http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-265%7CN
Kamis, 23 Desember 2004
Negara Konservatif Selalu Menjadikan Tubuh Perempuan Sebagai Sasaran Kekerasan 
Jurnalis : Eko Bambang S
Jurnalperempuan.com-Jakarta. Di Indonesia, masalah pornografi ini memang masih 
menjadi perdebatan yang belum berujung. Sejumlah kalangan memang menghendaki 
munculnya berbagai peraturan yang benar-benar bisa mencegah maraknya 
pornografi. Tayangan-tayangan televisi yang banyak menampilkan tubuh perempuan, 
atau majalah-majalah dan tabloid dianggap sebagai salah satu kondisi dimana 
telah terjadi peredaran pornografi yang akan merusakmoralitas generasi bangsa. 
Selain kelompok yang mendukung adanya aturan tentang pornografi, maka terdapat 
pula pihak yang menolak adanya peraturan tentang pornografi. Menurut kelompok 
ini dengan peraturan ini maka, lagi-lagi perempuan akan menjadi sasaran korban. 
Tidak perlu ada aturan, tetapi membangun kesadaran masyarakat, bahwa pantas 
atau tidaknya tayangan itu jauh lebih penting ketimbang membuat aturan. Jadi 
kalau ada tayangan yang jelek, maka penonton dengan sendirinya menolak. 

Diantara kelompok yang mendukung adanya aturan pornografi dan pihak yang 
menolak adanya aturan tentang pornografi ini, ada kelompok yang lebih melihat 
aspek lain dari peraturan. Mereka lebih melihat pada aspek keberpihakannya 
kepada perempuan. Kelompok ini mendukung adanya aturan tentang pornografi, 
namun aturan ini tidak mendeskriditkan perempuan. Karena aturan yang ada atau 
persepsi masyarakat masih melihat bahwa persoalan pornografi terletak pada 
perempuan. Perempuanlah sumber dari maraknya pornografi. Sehingga aturan yang 
akan dibuat lebih ditujukan kepada pengaturan perempuan daripada laki-laki. 

Sementara itu, Gadis Arivia, Board of Director Yayasan Jurnal Perempuan menilai 
bahwa adanya berbagai aturan tentang pornografi merupakan suatu upaya yang 
meresahkan masyarakat, terutama bagi feminis karena tubuh perempuan. “Tubuh 
perempuan, bagi suatu negara yang konservatif, akan terus menerus menjadi 
sasaran, dan ini yang selama sejarah terbukti bahwa tubuh perempuan kalau dia 
tidak menjadi sasaran kekerasan, kekerasan moral,” ujar Gadis. 

Gadis juga menyoroti masalah pornografi dari segi teori feminisme. Menurut 
Gadis, pornografi telah menjadi perdebatan yang sangat seru. Ada kelompok 
feminis yang merasa bahwa pornografi itu tidak menjadi atau tidak harus 
dilarang apalagi dibuat undang-undangnya, karena mereka merasa hak individu, 
terutama hak individu dewasa untuk menerima atau melakukan ekspresi 
kebebasannya. 

“Saya sebagai ibu, tidak menjadi masalah untuk membuka majalah Hafler dan 
sebagainya. Kalau kita mau jujur, sayapun juga juga termasuk orang yang pernah 
menontn DVD porno, dan saya tidak merasa terganggu, karena saya merasa sebagai 
individu yang dewasa, yang bisa melakukan keputusan-keputusan yang terbaik 
untuk saya. Tetapi saya keberatan memang kalau pornografi itu tidak diatur, 
terutama pornografi itu akan dijangkau oleh anak-anak. Pornografi untuk 
anak-anak, saya kira para feminis juga setuju itu harus dilarang. Tetapi 
pornografi untuk orang dewasa, ketika itu dilarang dan ketika dikatakan hanya 
boleh membaca A, atau anda hanya menonton film B, itu menurut saya sudah 
membunuh kebebasan dan demokrasi di negara manapun. Dan itu kita sudah lihat 
bibit-bibitnya pembunuhan demokrasi oleh SBY ini beberapa hari yang lalu dengan 
melarang menghentikan penayangan pusar perempuan,”ujar Gadis. 

Menurut Gadis, kalau mempunyai cita-cita menjadi negara yang matang, setidaknya 
menjadikan suatu negara yang bisa membangun masyarakatnya untuk memutuskan mana 
yang baik untuk di tonton, dibaca dan mana yang tidak. Untuk itu, segala bentuk 
pelarangan-pelarangan yang terjadi dalam masyarakat adalah tindakan yang tidak 
masuk akal. “Kalau kita menuju ke arah negara yang sangat konservatif, melihat 
segala sesuatu hanya satu dimensi dan kemudian akan mengeluarkan aturan-aturan 
dan kebijakan-kebijakan yang konservatif, menurut saya justru sangat 
membahayakan. Jadi yang membahayakan bukanlah pusar perempuan tetapi 
orang-orang yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang sangat picik. Seharusnya 
kita bukan menentang ramai-ramai pusar perempuan, tapi kita menentang Bush 
dengan perang iraknya. Itu lebih bermanfaat, kenapa SBY lebih berani dengan 
pusar perempuan dan bukan dengan Bush yang membunuh banyak orang, perempuan dan 
anak-anak,”ujar Gadis. Ditambahkan, “keluarnya pernyataan tersebut, saya kira 
ini menunjukkan pemerintahan yang represif, otoriter, konservatif yang tidak 
kita kehendaki untuk Indonesia ke depan. Lebih baik SBY mencari koruptor 
mengadili koruptor daripada mengurusi ranjang orang,”ujar Gadis. 

Sementara itu, Debra H.Yatim berpendapat bahwa ketika penampilan ketubuhan itu 
menyakitkan bagi perempuan, yaitu merendahkan martabat perempuan, menghina 
perempuan, merupakan pelecehan terhadap perempuan maka penampilan itu dianggap 
sebagai pornografi,” ujar Debra. 





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$4.98 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/Q7_YsB/neXJAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: ppiindia@yahoogroups.com
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to