Jawa Pos
Rabu, 17 Nov 2004,

Science Writer Tingkatkan Kecerdasan
Oleh Andi Utama *

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemajuan sains dan 
teknologinya. Buktinya dapat kita lihat, negara-negara yang dikatakan maju 
(developed countries) seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara di 
Eropa, ialah negara-negara yang sains dan teknologinya maju. Di 
negara-negara maju tersebut, sains dan teknologi benar-benar masuk ke dalam 
kehidupan masyarakat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Begitu juga 
pemahaman sainsnya yang tinggi.

Pemahaman sains yang tinggi ini tidak dipengaruhi tingkat pendidikan formal 
mereka. Di Jepang, kalau kita bicara enzim (bahasa Jepangnya kousou), orang 
yang hanya lulusan SMU pun bisa mengerti. Begitu juga kalau kita bicara 
"virus" dan "bakteri", mereka memahami dan mengetahui perbedaannya, sehingga 
bisa membedakan antara vaksin dan obat antibiotik. Mereka juga mengerti apa 
itu "DNA" dan apa itu "gen".

Hal yang sama dapat dilihat pada petani-petani mereka. Mereka benar-benar 
memahami apa itu pupuk kimia dan apa itu kompos, termasuk kebaikan dan 
keburukannya. Mereka juga memahami siklus hidup tanaman serta 
ancaman-ancaman yang akan terjadi, sehingga bisa mengantisipasinya. Pendek 
kata, tingkat pengetahuan masyarakat di negara maju, termasuk Jepang, adalah 
tinggi.

Sebaliknya, di negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak demikian halnya. 
Sains dan teknologi hanya dimiliki dan dirasakan sebagian kecil masyarakat. 
Apalagi kalau dispesifikasi lagi masalah sains, keadaannya akan lebih parah. 
Sains hanya dimiliki orang-orang yang berpendidikan tinggi, yang jumlahnya 
sangat sedikit.

Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya perbedaan minat 
dan perhatian masyarakat terhadap sains. Kurangnya minat masyarakat di 
negara berkembang terhadap sains sangat dipengaruhi oleh kurangnya tulisan 
sains yang disampaikan secara popular, yang mudah dimengerti masyarakat 
banyak. Ini dapat kita lihat seberapa banyak tulisan sains popular yang bisa 
ditemukan, baik di buku maupun di media masa. Tentu saja permasalahannya 
bukan pada media masanya, tetapi pada penulis sains yang jumlahnya masih 
sangat terbatas.

Karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Indonesia, khususnya 
tentang sains, diperlukan science writer (penulis ilmiah) yang bisa 
menerjemahkan bahasa sains ke dalam bahasa masyarakat. Science writer 
tersebut bisa dari kalangan ilmuwan (saintis) dan kalangan nonilmuwan.


Belajar dari Jepang

Jepang, sebagai negara maju, memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Hal 
ini disebabkan minat baca dan rasa ingin tahu masyarakatnya yang tinggi, dan 
didukung banyaknya bahan bacaan mengenai sains yang dapat dibeli dengan 
harga murah. Buku-buku ini ada yang ditulis oleh ilmuwan (saintis) Jepang 
dan ada yang terjemahan. Buku-buku ini tidak hanya merupakan "text book" 
yang digunakan mahasiswa dan pelajar, tetapi juga ada buku sains yang 
ditulis secara populer, yang ditujukan untuk masyarakat luas.

Selain itu, media masa, baik media cetak maupun media elektronik, memberikan 
kontribusi yang banyak dalam peningkatan pengetahuan masyarakat di Jepang, 
melalui pemberian informasi di bidang sains. The Asahi Shimbun, misalnya, 
merupakan salah satu koran yang selalu memberikan informasi tentang 
perkembangan sains yang disampaikan secara popular. Begitu juga koran-koran 
lain.

Media elektronik juga memiliki program-program yang berisikan informasi 
tentang sains. NHK Education TV (Nippon Housou Kyoku Kyouiku Terebi) adalah 
stasiun TV milik pemerintah khusus untuk bidang pendidikan. Tujuan pendirian 
TV ini adalah untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat 
Jepang. Hampir setiap hari ada program pengenalan sains, mulai tingkat dasar 
sampai pada tingkat sains yang mutakhir (advanced).

Selain itu, TV swasta lainnya menyiarkan program-program yang bersifat 
saintifik. Semua program ini disajikan sedemikian rupa sehingga orang awam 
pun mudah mengerti.

Dalam penyebaran luasan informasi tentang sains ini, science writer memegang 
peranan penting. Banyaknya buku atau tulisan mengenai sains berbanding lurus 
dengan jumlah science writer. Karena itu, banyaknya buku sains yang beredar 
di Jepang menunjukkan banyaknya science writer. Walaupun demikian, ternyata 
pemerintah Jepang belum puas dengan kondisi tersebut. Mereka menginginkan 
jumlah science writer bertambah lagi, terutama dari kalangan saintis.

Untuk tujuan tersebut, baru-baru ini pemerintah Jepang, khususnya 
Kementerian Pendidikan, memutuskan mendidik calon science writer. Hal ini 
ditetapkan dengan pertimbangan sains yang semakin lama semakin dalam dan 
rinci akan sulit dimengerti dan dipahami masyarakat jika tidak diterjemahkan 
ke dalam bahasa yang merakyat. Science writer ini diharapkan dari kalangan 
peneliti dan saintis. Mereka diharapkan tidak hanya mempublikasikan hasil 
penelitiannya pada jurnal ilmiah/sains, tetapi pada media lain yang mudah 
didapatkan masyarakat banyak. Dengan demikian, penelitian yang dibiayai 
rakyat dengan jumlah dana yang besar (180 miliar/tahun = Rp. 14,4 
triliun/tahun) dapat dirasakan manfaatnya.


Harapan pada Pemerintah

Bagaimana Indonesia? Kita harus mengakui tingkat pengetahuan bangsa 
Indonesia masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya informasi 
mengenai sains yang mudah didapatkan, baik berupa buku, majalah, media masa 
cetak, ataupun informasi yang disajikan media elektronik seperti TV. 
Kekurangan ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya science writer yang bisa 
menyajikan informasi tersebut dalam bentuk popular sehingga mudah dimengerti 
orang banyak.

Tidak heran jika masyarakat lebih senang menonton KDI, Indonesian Idol, AFI, 
bahkan acara penampakan yang sama sekali tidak ilmiah ketimbang menonton 
uraian ilmiah dari pakar yang disiarkan di TV. Kurangnya minat masyarakat 
terhadap sains juga mengakibatkan jarangnya tayangan dan siaran TV yang 
berisikan sains. Ini lingkaran setan yang akan menurunkan tingkat 
pengetahuan bangsa Indonesia di bidang sains.

Karena itu sudah saatnya kita menyadari kekurangan ini. Untuk meningkatkan 
pengetahuan bangsa Indonesia, pemerintah perlu melakukan usaha-usaha konkret 
untuk meningkatkan pengetahuan bangsa Indonesia. Hal ini penting karena akan 
meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Usaha-usaha konkret yang bisa 
dilakukan: (1) membuat stasiun TV khusus menyiarkan masalah sains, (2) 
meningkatkan mutu peneliti/saintis melalui peningkatan dana penelitian, (3) 
memperbanyak jumlah dan melakukan training terhadap science writer, baik 
dari kalangan saintis/peneliti maupun kalangan nonsaintis seperti wartawan, 
dan (4) memperkenalkan sains mulai dari tingkat SD.

* Dr. Andi Utama Msc, peneliti Puslit Bioteknologi-LIPI. 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke