Yach agak susahlah ....
yang satu bicara mengenai nurani ...
yang yang satu bicara mengenai materi ....

>> Mereka banyak mengalami kekerasan, tidak dibayar sesuai upah

Karena dia sendiri kali yang memperlihatkan diri murahan ...
Lihatlah .. wanita2  seperti
Rini suwandi, Marwah daut ....
pernah ada yang berani melihat mereka murahan ...
orang kadang dianggap murah karena tabiatnya ...


>> dan seringkali dilecehkan oleh sutradara

Yach sadar sendiri lahh
suntradara yang kebanyakan laki2 normal.
kalau memperlihatkan sedikit menggoda atau kelihatan nakal.
pasti digodainnn ...

Klo terlihat legena menjaga diri dari segala penampilan
yang seronok, mereka juga pasti segannnnn ..

NURANI  lah yang dimajukan .. jangan emosi ...

Salam

Amrah


----- Original Message -----
From: "Satrio Arismunandar" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ppiindia@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, December 23, 2004 6:20 PM
Subject: Re: [ppiindia] Gadis Arivia: "Pusar SBY Memang Tidak Menarik Untuk
Dipertontonkan"


>
> SBY bicara begitu pasti dengan asumsi, tidak
> mempertontonkan pusar perempuan di televisi adalah
> sikap menghargai dan menghormati perempuan. Apalagi,
> bagi banyak kalangan Islam, mempertunjukkan pusar sama
> saja dengan membuka aurat wanita.
>
> Ucapan SBY sudah pasti didukung para rohaniwan, MUI,
> dan banyak kalangan ibu-ibu dan orangtua, pengamat
> media, dsb...
>
> Tapi, oleh Gadis Arivia, ucapan SBY itu malah dicap
> melecehkan perempuan!!!!!
>
> Mungkin saya harus tanya Boni, mantan redaktur Jurnal
> Perempuan, untuk menjelaskan ini...he..he..he...
>
> Rio
>
>
> --- Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>
> >
> >
> http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-267%7CX
> > Kamis, 23 Desember 2004
> > Gadis Arivia: "Pusar SBY Memang Tidak Menarik Untuk
> > Dipertontonkan"
> > Jurnalis : Eko Bambang S
> > Jurnalperempuan.com-Jakarta. Perintah presiden
> > Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menghentikan
> > tayangan yang lebih menonjolkan pusar perempuan
> > beberapa waktu yang lalu nampaknya mengundang
> > kritik. Pernyataan SBY tersebut dinilai tidak
> > memiliki perspektif perempuan dan melakukan proses
> > dehumanisasi perempuan.
> >
> > Kritik tersebut seperti yang dilontarkan oleh Gadis
> > Arivia, Board Of Director Yayasan Jurnal Perempuan.
> > Pusar SBY memang tidak terlalu menarik untuk di
> > pertontonkan, namun SBY jangan seenaknya melarang
> > tampilnya pusar perempuan," ujar Gadis. Menurut
> > Gadis, "pernyataan SBY ini mengandung dehumanisasi
> > perempuan, justru menurut saya dia harus
> > dipersoalkan karena pernyataanya mengandung
> > pelecehan seksual. Mengapa tali pusar yang
> > dipermasalahkan, mengapa tidak laki-laki yang
> > kencing ditengah jalan yang kelihatan penisnya,
> > kenapa SBY tidak mempermasalahkan penis yang
> > diperlihatkan ketika membuat air kecil," Kata Gadis
> > yang merasa sensitivitas gendernya sangat terusik.
> >
> > Menurut Gadis, sebelum SBY berkomentar soal
> > pornografi dan tali pusar, maka sebaiknya SBY
> > membaca terlebih dahulu Jurnal Perempuan edisi 38
> > ini, karena didalam edisi ini dihalaman 22
> > disebutkan pendapat Catharine MacKinnon yang
> > menyatakan bahwa pornografi adalah sebuah grafis
> > yang secara eksplisit memiliki tujuan
> > mensubordinasikan perempuan melalui gambar, atau
> > kata-kata dan termasuk dehumanisasi perempuan
> > sebagai objek seksual, benda-benda, komoditi,
> > penikmat penderitaan, sasaran penghinaan atau
> > perkosaan; dengan jalan diikat, disayat, dimutilasi
> > atau bentuk-bentuk penyiksaan fisik. Atau juga
> > menempatkannya atau menggambarkannya sebagai sasaran
> > pemuas seksual atau perbudakan. Demikian juga dengan
> > grafis yang menunjukkan perempuan dipenetrasi dengan
> > menggunakan benda atau hewan, direpresentasikan
> > secara biadab dalam skenario, cedera, penyiksaan,
> > dipertunjukkan secara seronok atau tak berdaya,
> > berdarah-darah, tersiksa atau disakiti dalam konteks
> > yang membuat kondisi-kondisi seksual (tertentu).
> >
> > Bagi Gadis, pusar perempuan bukanlah hal yang
> > penting untuk dipermasalahkan. "Saya juga mempunyai
> > anak perempuan dan saya disini sebagai ibu. Se
> > liberal-liberalnya saya kalau kita mempunyai anak
> > perempuan, selalu saja kita mempunyai nilai-nilai
> > ideal yang menurut kita ingin kita paksakan kepada
> > anak perempuan kita. Nah itu juga suatu latihan bagi
> > saya untuk menghormati anak saya untuk memilih
> > pakaian yang dia senangi. Saya tahu dia akan
> > berangkat remaja. Saya kira semua orang tua
> > mempunyai kegelisahan tersebut. Tetapi kita harus
> > menyikapinya dengan tidak berlaku otoriter atau
> > represif seperti yang dilakukan SBY," ujar Gadis.
> >
> > Gadis tidak setuju ketika pilihan-pilihan bebas
> > setiap manusia harus dibatasi. Misalnya agar anak
> > perempuan tidak mempertontonkan pusarnya maka dia
> > diberikan baju-baju yang semuanya panjang-panjang
> > dan tidak membolehkan dia memakai baju-baju yang
> > minim atau sedikit terbuka. "Saya kira kalau saya
> > mendidik Anissa anak saya seperti itu, saya kira dia
> > tidak akan menjadi seseorang yang mempunyai
> > kepribadian yang bebas. Dia tidak akan mempunyai
> > spirit kebebasan tersebut. Bagi saya tetapi ketika
> > anak saya memilih baju yang ingin ia pakai, dan dia
> > telah memutuskan untuk memakai baju tersebut, saya
> > sebagai ibu, orang yang dekat dengan dia, sebagai
> > teman yang dekat dengan dia saya hanya bisa
> > menerimanya, dan saya berharap memang itu
> > keinginannya, memilih baju seperti itu," kata Gadis.
> > Ditambahkan, "Saya harus bisa memahami karena dia
> > hidup dalam jaman yang berbeda dengan saya, dia
> > mempunyai spirit yang berbeda dengan saya, dan saya
> > harus menghormati itu dan saya ingin juga dia dengan
> > anaknya menghormati itu kelak, dan saya yakin anak
> > kita itu jauh lebih cerdas dari kita, jauh lebih
> > bijaksana dari kita biarkabnlah dia hidup sebebas
> > dia, memilih terbaik bagi dia selama dia tidak
> > melanggar hak orang lain, " jelas Gadis.
> >
> > Gadis akan menolak pornografi jika pornografi itu
> > pada akhirnya membangkitkan kekerasan terhadap
> > perempuan, membangkitkan dehumanisasi perempuan,
> > tetapi kalau ciuman, membangkitkan gairah seksual
> > apa itu melanggar hak. Gadis lebih peduli
> > membicarakan masalah pornografi ini pada aspek
> > perlindungan hukum bagi perempuan. "kalau kita
> > bicara pornografi, saya justru cenderung bicara
> > perempuan yang memerankan aksi-aksi porno itu karena
> > kebanyakan tidak dilindungi hukum, itu suatu
> > pekerjaan yang tidak dilindungi hukum. Mereka banyak
> > mengalami kekerasan, tidak dibayar sesuai dengan
> > upah dan seringkali dilecehkan oleh sutradara.
> > Justru saya lebih setuju berbicara tentang hak-hak
> > perempuan itu. Sama seperti kalau kita bicara
> > prostitusi, saya tidak setuju melarang mereka,
> > memojokkan mereka, atau menilai moralitas mereka,
> > tetapi saya lebih setuju bahwa mereka ini adalah
> > sosok pekerja yang sangat rentan yang tidak
> > dilindungi hukum, yang ujung-ujungnya selalu akan
> > ditraficking. Dengan memfokuskan pembahasan seperti
> > itu, kita lebih produktif dalam menyikapi masalah
> > pornografi," ujar Gadis.
> >
> >
> >






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: ppiindia@yahoogroups.com
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke