Lha kalau pakde Riadi debat2an, apa yang diketahui? pakde minta 
resep bikin apem aja, deh...


RMDH


--- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> Aha.......... mas RM Danardhono yg praktisi perbankan berdebat 
dengan Pak Ikranagara yg ahli sosial politik (dan budaya)...
>  
> Wahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...................., mas RM 
Danardhono jangan emmaksa diri berdebat ssu yg tidak tahu...
>  
> mestinya Anda berdebat yg anda tahu saja....
> 
> rosi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> dan seorang penguasa berpotensi untuk menjadi sejarah
> atau mengkilafkan sejarah 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: RM Danardono HADINOTO 
>   To: [EMAIL PROTECTED] 
>   Sent: Friday, November 05, 2004 1:24 PM
>   Subject: [ppiindia] Re: DISKONTINUITAS [G30S, Terlibatkah 
Soeharto?]
> 
> 
> 
> 
>   Terimakasih untuk uraiannya. 
> 
>   Saya mengadakan approach dari sisi yang berbeda dari anda, dan 
tak 
>   terlalu memfokus pada struktur pemikiran seperti yang anda ulas, 
>   namun, melihat sejarah sebagai suatu untaian peristiwa yang 
saling 
>   terkait secara kausal. Simple.
> 
>   Kita ambil contoh yang sangat sederhana. Perkembangan angkatan 
perang 
>   kita. Dizaman revolusi, uniform perwira kita masih mengandung 
unsur 
>   uniform Jepang, kemudian setelah kemerdekaan memakai system 
>   kepangkatan Belanda, juga dalam doktrin organisasi. Mengapa? 
Simply, 
>   karena dalam membangun kedepan angkatan tempur kita, perwira2 
pemikir 
>   kita, dari jendral Urip, pak Dirman sampai TB Simatupang, 
Kawilarang 
>   dan Nasution, berorientasi pada apa yang mereka alami dan 
terjadi 
>   selama ini. Organisasi ketentaraan Belanda. Kita pakai kesatuan 
yang 
>   masih memakai bahasa Jerman, karena nama ini dipakai tentara 
Belanda, 
>   yakni "WK alias Wehrkreis", pada serangan umum 1 Maret 1949. 
Suharto 
>   adalah komandan salah satu Wehrkreis, yang bahasa Indonesia 
adalah 
>   Lingkaran Pertahanan. 
> 
>   Contoh ini, dapat kita lanjutkan dengan organisasi2 
pemerintahan, 
>   perusahaan2 negara, organisasi departmental pemerintah, lembaga2 
>   peradilan dst.
> 
>   Lihat perkembangan bahasa Indonesia. Waktu kecil di Sekolah 
Rakyat 
>   (volksschool, kini SD) tahun 50an awal, kami masih memakai 
pustaka 
>   berdasar ejaan van Ophuizen. Kemudian diganti ejaan kita yang 
tahun 
>   1950, tidak lagi oe sebagai u (sebelum 1950 "umum" 
ditulis "oemoem"), 
>   dsb. Memakai tj sekarang c, dj sekarang j, dst. kemudian datang 
ejaan 
>   yang kita pakai sekarang.
> 
>   Apa yang ingin saya katakan? Juga dalam memulai budaya bernegara 
>   baru, kita TAK mungkin mulai dari 0 seperti yang anda usulkan.
> 
>   Apakah sejarah itu melingkar, persegi, segitiga atau 
bujursangkar, 
>   tetaplah proses sejarah itu kontinue. Anak didik dari keluarga 
Muslim 
>   yang berbusana Muslim misalnya dari Minangkabau, tak mungkin 
tiba2, 
>   beragama Protestant, berbusana ala orang Jerman, dan berfikir 
seperti 
>   orang Jerman. melepas diri total dari generasi sebelumnya. 
> 
>   Tak mungkin.
> 
>   Seorang remaja yang berasal dari keluarga yang berbeda, 
>   berlatarbelakang pendidikan berbeda, berbahasa daerah beda, 
apalagi 
>   berlatarbelakang finansial beda, walau mengunjungi universitas 
yang 
>   exactly sama, akan mengembangkan pola hidup yang tetap berbeda. 
>   masing2 mengikuti pola pokok keluarganya, latarbelakang 
budayanya.
> 
>   Saya perhatikan, keluarga anggauta korps diplomatik kita disini. 
>   Hidup beberapa tahun diantara budaya yang samasekali asing. 
Namun 
>   mereka tetap meneruskan warisan budaya pada anak didik mereka. 
Yang 
>   berjilbab ya berjilbab, yang sekular ya sekular, yang Tionghoa 
tetap 
>   berbudaya Tionghoa, yang Jawa ya berbahasa Jawa, yang Arab tetap 
>   seperti Arab, yang Padang tetap hidup seperti orang Padang di 
Tanah 
>   Air.
> 
>   Kalaupun ada generasi ketiga, yang sudah tak menguasai lagi 
bahasa 
>   Indonesia, atau bercampur darah dengan orang kulit putih, tetap 
saja, 
>   budaya orang tua diteruskan. Seorang wanita setengah Jawa 
setengah 
>   Austria, tetap beragama Islam, mengaji, walaupun suaminya orang 
>   Austria yang Kristen, dan dia tak kuasai bahasa Indonesia dengan 
>   fasih. beberapa anak2 turunan Jawa, walau bengkak bengkok bahasa 
>   Indonesia, tetap keluar "medok"nya kalau bicara. Juga lafal 
bahasa 
>   Jermannya ada lagu Jawanya..Aneh.
> 
>   Mengapa kita dan Malaysia demikian berbeda dalam menengelola 
bangsa 
>   dan negara? mengembangkan bahasa berumpun Melayu yang begitu 
berbeda? 
> 
>   Karena sejarah kita berbeda. 
> 
>   Kita katakan "polisi", yang berasal dari bahasa 
Belanda "politie" 
>   (bunyinya sama), dan Malaysia mengatakan "polis" dari bahasa 
>   Inggris "police" (bunyinya sama). Kita katakan "pos" dari bahasa 
>   Belanda "post", dan Malaysia "mel" dari bahasa Inggris "mail" 
>   (bunyinya sama). Kita katakan kamar dari bahasa 
Belanda "kammer", 
>   Malaysia pakai kata Melayu "bilik". 
> 
>   Kita punya kesatuan polisi bernama Brigade Mobil disingkat 
Brimob, 
>   yang dahulunya berasal dari kesatuan berbahasa Belanda "mobile 
>   brigade", disingkat "Mobrig" (diawal tahun 50an).
> 
>   Mengapa Malaysia dan Indonesia tak mulai dengan 0 seperti usul 
anda? 
>   Karena tak mungkin.  Mas, apa yang diskontinue?
> 
>   Salam 
> 
>   RM D Hadinoto
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   --- In [EMAIL PROTECTED], "Ikranagara" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > 
>   > Wacana kita memang beda rupanya. Anda penganut Sejarah yang 
linier 
>   > dan sekali gus kadangkala sejarah yang sirkuler. Biasanya 
seoarang 
>   > penganut yang linier akan menentang yang sirkuler. Jadi, 
sebenarnya 
>   > yang rancu (munggkin lho, tapi! --- maaf) adalah Anda saja. 
>   > Yang kita percakapkan di sini adalah pertanyaan klasik pemikir 
>   > Modernis, apakah sejarah itu linier atau sirkuler?
>   > 
>   > Untuk menjawabnya, tentu saja kita harus mempelajari sejarah. 
>   > Jawaban saya juga dasarnya dari membaca sejarah, seperti Anda 
>   > temukan dalam tulisan singkat saya itu.
>   > 
>   > Jadi, sebenarnya, antara penganut linier dengan yang sirkuler 
itu, 
>   > ada persamaannya, bahwa sejarah memang berkesinambungan, hanya 
saja 
>   > yang linier kalau digambarkan grafisnya maka satu garis lurus 
yang 
>   > berkelanjutan. Sedangkan yang sirkuler adalah sebuah garis 
yang 
>   > membentuk sebuah liongkaran, jadi ada kecenderungan terjadi 
>   > pengulangan terhadap apa yang sudah pernah terjadi sebelumnya.
>   > 
>   > Selain itu, dari kalangan Modernis ini masih ada satu lagi, 
yaitu 
>   > bukan penganur linier dan bukan pula penganut sirkuler, 
melainkan 
>   > penganut dialektika. Bagaimana gambaran grafisnya, yang 
>   > membedakannya dari yang dua sebelumnya? Gambarnya adalah garis 
yang 
>   > tidak lurus melain melengkung tetapi tidak membentuk 
lingkaran, 
>   > melain menaik, jadi mirip dengan per, yang cenderung 
mengkrucut, 
>   > maka akan ada puncaknya di ujung itu nanti yang merupakan 
titik 
>   > mutlak. Penganut Idelaisme Hegel menyebut itulah "Idea 
Absolut," 
>   > atau seringkali ditafsirkan "Tuhan." Bagi penganut dialektika 
>   > Materiliasme seperti Marx, maka titik di puncak itu adalah 
>   > Masyarakat ideal Komunis seperti yang digambarkannya di dalam 
>   > Dialektika Sejarah Materilaisme-nya maupun program "Manifesto 
>   > Komunisme"-nya.
>   > 
>   > Tapi dialektika itu hanyalah merupakan dongeng rasionalitas 
buah 
>   > fikiran belaka, artinya itu merupakan hasil sebuah konstruksi 
>   > belaka. Kesimpulan yang diungkapakam oleh Aleksander Kojeve 
dalam 
>   > kuliahnya tentang Hegel, dan kesimpulannya ini sempat 
mengejutkan 
>   > para pemikir di Perancis. Maka muncullah pemikiran baru di 
luar 
>   > penganut Modernisme itu, yakni Post-Strukturalisme dan 
>   > Postmodernisme.
>   > 
>   > Nah, tentang adanya diskontinuitas yang saya pakai sebagai 
dasar 
>   > analisa saya itu, beasal dari wacana baru ini, terutama dari 
wacana 
>   > Dekonstruksi yang ada bab genealoginya itu, terutama yang 
>   > diungkapkan oleh Derrida.
>   > 
>   > Itulah sebabnya kesimpulan saya, kita memang beda wacana, Mas 
>   > Danardono.
>   > 
>   > 
>   > Ikra.-
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > --- In [EMAIL PROTECTED], "rm_danardono" 
<[EMAIL PROTECTED]> 
>   > wrote:
>   > > 
>   > > 
>   > > IKRA:
>   > > 
>   > > Diskontinyitas sejarah itu dengan mudah bisa kita lihat dalam
>   > > perjalanan sejarah itu sendiri. Di zaman modern kita 
sekarang ini
>   > > saja telah terjadi diskontinyuitas yang global ketika Tembok 
>   Berlin
>   > > runtuh dan rezim komunis menyatakan dirinya bangkrut di man-
mana
>   > > lalu membuang sejarah pembangunan ekonomi yang berdasarkan 
>   > pandangan
>   > > Dialektika Materialisme Histories itu. Jadi, Runtuhnya 
Tembok 
>   > Berlin
>   > > itu sebuah tonggak simbolis berakhirnya sebuah perjalanan 
sejarah 
>   > di
>   > > Uni Soviet, Eropah Timur, dan kemudian disusul oleh RRC --- 
>   > terutama
>   > > di bidang sejarah politik ekonomi Marxis/Komunis.
>   > > 
>   > > 
>   > > RMDH: ah ini namanya bukan diskontuinitas! Runtuhnya tembok 
>   > Berlin, 
>   > > diikuti oleh pembangunan system kapitalistis di seluruh 
negara2 
>   ex 
>   > > komunis, adalah justeru KONTINUITAS hitoria! Ini adalah 
hukum 
>   > > dialektika. Yang anda maksudkan adalah pemutusan ideologi 
>   > > sebbelumnya, TETAPi bukan diskontinuitas historia. Ini tak 
>   > mungkin. 
>   > > Sebab, justeru pergantian system politis ekonomis ini adalah 
>   > > SAMBUNGAN y<a reaksi dariupada apa yang terjadi sebelumnya. 
Tanpa 
>   > ada 
>   > > sambungan, takkan ada reaksi seperti ini.
>   > > 
>   > > IKRA:
>   > > 
>   > > Cuma, ironisnya, mereka yang melakukan diskontinyuitas itu 
semua 
>   > kok
>   > > malah kembali ke sistem yang mereka putus dahulu itu, yaitu 
>   kembali
>   > > kepada politik ekonomi kapitqalis. Mestinya mereka mencari
>   > > alternatif baru di luar Marxisme/Komunis maupun Kapitalis, 
>   bukannya
>   > > melanjutkan apa yang dulu sudah diskontinyuitasi ketika 
memilih
>   > > sistem atau politik Ekonomi Marzis/Komunis.
>   > > 
>   > > RMDH: Nah inilah, apa yang anda paparkan, BUKTI, bahwa 
historia 
>   > itu, 
>   > > dalam long run episode, adalah sebuah KESATUAN. Jaringan 
kejadian 
>   > > yang saling terkait.
>   > > 
>   > > IKRA:
>   > > 
>   > > Jadi, memang, Manifesto Komunis-nya Karl Marx dulu itu 
ditulis 
>   > untuk
>   > > melakukan diskontinyuitas terhadap perjalanan sejarah 
sebelumnya,
>   > > artinya mereka memasuki zaman baru, dunia baru. Cuma 
selakanya di
>   > > dunia baru dan zaman baru itu mereka bangkrut --- pemerataan 
bukan
>   > > berupa pemerataan kemakmuran melainkan pemerataan 
kemiskinan, juga
>   > > tidak ada demokrasi dan tidak ada HAM; itulah pangkal 
kebangkrutan
>   > > mereka. Maka itu tidak bisa diteruskan.Diskontinyuitas!
>   > > 
>   > > Timbulnya Manifesto Komunis juga adalah reaksi logis dari 
>   > kejadian2 
>   > > sebelumnya, jadi merupakan matarantai bersambung historia. 
takj 
>   > ada 
>   > > diskontinuitas disini.
>   > > 
>   > > IKRA:
>   > > 
>   > > Demikian juga halnya ketika kita memproklamasikan 
Kemerdekaan kita
>   > > dari penjajahan Belanda, kita melakukan diskontinyuitas 
terhadap
>   > > perjalanan sejarah sebelumnya --- dari menjalani sejarah 
sebagai
>   > > bvangsa terjajah akhirnya menjalani sejarah sebagai bangsa 
yang
>   > > merdeka. Untungnya kita tidak kembali ke sistem kerajaan-
kerajaan
>   > > yang jumlahnya banyak seperti dahulu kala itu, melainkan kita
>   > > melakukan diskontinyuitas terhadap sejarah nenekmoyang kita 
itu,
>   > > kita tidak mau mewarisi sistem pemerintah modelk nenekmyang 
kita
>   > > itu, karenanyalah kita memasuki dunia baru dan zaman baru 
yaitu
>   > > dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
>   > > 
>   > > RMDH:
>   > > Juga kemerdekaan Indonesia 1945 adalah reaksi kesinambungan 
dari 
>   > > nasib bangsa Indonesia dijajah Belanda dan Jepang. Indonesia 
tak 
>   > > memulai sejarahnya dari 0! Lihatlah, istana kepresidenan 
kita 
>   > adalah 
>   > > bangunan yang dibuat untuk pera gubernur jendral Belanda. 
Bank 
>   > > Indonesia adalah sambungan dari de Javasche Bank, dll.
>   > > 
>   > > Pimpinan TNI banyak yang berasal dari KNIL dan memakai pada 
>   walyna 
>   > > system kemiliteran KNIL, juga kepangkatan.. apanya yang 
>   > diskontinue?
>   > > 
>   > > Kedudukan Jakarta dipusat negara, adalah sambungan dari 
peran 
>   > > Batavia. Dominasi TNI di Jawa adalah sambungan dari system 
>   > > kemiliteran KNIL yang berkomando di Batavia!
>   > > 
>   > > Gubernur2 sudah ada dizaman Belanda. System perbankan kita, 
>   > > perusahaan2 negara, Kereta Api, semua sambungan dari zaman 
>   > Belanda. 
>   > > Apa yang diskontinue?
>   > > 
>   > > IKRA:
>   > > 
>   > > Sejarah memang penuh dengan penggalan-penggalan yang ada 
pangkal
>   > > awalnmya tapi juga akan ada ujung akhirnya. Maka, perjalanan 
>   > sejarah
>   > > tidaklah merupakan sebuah garus linear yang tunggal, 
melainkan 
>   > garis-
>   > > 0garis yang terputus-putus berjajar menjadi jalur-jalur yang 
punya
>   > > pangkal awal dan punya ujung akhir.
>   > > 
>   > > RMDH: Tak ada garis putus dalam sejarah. Semuanya 
bersambungan. 
>   > Dari 
>   > > Majapahit ke negara2 Islam di Jawa, dari sana ke masa 
>   kolonialisme 
>   > > VOC, lalu ke Hindia Belanda. Datang zaman Jepang yang juga 
>   > sambungan 
>   > > dari politik internasional kala itu (coba pelajari, mengapa 
>   Jepang 
>   > > menyerang AS danb sekutu? mengapa Jepang ingin kuasai 
kawasan 
>   > > Pacific). Kalau anda analitis dalam mempelajari sejarah anda 
akan 
>   > > ketemukan, bahwa tak ada garis putus dalam hiostoria, 
kecuali 
>   > missing 
>   > > link mengenai asalmuasal Manusia.
>   > > 
>   > > IKRA:
>   > > Tadinya saya berharap dengan tumbangnya Suharto maka itulah 
ujung
>   > > akhir politik ekonomi Kapitalisme Neoliberal di Indonesia. 
Tapi
>   > > nyatanya Habibie, Gus Dur, Mega dan bahkan SBY masih 
meneruskan
>   > > politik ekonomi yang sama. Maka kita akan menjalanan jalur 
yang 
>   > sama
>   > > dengan yang pernah dijalani oleh Suharto dulu itu: adanya 
proses
>   > > konglomeratisasi yang melahirkan segelintir orang kaya-raya, 
tapi
>   > > juga di lain fihak akan tetap ada yang hidup di bawah garis
>   > > kemiskinan dan dalam tindihan pengangguran yang tercatat 
maupun 
>   > yang
>   > > terselubung. Sebalian lainnya lagi hidup di antara kedua 
>   > ekstrimitas
>   > > itu. Persis di zaman Suharto dulu, jadi kita meneruskan apa 
yang
>   > > sudah dimulai oleh Suharto ketika dia menerima sistem dan 
bantuan
>   > > yang ditawarkan oleh "Berkeley Mafia" dari AS itu. Ilmu 
ekonomi 
>   > yang
>   > > dipakai di zaman SBY ini juga sama: Kapitlasime Neoliberal. 
Tidak
>   > > terjadi diskontinyuitas, meskipun sudah sempat memutuskan 
hubungan
>   > > dengan IMF.
>   > > 
>   > > RMDH: perkembangan politik sosial ekonomi Indonesia, seperti 
juga 
>   > > TIAP negara, adalah matarantai proses yang berkesinambunagn, 
>   > takkan 
>   > > ada titik akhir, tanpa sambungan. Neo liberalisme atau 
system 
>   > pasar 
>   > > bebas adalah system yang juga berkuasa di Indonesia dizaman 
>   Hindia 
>   > > belanda. Ekonomi dunia adalah ekonomi pasar, yang terutama 
>   > menentukan 
>   > > harga commodities kita, kopi, teh, karet, dlsb.
>   > > 
>   > > IKRA:
>   > > 
>   > > Contoh-contoh lainnya dalam perjalanan sejarah bisa Anda cari
>   > > sendiri.
>   > > 
>   > > RMDH: Tapi kajilah secara ilmiah.
>   > > 
>   > > IKRA:
>   > > Kalau pada tingkatan perorangan, sudah saya contohkan apa 
yang
>   > > terjadi pada kedua putera saya itu. Juga apa yang terjadi 
pada 
>   diri
>   > > saya, saya akhirnya sampai kepada keputusan (sekian puluh 
tahun 
>   > yang
>   > > lalu!) bahwa saya dibebani oleh cita-cita orang tua saya, 
>   sedangkan
>   > > ideal saya sama sekali lain, maka sejak menyadari itu saya
>   > > menyatakan "putus" dengan orang tua saya dan membina diri 
pribadi
>   > > saya sesuai dengan ideal saya yang tidak sesuai lagi dengan 
ideal
>   > > yang dicangkokkan ke dalam diri saya oleh orang tua orangtua 
saya.
>   > > Ini juga sebuah perjalanan "sejarah hidup" seorang individu 
yang 
>   di
>   > > dalamnya ada diskontinyuitas! Memang, berat dan tidak mudah, 
>   tetapi
>   > > harus saya lakukan, dan saya berhasil melakukannya. 
Dibutuhkan
>   > > ketegaran jiwa untuk semua ini!
>   > > 
>   > > RMDH: Nonsense, kalau anda katakan anak2 anda berkembang 
fully 
>   > > terlepas dari perkembangan sejarah anda. Anak2 anda akan 
>   > berkembang 
>   > > lain daripada perkembangan anak2 lain dengan background 
lain. 
>   > Anak2 
>   > > kulit putih di US akan berkembang lain daripada anak2 Black 
>   > Amerivan, 
>   > > Hispanics, Asian dll.
>   > > 
>   > > Anak2 anda mewarisi bahasa yang anda pakai, budaya anda, 
cara 
>   anda 
>   > > makan dan minum, tata perilaku anda, dll. Bahwa sang ayah 
petani, 
>   > > tetapi anaknya dokter atau insinyur ini BUKAN bukti 
>   diskontinuitas.
>   > > 
>   > > Bush adalah contoh terbaik kontinuitas hiostorai sebuah 
keluarga.
>   > > 
>   > > Mas, jangan bikin bingung pakde Riadi.
>   > > 
>   > > Salam
>   > > 
>   > > RM D Hadinoto
>   > > 
>   > > 
>   > > 
>   > > 
>   > > 
>   > > 
>   > > 
>   > > --- In [EMAIL PROTECTED], "Ikranagara" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>   > > > 
>   > > > Diskontinyitas sejarah itu dengan mudah bisa kita lihat 
dalam 
>   > > > perjalanan sejarah itu sendiri. Di zaman modern kita 
sekarang 
>   > ini 
>   > > > saja telah terjadi diskontinyuitas yang global ketika 
Tembok 
>   > Berlin 
>   > > > runtuh dan rezim komunis menyatakan dirinya bangkrut di 
man-
>   mana 
>   > > > lalu membuang sejarah pembangunan ekonomi yang berdasarkan 
>   > > pandangan 
>   > > > Dialektika Materialisme Histories itu. Jadi, Runtuhnya 
Tembok 
>   > > Berlin 
>   > > > itu sebuah tonggak simbolis berakhirnya sebuah perjalanan 
>   > sejarah 
>   > > di 
>   > > > Uni Soviet, Eropah Timur, dan kemudian disusul oleh RRC ---
 
>   > > terutama 
>   > > > di bidang sejarah politik ekonomi Marxis/Komunis. 
>   > > > 
>   > > > Cuma, ironisnya, mereka yang melakukan diskontinyuitas itu 
>   semua 
>   > > kok 
>   > > > malah kembali ke sistem yang mereka putus dahulu itu, 
yaitu 
>   > kembali 
>   > > > kepada politik ekonomi kapitqalis. Mestinya mereka mencari 
>   > > > alternatif baru di luar Marxisme/Komunis maupun Kapitalis, 
>   > bukannya 
>   > > > melanjutkan apa yang dulu sudah diskontinyuitasi ketika 
memilih 
>   > > > sistem atau politik Ekonomi Marzis/Komunis.
>   > > > 
>   > > > Jadi, memang, Manifesto Komunis-nya Karl Marx dulu itu 
ditulis 
>   > > untuk 
>   > > > melakukan diskontinyuitas terhadap perjalanan sejarah 
>   > sebelumnya, 
>   > > > artinya mereka memasuki zaman baru, dunia baru. Cuma 
selakanya 
>   > di 
>   > > > dunia baru dan zaman baru itu mereka bangkrut --- 
pemerataan 
>   > bukan 
>   > > > berupa pemerataan kemakmuran melainkan pemerataan 
kemiskinan, 
>   > juga 
>   > > > tidak ada demokrasi dan tidak ada HAM; itulah pangkal 
>   > kebangkrutan 
>   > > > mereka. Maka itu tidak bisa diteruskan.Diskontinyuitas!
>   > > > 
>   > > > Demikian juga halnya ketika kita memproklamasikan 
Kemerdekaan 
>   > kita 
>   > > > dari penjajahan Belanda, kita melakukan diskontinyuitas 
>   terhadap 
>   > > > perjalanan sejarah sebelumnya --- dari menjalani sejarah 
>   sebagai 
>   > > > bvangsa terjajah akhirnya menjalani sejarah sebagai bangsa 
yang 
>   > > > merdeka. Untungnya kita tidak kembali ke sistem kerajaan-
>   > kerajaan 
>   > > > yang jumlahnya banyak seperti dahulu kala itu, melainkan 
kita 
>   > > > melakukan diskontinyuitas terhadap sejarah nenekmoyang 
kita 
>   itu, 
>   > > > kita tidak mau mewarisi sistem pemerintah modelk 
nenekmyang 
>   kita 
>   > > > itu, karenanyalah kita memasuki dunia baru dan zaman baru 
yaitu 
>   > > > dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
>   > > > 
>   > > > Sejarah memang penuh dengan penggalan-penggalan yang ada 
>   pangkal 
>   > > > awalnmya tapi juga akan ada ujung akhirnya. Maka, 
perjalanan 
>   > > sejarah 
>   > > > tidaklah merupakan sebuah garus linear yang tunggal, 
melainkan 
>   > > garis-
>   > > > 0garis yang terputus-putus berjajar menjadi jalur-jalur 
yang 
>   > punya 
>   > > > pangkal awal dan punya ujung akhir.
>   > > > 
>   > > > Tadinya saya berharap dengan tumbangnya Suharto maka 
itulah 
>   > ujung 
>   > > > akhir politik ekonomi Kapitalisme Neoliberal di Indonesia. 
Tapi 
>   > > > nyatanya Habibie, Gus Dur, Mega dan bahkan SBY masih 
meneruskan 
>   > > > politik ekonomi yang sama. Maka kita akan menjalanan jalur 
yang 
>   > > sama 
>   > > > dengan yang pernah dijalani oleh Suharto dulu itu: adanya 
>   proses 
>   > > > konglomeratisasi yang melahirkan segelintir orang kaya-
raya, 
>   > tapi 
>   > > > juga di lain fihak akan tetap ada yang hidup di bawah 
garis 
>   > > > kemiskinan dan dalam tindihan pengangguran yang tercatat 
maupun 
>   > > yang 
>   > > > terselubung. Sebalian lainnya lagi hidup di antara kedua 
>   > > ekstrimitas 
>   > > > itu. Persis di zaman Suharto dulu, jadi kita meneruskan 
apa 
>   yang 
>   > > > sudah dimulai oleh Suharto ketika dia menerima sistem dan 
>   > bantuan 
>   > > > yang ditawarkan oleh "Berkeley Mafia" dari AS itu. Ilmu 
ekonomi 
>   > > yang 
>   > > > dipakai di zaman SBY ini juga sama: Kapitlasime 
Neoliberal. 
>   > Tidak 
>   > > > terjadi diskontinyuitas, meskipun sudah sempat memutuskan 
>   > hubungan 
>   > > > dengan IMF.
>   > > > 
>   > > > Contoh-contoh lainnya dalam perjalanan sejarah bisa Anda 
cari 
>   > > > sendiri.
>   > > > 
>   > > > Kalau pada tingkatan perorangan, sudah saya contohkan apa 
yang 
>   > > > terjadi pada kedua putera saya itu. Juga apa yang terjadi 
pada 
>   > diri 
>   > > > saya, saya akhirnya sampai kepada keputusan (sekian puluh 
tahun 
>   > > yang 
>   > > > lalu!) bahwa saya dibebani oleh cita-cita orang tua saya, 
>   > sedangkan 
>   > > > ideal saya sama sekali lain, maka sejak menyadari itu saya 
>   > > > menyatakan "putus" dengan orang tua saya dan membina diri 
>   > pribadi 
>   > > > saya sesuai dengan ideal saya yang tidak sesuai lagi 
dengan 
>   > ideal 
>   > > > yang dicangkokkan ke dalam diri saya oleh orang tua 
orangtua 
>   > saya. 
>   > > > Ini juga sebuah perjalanan "sejarah hidup" seorang 
individu 
>   yang 
>   > di 
>   > > > dalamnya ada diskontinyuitas! Memang, berat dan tidak 
mudah, 
>   > tetapi 
>   > > > harus saya lakukan, dan saya berhasil melakukannya. 
Dibutuhkan 
>   > > > ketegaran jiwa untuk semua ini!
>   > > > 
>   > > > Ikra.-
>   > > > 
>   > > > 
>   > > > 
>   > > > 
>   > > > 
>   > > > 
>   > > > --- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi 
>   <[EMAIL PROTECTED]> 
>   > > > wrote:
>   > > > > 
>   > > > > Pak Ikranagara..... mohon maaf, saya mendukung Anda... 
>   > > > diskontinuitas itu perlu, sangat perlu...
>   > > > >  
>   > > > > munkin Anda perlu menjelaskan buat Pak RM Danardhono, 
biar 
>   > tidak 
>   > > > menganalogikan sejarah dengan menabrak pohon segala...
>   > > > >  
>   > > > > masak kita harus mengingat-ingat pohonnya,...., kan yg 
>   penting 
>   > > > kita hati-hati saja.... bukan mengingat pohonnya an 
sich......, 
>   > > > sebab masih banyak pohon lagi.........
>   > > > >  
>   > > > > sejarah tdk perlu menyalahkan pada pribadi soeharto, 
>   melainkan 
>   > > > bahwa setiap presiden terbuka peluang menjadi sosok  jahat 
>   > maupun 
>   > > > baik...
>   > > > >  
>   > > > >  
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > > > > 
>   > > > > Bagaimana membangun masa depan kalau tidak tahu masa 
lalu?
>   > > > > 
>   > > > > Bisa saja! Dengan melakukan diskontinuiti terhadap masa 
lalu!
>   > > > > 
>   > > > > Generasi baru jangan mau dibebani masa lalu orangtuanya, 
agar 
>   > > bisa 
>   > > > > bebas dalam membangun masa depannya sesuai dengan 
idelnya 
>   > > sendiri, 
>   > > > > dan bukan ideal orang tuanya. Itulah sebabnya manusia 
punya 
>   > otak 
>   > > > > yang tergolong yahut di bandingkan makhluk lainnya.
>   > > > > 
>   > > > > Pendidikan orang tua itu baik, tetapi untuk batas 
tertentu 
>   > kita 
>   > > > > harus berani menyetopnya, kalau tidak maka kita akan 
dibebani 
>   > > > hasil 
>   > > > > brainwashed orang tua itu. Ya, pendidikan itu banyak 
sekali 
>   > unsur 
>   > > > > brain washednya.
>   > > > > 
>   > > > > Kata kunci: DISKONTINYUITAS! ini juga saya berikan 
kepada 
>   > kedua 
>   > > > > putera saya, dan mereka masing-masing menjsadi dirinya 
>   sendiri 
>   > > > yang 
>   > > > > bebas dari orang tuanya --- alangkah bahagianya saya 
sebagai 
>   > > orang 
>   > > > > tua!
>   > > > > 
>   > > > > Tapi apa yang dilakukan presiden-presiden kita sesudah 
>   Suharto 
>   > di 
>   > > > > bidang ekonomi? Tidak berani melakukan diskontinyuitas, 
>   > akibatnya 
>   > > > > kita akan mengulang jalan yang sudah pernah dilalui oleh 
>   > Suharto 
>   > > > di 
>   > > > > bidang ekonomi. Kesenjangan ekonomi, kemiskinan dan 
>   > pengangguran 
>   > > > > akan menjadi hantu yang kalau suidah tiba saatnya maka 
>   > menjelma 
>   > > > jadi 
>   > > > > momok amuk-amukan lagi!
>   > > > > 
>   > > > > Ikra.-
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > --- In [EMAIL PROTECTED], "rm_danardono" 
>   > > > <[EMAIL PROTECTED]> 
>   > > > > wrote:
>   > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > > >>>>kalo ada apa-apa, dulu selalu menyalahkah bung 
karno, 
>   > nah 
>   > > > > > sekarang gantian nyalahkan semuanya pada pak harto.
>   > > > > > >  
>   > > > > > > emang gampang sih menyalahkan..<<<<<<
>   > > > > > 
>   > > > > > RMDH: lha iya too..bung Karno juga nyalahkan Belanda! 
Gus 
>   > Dur 
>   > > > > > nyalahkan Megawati..Suharto nyalahkan bung Karno..
>   > > > > > Lha anda kira siapa yang salah? Jan Pieterzoon Coen?
>   > > > > > 
>   > > > > > Mas Rahmat ya betul dong, belajar dari sejarah. Gimana 
mau 
>   > > > bangun 
>   > > > > > masa depan, kalau masa lalu aja gak tahu? Lha ilmu 
alam itu 
>   > > > gimana 
>   > > > > > menggenmangkannya? kan juga dengan experiment2? Secara 
>   > ilmiah 
>   > > > > namanya 
>   > > > > > empirik. kalau anda nabrak pohon kemarin dulu, masa 
mau 
>   > lupain, 
>   > > > > lalu 
>   > > > > > besok nabrak lagi?
>   > > > > > 
>   > > > > > Piyee to?
>   > > > > > 
>   > > > > > RMDH 
>   > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > > --- In [EMAIL PROTECTED], dicky riyadi 
>   > > <[EMAIL PROTECTED]> 
>   > > > > > wrote:
>   > > > > > > 
>   > > > > > > memang paling mudah menengok masa lalu, daripada 
bersiap 
>   > ke 
>   > > > masa 
>   > > > > > depan.
>   > > > > > >  
>   > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > > > > RG Nur Rahmat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > > > > > > 
>   > > > > > > Untungnya, anak cucu kita tahu apa itu kebenaran. 
Kenapa 
>   > kita 
>   > > > > bisa 
>   > > > > > tengkurap begini. Sejarah itu sangat penting. Kalau 
tidak 
>   > pasti 
>   > > > > dia 
>   > > > > > akan dimakamkan di TMP Kalibata. 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > fatur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > > > > > > Adakah kita pernah peduli atas korban-korban setelah 
>   > tanggal 
>   > > > > > KERAMAT itu?
>   > > > > > > Apakah anda pernah mengakui ada berjuta umat manusia 
tak 
>   > > > berdosa 
>   > > > > > mati
>   > > > > > > sia-sia atas nama kemanusian?
>   > > > > > > Apakah pemerintah pernah mengakui? Pembantaian, 
>   intimidasi,
>   > > > > > > penghancuran..suharto tetap pahlawan.
>   > > > > > > Apa utungnya andai suharto terlibat? Para korban 
sudah 
>   > > > terlanjur 
>   > > > > > menderita
>   > > > > > > mas.
>   > > > > > > 
>   > > > > > > _____ 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > From: Ambon [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
>   > > > > > > Sent: Tuesday, October 26, 2004 5:14 AM
>   > > > > > > To: Undisclosed-Recipient:;
>   > > > > > > Subject: [ppiindia] G30S, Terlibatkah Soeharto?
>   > > > > > > 
>   > > > > > > * http://www.kompas.com/kompas-
>   > cetak/0410/27/opini/1350653.htm
>   > > > > > > Rabu, 27 Oktober 2004
>   > > > > > > 
>   > > > > > > G30S, Terlibatkah Soeharto?
>   > > > > > > 
>   > > > > > > SETIAP kali memasuki bulan September dan Oktober, 
ingatan 
>   > > > selalu 
>   > > > > > menerawang 
>   > > > > > > jauh ke belakang, tepatnya ke peristiwa Gerakan 30 
>   > September 
>   > > > > (G30S) 
>   > > > > > tahun 
>   > > > > > > 1965 yang sampai kini masih tetap menyimpan misteri.
>   > > > > > > Ada pepatah yang menyatakan bahwa orang yang 
menguasai 
>   > > > > informasi, 
>   > > > > > akan 
>   > > > > > > menguasai dunia. Pepatah itu tidak mengada-ada, 
karena 
>   > > > kenyataan 
>   > > > > > itulah yang
>   > > > > > > 
>   > > > > > > terjadi pada Panglima Komando Cadangan Strategis 
Angkatan 
>   > > > Darat 
>   > > > > > (Kostrad) 
>   > > > > > > Mayor Jenderal Soeharto sewaktu Peristiwa G30S 
terjadi.
>   > > > > > > Ia adalah satu-satunya perwira tinggi Angkatan 
Bersenjata 
>   > > > > Republik 
>   > > > > > Indonesia
>   > > > > > > 
>   > > > > > > (ABRI) yang tahu persis tentang apa yang terjadi 
pada 
>   > tanggal 
>   > > > 1 
>   > > > > > Oktober 1965
>   > > > > > > 
>   > > > > > > dini hari itu. Data yang telah dipublikasikan selama 
ini 
>   > > > > > menyebutkan, pada 
>   > > > > > > tanggal 30 September 1965 malam, Soeharto telah 
diberi 
>   > > > informasi 
>   > > > > > oleh 
>   > > > > > > Kolonel Infanteri Abdul Latief, Komandan Brigade 
>   Infanteri 
>   > I 
>   > > > > > Jayasakti Kodam
>   > > > > > > 
>   > > > > > > V Jaya, bahwa akan dilakukan penjemputan paksa 
terhadap 
>   > para 
>   > > > > > jenderal 
>   > > > > > > pimpinan teras Angkatan Darat, termasuk Panglima 
Angkatan 
>   > > > Darat 
>   > > > > > Jenderal 
>   > > > > > > Ahmad Yani, untuk dihadapkan kepada Presiden 
Soekarno.
>   > > > > > > =========================== 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
*********************************************************************
>   > > > > *
>   > > > > > *****
>   > > > > > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat 
Persahabatan. 
>   > > Menuju 
>   > > > > > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared 
Destiny. 
>   > > > www.ppi-
>   > > > > > india.uni.cc
>   > > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
*********************************************************************
>   > > > > *
>   > > > > > *****
>   > > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
_____________________________________________________________________
>   > > > > _
>   > > > > > ____
>   > > > > > > Mohon Perhatian:
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA 
>   > (kecuali 
>   > > > sbg 
>   > > > > > otokritik)
>   > > > > > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg 
akan 
>   > > > > dikomentari.
>   > > > > > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
>   > > > > > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > > 5. Satu email perhari: ppiindia-
[EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > > 7. kembali menerima email: ppiindia-
[EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > > 
>   > > > > > > Yahoo! Groups Links
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > >             
>   > > > > > > ---------------------------------
>   > > > > > > Do you Yahoo!?
>   > > > > > > Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We 
finish.
>   > > > > > > 
>   > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
*********************************************************************
>   > > > > *
>   > > > > > *****
>   > > > > > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat 
Persahabatan. 
>   > > Menuju 
>   > > > > > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared 
Destiny. 
>   > > > www.ppi-
>   > > > > > india.uni.cc
>   > > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
*********************************************************************
>   > > > > *
>   > > > > > *****
>   > > > > > > 
>   > > > > > 
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
_____________________________________________________________________
>   > > > > _
>   > > > > > ____
>   > > > > > > Mohon Perhatian:
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA 
>   > (kecuali 
>   > > > sbg 
>   > > > > > otokritik)
>   > > > > > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg 
akan 
>   > > > > dikomentari.
>   > > > > > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
>   > > > > > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > > 5. Satu email perhari: ppiindia-
[EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > > 7. kembali menerima email: ppiindia-
[EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor 
>   > > > > > > Get unlimited calls to
>   > > > > > > 
>   > > > > > > U.S./Canada
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > ---------------------------------
>   > > > > > > Yahoo! Groups Links
>   > > > > > > 
>   > > > > > >    To visit your group on the web, go to:
>   > > > > > > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>   > > > > > >   
>   > > > > > >    To unsubscribe from this group, send an email to:
>   > > > > > > [EMAIL PROTECTED]
>   > > > > > >   
>   > > > > > >    Your use of Yahoo! Groups is subject to the 
Yahoo! 
>   > Terms 
>   > > of 
>   > > > > > Service. 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > 
>   > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
*********************************************************************
>   > > > ******
>   > > > > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. 
>   Menuju 
>   > > > Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
>   > www.ppi-
>   > > > india.uni.cc
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
*********************************************************************
>   > > > ******
>   > > > > 
>   > > > 
>   > > 
>   > 
>   
_____________________________________________________________________
>   > > > _____
>   > > > > Mohon Perhatian:
>   > > > > 
>   > > > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA 
(kecuali 
>   > sbg 
>   > > > otokritik)
>   > > > > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
>   > > > dikomentari.
>   > > > > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
>   > > > > 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
>   > > > > 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
>   > > > > 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
>   > > > > 7. kembali menerima email: ppiindia-
[EMAIL PROTECTED]
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > ---------------------------------
>   > > > > Yahoo! Groups Links
>   > > > > 
>   > > > >    To visit your group on the web, go to:
>   > > > > http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>   > > > >   
>   > > > >    To unsubscribe from this group, send an email to:
>   > > > > [EMAIL PROTECTED]
>   > > > >   
>   > > > >    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! 
Terms 
>   of 
>   > > > Service. 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > 
>   > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
*********************************************************************
******
>   Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.uni.cc
>   
*********************************************************************
******
>   
_____________________________________________________________________
_____
>   Mohon Perhatian:
> 
>   1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
>   2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
>   3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
>   4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
>   5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
>   6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
>   7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
>         Yahoo! Groups Sponsor 
>          
>         Get unlimited calls to
> 
>         U.S./Canada
>        
>        
> 
> 
> -------------------------------------------------------------------
-----------
>   Yahoo! Groups Links
> 
>     a.. To visit your group on the web, go to:
>     http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>       
>     b.. To unsubscribe from this group, send an email to:
>     [EMAIL PROTECTED]
>       
>     c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms 
of Service. 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
*********************************************************************
******
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.uni.cc
> 
*********************************************************************
******
> 
_____________________________________________________________________
_____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
> 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
> 
>    To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>   
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>   
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to