya tiga
> 
> 1. Penguasaan filsafat berfikir dgn jalan rasional empirik dan 
metode 
> objektif ilmiah
> 
> 2. Pendidikan yg baik bagi penempaan kreatifitas innovation
> 
> 3. Perkembangan inovasi tekhnologi dan kemunculan penemuan kreatif.
> 
> 
> selebihnya hanya akan mengikuti yg tiga ini
> 
> 
> Sang
> 
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED], "Faisal M. Issom" 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Visi Iptek 2025, Fondasi Ekonomi Masa Depan
> > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0410/16/humaniora/1328091.htm
> > 
> > 
> > ILMU pengetahuan dan teknologi merupakan tulang punggung 
pembangunan
> > ekonomi. Dengan berpegang pada keyakinan itu, sejumlah negara 
> industri
> > baru, yaitu Korea Selatan, Taiwan, China, Thailand, Singapura, dan
> > Malaysia, secara konsisten mengalokasikan sejumlah besar dana 
untuk
> > memajukan iptek di negaranya. Hasilnya, mereka berhasil 
menciptakan
> > invensi dan inovasi secara signifikan, kemudian diterapkan di
> > industri.
> > 
> > Kegiatan berinovasi secara mandiri memang merupakan tuntutan masa 
> kini
> > dan masa mendatang. Negara dengan kemampuan berinovasi rendah akan
> > semakin bergantung pada negara yang memiliki inovasi tinggi, 
sejalan
> > dengan semakin meningkatnya kesadaran akan hak kekayaan 
intelektual
> > (HKI).
> > 
> > Hasil inovasi ilu pengetahuan dan teknologi (iptek) itu kemudian
> > diterapkan di industri untuk meningkatkan nilai tambah, mulai dari
> > material, mesin produksi, hingga produk. Semakin efisien dan 
> produktif
> > proses tersebut, akan semakin mempertinggi kualitas produk yang
> > dihasilkan. Kegiatan ini terbukti telah menaikkan daya saing dan
> > pendapatan negara itu sehingga pada ujungnya mengangkat kualitas 
> hidup
> > dan kesejahteraan bangsa yang bersangkutan.
> > 
> > Atas dasar itu United Nations Development Programme (UNDP), World
> > Economics Forum (WEF), dan Institute for International Management
> > Development (IMD) menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor
> > penentu daya saing.
> > 
> > Iptek memang terbukti telah mengungkit produktivitas ekonomi. 
> Seperti
> > diungkapkan pakar ekonomi AS, Michael E Porter, bahwa selama lebih
> > dari tiga abad sejak Revolusi Industri, iptek meningkatkan
> > produktivitas industri 50 kali lipat.
> > 
> > MEMASUKI era globalisasi hingga satu abad ke depan, negara maju 
> masih
> > tetap berkeyakinan bahwa kemajuan iptek merupakan kunci kemajuan 
dan
> > kekuatan daya saing bangsa. Hal ini antara lain telah memacu 
> Australia
> > untuk melakukan tinjauan ulang terhadap berbagai kebijakan iptek
> > hingga mengeluarkan "Revamping Australia". Dalam kebijakan itu
> > ditetapkan visi bagi perkembangan bangsa itu sampai tahun 2025.
> > 
> > Hal yang sama dilakukan China, India, Korea, dan Malaysia. Jika 
> tahun
> > 2025 mereka tidak bisa mempersiapkan bangsanya untuk mempunyai 
basis
> > iptek yang kuat, negara atau bangsa ini akan ditelan oleh gegap
> > gempita kemajuan negara lain.
> > 
> > Dengan tujuan meningkatkan daya saing iptek, Perdana Menteri 
Inggris
> > Tony Blair bulan lalu mendesak agar majelis negara kerajaan ini
> > menyepakati alokasi anggaran litbang iptek mendatang sebesar 1 
> miliar
> > pounds. Alasannya, karena ia melihat daya saing produk iptek 
Inggris
> > saat ini kalah dibandingkan dengan Amerika Serikat dan negara 
Eropa
> > lain, terutama Jerman dan Jepang.
> > 
> > Kegiatan riset iptek itu memang bukan sesuatu yang cepat 
> menghasilkan.
> > Diperlukan waktu 15 hingga 25 tahun berinvestasi secara 
> berkelanjutan
> > sebelum teknologi yang dikembangkan dapat memberikan manfaat bagi
> > industri dan masyarakat. Namun, hasilnya akan meningkatkan produk
> > domestik bruto (PDB) hingga berlipat kali. Negara-negara industri 
> baru
> > telah membuktikannya.
> > 
> > MENGAMATI perkembangan yang terjadi di dunia, menurut Sekretaris
> > Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Ashwin Sasongko, Indonesia
> > perlu menetapkan visi iptek untuk kurun waktu 20 tahun ke depan 
agar
> > tidak semakin tertinggal dengan bangsa lain. Saat ini saja 
beberapa
> > indikator telah menunjukkan ketertinggalan Indonesia di berbagai
> > sektor.
> > 
> > Tengoklah Indeks Pencapaian Teknologi yang dikeluarkan UNDP tahun 
> 2001
> > menempatkan Indonesia di urutan ke-61 dari 64 negara. Indonesia 
> berada
> > di urutan terbawah negara yang masuk kategori dynamic adopter, 
hanya
> > terpaut satu tingkat di atas kelompok negara yang termarjinalkan 
> dalam
> > pencapaian teknologi.
> > 
> > Lalu, dalam Indeks Pembangunan Manusia, posisi Indonesia terus 
> menurun
> > dari 49 pada tahun 1996 menjadi 112 pada tahun 2002, di antara 173
> > negara. Studi yang dilakukan badan internasional tersebut dan juga
> > Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) menunjukkan bahwa 
keterkaitan
> > kegiatan iptek di Indonesia dengan sektor riil ini sangat lemah. 
Di
> > negara industri baru kondisinya sebaliknya.
> > 
> > Rendahnya kinerja pencapaian iptek itu antara lain karena 
kemampuan
> > iptek dan ekonomi nasional belum berkembang serasi. Pertumbuhan
> > keunggulan kompetitif juga belum optimal. "Bila keadaan ini 
berjalan
> > terus, dalam jangka panjang posisi tawar Indonesia dalam 
perdagangan
> > global akan melemah dan hilang secara gradual," urainya.
> > 
> > KRT, diakui Andi Eka Sakya, Asisten Deputi Program Riset Iptek
> > Unggulan dan Strategis Kementerian Riset dan Teknologi, saat ini 
> belum
> > sepenuhnya berperan selaku arsitek kebijakan riset iptek nasional.
> > 
> > "Masih lemahnya kelembagaan sistem nasional inovasi memperlemah
> > determinasi aktivitas riset iptek ke dalam skala ekonomi," 
ujarnya.
> > 
> > Saat ini perhatian KRT masih terfokus pada program- program riset 
> yang
> > dibiayai oleh pemerintah dan kurang memerhatikan instrumen 
insentif
> > untuk membentuk iklim dan suasana kondusif bagi para pelaku riset
> > iptek. Menurut dia, KRT tidak bisa berjalan sendiri dan perlu 
> dukungan
> > berbagai pihak, terutama Departemen Keuangan, yang memungkinkan
> > program insentif dapat berjalan. Selama ini, departemen tersebut 
> belum
> > menyetujui usulan program insentif yang diajukan KRT.
> > 
> > 
> > Visi pembangunan iptek jangka panjang merupakan tren dunia yang 
> harus
> > diikuti Indonesia. "Jika dalam tahun 2025 Indonesia tidak bisa
> > mempersiapkan masyarakat berbasis iptek yang kuat, negara ini akan
> > ditelan kemajuan negara lain,"ujar Ashwin.
> > 
> > Oleh karena itu, saat ini KRT telah menyusun rencana jangka 
panjang
> > pembangunan nasional iptek yang disebut Visi Iptek 2025. Program 
ini
> > diharapkan dapat disahkan lewat Keputusan Menteri Riset dan 
> Teknologi
> > pada kabinet periode 2004-2009.
> > 
> > VISI bertujuan mendorong dan mengikat semua pihak ke dalam 
kesatuan
> > langkah dalam pembangunan bidang iptek, membuat kebijakan yang
> > mempertimbangkan berbagai kendala ketersediaan sumber daya yang
> > dimiliki oleh negara, memperjelas posisi penetrasi iptek ke dalam
> > pembangunan, serta melakukan terobosan dengan dimotori oleh iptek
> > dalam mewujudkan kesejahteraan dan daya saing bangsa.
> > 
> > Arah dan tahapan pencapaian pembangunan iptek yang ditetapkan 
dalam
> > Visi Iptek 2025 menjadi acuan bagi penyusunan tahapan Kebijakan
> > Strategis (Jakstra) Iptek setiap 5 tahun. Selain rencana jangka
> > pendek, dalam Visi Iptek 2025 ditetapkan rencana jangka menengah 
dan
> > panjang.
> > 
> > Pada jangka pendek-dalam lima tahun pertama-merupakan tahap 
mencapai
> > kemandirian dan ketahanan, terutama ketahanan pangan, perbaikan
> > kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta pengelolaan
> > lingkungan (termasuk pengelolaan sumber daya genetik, sumber daya
> > lahan dari air), serta pemanfaatan sumber daya kelautan, kebumian,
> > juga kedirgantaraan.
> > 
> > Pada jangka menengah-dalam periode 10 tahun pertama-ditargetkan
> > tercapainya kemandirian dan daya saing di bidang transportasi dan
> > logistik, energi, manufaktur, teknologi informasi dan komunikasi,
> > bahan baru serta bioteknologi. Andi melihat dalam kurun waktu 10 
> tahun
> > terakhir, kemajuan iptek, khususnya di bidang bioteknologi (yang
> > terkait dengan pertanian, pangan, lingkungan hidup, kesehatan, dan
> > industri), teknologi informasi yang meliputi komputer dan
> > telekomunikasi, energi dan proses manufaktur mengakibatkan pola 
> hidup
> > dan bisnis mengalami perubahan cepat.
> > 
> > Selanjutnya pada jangka panjang dalam pencapaian 20 tahun 
merupakan
> > percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan iptek 
> untuk
> > mendorong tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial, ekonomi, dan
> > budaya berbasis iptek.
> > 
> > Untuk itu akan diperkuat empat pilar knowledge based economy, 
yaitu
> > sistem pendidikan dan sistem inovasi, termasuk sistem HKI yang 
mampu
> > mengangkat peneliti mengomersialkan hasil riset iptek. Pilar 
ketiga
> > adalah infrastruktur informasi yang menjamin masyarakat dapat
> > melakukan akses secara efektif terhadap informasi dan komunikasi. 
> Dan,
> > pilar keempat adalah kerangka kelembagaan, peraturan perundangan,
> > serta ekonomi yang menjamin kemantapan lingkungan makro-ekonomi,
> > persaingan lapangan kerja, dan keamanan sosial.
> > 
> > 
> > UNTUK melihat pencapaian Visi Iptek 2025 ditetapkan indikator
> > keberhasilan berkaitan dengan tingkat daya saing teknologi 
> (indicator
> > of technology competitiveness). Ditargetkan, Indonesia masuk lima
> > kelompok negara termaju di ASEAN dan 25 negara termaju di dunia 
> dalam
> > 20 tahun mendatang.
> > 
> > Selanjutnya dalam Indeks Pencapaian Teknologi, posisi Indonesia 
akan
> > menjadi 0,625, naik dari 0,221 tahun ini, atau berada pada 
kelompok
> > negara potential leader.
> > 
> > Indikator lainnya adalah tumbuhnya masyarakat yang berbudaya 
iptek 
> dan
> > terwujudnya pencapaian Indeks Pembangunan Manusia hingga 
peringkat 
> 30,
> > saat ini Indonesia di posisi 112. Selain itu, karena Indeks
> > Pembangunan Gender pada urutan ke-50, akan ditingkatkan jumlah 
> sumber
> > daya manusia berkemampuan iptek atau peneliti 500 per 10.000 
> penduduk
> > dan dipersempit kesenjangan antara rasio peneliti atau tenaga
> > fungsional iptek laki-laki dan perempuan hingga mencapai dua
> > berbanding satu.
> > 
> > Dari sisi anggaran penelitian secara bertahap akan ditingkatkan 
> hingga
> > mencapai 1 persen dari PDB dalam waktu 20 tahun. Mengenai kenaikan
> > anggaran ini, jelas Andi, setiap lima tahun melalui program 
Jakstra
> > Iptek akan naik sebesar 0,1 hingga 0,2 persen.
> > 
> > Selama ini, kegiatan riset sebagian besar masih bertumpu pada 
> anggaran
> > pemerintah dengan persentase 80 persen. Oleh karena itu, indikator
> > lainnya adalah tercapainya rasio kontribusi anggaran nonpemerintah
> > untuk kegiatan iptek hingga 50 persen dan penyusunan kebijakan 
> fiskal,
> > moneter, dan administratif yang berpihak kepada pembangunan iptek.
> > (yun)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.uni.cc
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
> 
>    To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>   
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>   
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
>               
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> vote.yahoo.com - Register online to vote today!
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke