Pada saat pemilu Presiden untuk phase ke dua, seorang teman bertanya kepada saya. Pilihan mana yang ditargetkan dalam pemilu nanti, saya hanya terdiam dan menarik napas panjang karena dari dua pilihan (pasangan SBY dan YK dengan pasangan Megawati dan siapa ya..lupa) saya tidak mempunyai pilihan, namun dari dua pasang pilihan yang saya anggap tidak pas, pilihan saya jatuhkan kepada pasangan SBY dan YK. Sebenarnya jagoan yang saya tonjolkan adalah Prof. Amin Rais namun beliaunya tidak masuk pada pemilu phase kedua apaboleh buat. Dari dua pasang yang maju saya membuat tally mencari mana yang terbaik, ternyata dari tally pilihan jatuh kepada SBY dan YK. Variasi tally tidak menjadi diskusi disini, namun yang ingin saya diskusikan adalah bagaimana pilihan pasangan SBY dan YK ini dapat menjalankan negara kita yang tercinta dengan segala persoalannya. Kepemimpinan 100 hari SBY dan YK berbagai pihak mengatakan ada yang berhasil, belum berhasil, masih diskriminatif terhadap persoalan-persoalan besar yang seharusnya ditangani atau berbagai hasil, namanya juga pengamat seperti kita-kita ini. Secara pribadi dan sebagai langkah awal pemerintahan saya melihat adanya perbaikan, namun masih belum melihat perubahan sikap yang masih ingin menduduki berbagai jabatan yang mengakibatkan timbulnya monopoli seperti masa-masa orde baru. YK yang telah terpilih menjadi Ketum Golkar sangat disayangkan pepatah mengatakan “you can’nt do two works in once time”, selain itu YK telah “men-down grade-kan” dirinya yang dipilih oleh rakyat Indonesia untuk menjadi WK. Presiden dan bukan untuk Ketum Golkar (Bp. Tolong jangan rakyat dibohongi, setelah rakyat menempatkan bp. Menjadi Wk. Presiden kenapa kok maunya menjadi Ketum). YK telah terpilih menjadi Wk. Presiden (nomor dua) di Indonesia, lho kenapa kok masih mau menjadi Ketum Golkar. Apa masih kurang sibuk, masih kurang kuat, masih kurang uang, masih kurang kekuasaan, kapan YK dapat percaya kepada generasi muda untuk memimpin partai Golkar, kenapa harus dirinya yang dicalonkan?. Maaf saya bukan pula pendukung Golkar. Kedua, kenapa SBY yang telah saya percayakan untuk memimpin negara ini (karena dia saya pilih) membiarkan YK menjadi Ketum Golkar, apa tidak mengganggu kegiatannya di kepresidenan, apa aktornya sebagai Ketum Golkar (tentunya menjadi pengatur legislatif) tidak mengganggu jalannya pemerintahan atau terjadi konspirasi antara pemerintah dengan legislatif seperti juga yang terjadi pada era orde baru. YK sebagai Eksekutif jangan dong legislatifnya mau dipegang. Ingat bp. YK, kita ini ciptaan YM Kuasa memang !!! tetapi bukan menjadi Maha Kuasa karena kita manusia penuh dengan kekurangan. Mari kita berlomba-lomba menuju hidup sederhana dan baik serta terdistribusi bukan berlomba-lomba memcapai jabatan, harta dan terfokus di satu tangan. Saya hanya teringat dengan Almarhum Ferdinand Marcos yang dituduh rakyatnya tidak bertanggung-jawab dalam kepemimpinannya, sehingga maaf ya, mayatnyapun rakyat philipina tidak terbuka menerimanya kembali ke tanah kelahirannya. Dan saya juga sangat sedih melihat akhir dari beberapa pemiimpin kita yang diujung pengabdiannya kurang berterima di masyarakat, apakah ini yang kita cari dalam menjalankan negara dan kehidupan ini. Bp. YK yang saya hormati, berikanlah kesempatan kepada para pemuda untuk memimpin Golkar dan jangan sampaikan kepada yang namanya sudah cacat seperti Akbar Tandjung dan Wiranto. Jika hal ini Bp. YK lakukan saya tidak akan menyesalkan pilihan saya yang memilih YK sebagai Wk. Presiden. Kepada netter !!! mohon pikiran-pikiran gaya preman dibuang jauh-jauh dari benak anda, karena bagaimanapun gaya preman berkuasa telah banyak terjadi di Indoesia, mulai dari pejabat tinggi, rendah, ustad, pokoke di segala kehidupan gaya preman lebih dominan daripada gaya seorang yang hidup bersahaya seperti pemimpin pavoritku “Mahatma Gandhi” dan “Nelson Mandela”. Kita ini sudah korban pengaruh gaya preman. Data Seorang Redaktur Tempo yang terkenal Bambang Harimurti merupakan salah satu korban gaya pereman, mungking keduanya Bambang salah atau mungkin premen salah, tetapi kalau sudah didahului dengan penghancuran dengan mengerahkan preman apa itu tidak preman. Dalam kehidupanku, aku banyak melihat para pejabat yang berkelakuan seperti preman dan bukan pejabat yang seharusnya aku gugu dan tiru. Para pejabat ini hanya melihat kepentingannya (monopoli) dan bukan kepentingan Indonesia dan umumnya mempunyai batasan-batasan pemikiran yang tidak kreatif. Lalu, mari kita diskusikan mencari cara-cara jitu mengatasi korupsi, keterbelakangan pendidikan ingat bahwa sejarah tidak dapat dipakai sebagai jalan menuju dan memperediksi masa depan, tetapi hanya dipakai sebagai pengetahuan untuk mencapai masa depan Indonesia yang gemilang. Bp. YK, jangan bandingkan pemerintahan Belanda, Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dus, Megawati dengan pemerintahan SBY dan YK, tentunya nggak perlu dilihat kalau Soeharto dan Megawati tetap menjadi Ketum, jangan ditiru dong. Thanks --------------------------------- ALL-NEW Yahoo! Messenger - all new features - even more fun! [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> $4.98 domain names from Yahoo!. Register anything. http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/