--- ging <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 1. Represif dan otoriter itu tidak Cuma harus
> perbuatan, tapi ucapan dan
> pikiran. Dan lebih dari itu, SBY sudah menyerukan
> penghentiannya.  

SBY mengatakan, bukan pemerintah yang berhak melarang
begini. Dikembalikan kepada rakyat. Satrio, untuk
pertamakalinya, saya jadi agak 'suka' pada SBY (dulu
anti sekali, habis dia peragu sih). Saya suka karena
dia peduli pada persoalan yang sedang kita perdebatkan
ini, dan jelas dia bilang dia/pemerintah tidak berhak
melarang. Eh, bukankah yang melakukan pembatasan KPI?
(Sudah baca Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran?) Dan bukankah KPI itu representasi
rakyat?
 
> 2. Lontaran Sirikit tentang "Kalau pusar diobral
> sambil pantat
> dan pinggul digoyang seperti adegan bersenggama",
> mengingatkan saya pada
> Oma Irama yang menyerukan "pertobatan" Inul.

Memang saya mendukung subtansi pendapat Rhoma Irama,
meski tidak suka caranya. Kenyataan, dangdut jadi cuma
pertunjukan adu adegan senggama di layar kaca. Pernah
nonton nggak sih? Kalau di night club gitu terserahlah
ya. Ini kan ranah publik, bung.
> 
> 3. Argumen-argumen yang menyudutkan pilihan orang
> berpakaian yang
> berbeda itu dilandasi oleh sikap merasa lebih suci,
> merasa lebih
> bermoral, lebih tingi, lebih bermartabat. 

Hayo, siapa yang main judging?

Dan mereka
> yang berpakaian
> dengan puar terbuka itu adalah ular yang menggoda
> adam di surga, calon
> penguni neraka yang mengancam masa depan bangsa in
> (yang diajukan
> sebagai "calon korban" biasanya "anak muda").

Hayo, siapa yang pernah bilang begitu?
> 
> 4. Pakaian terbuka adalah pilihan. Sama sahnya
> dengan berpakaian
> tertutup dari kepala hingga kaki dan hanya
> menyisakan mata --itupun pake
> sejenis jaring--. Sama sahnya dengan kebaya, baju
> kurung, koteka, bodo,
> apapun juga.
> Kita punya beda-beda selera, beda-bda nilai,
> beda-beda pilihan, silakan.
> Yang tak bisa adalah kalau mewajibkan atau melarang
> baju terbuka.
> Sebagaimana tak bisa diterima jika diwajibkan atau
> dilarang memakai baju
> tertutup.

Argumen menyimpang. Topik: pamer pusar, dada, pantat,
paha di layar kaca (media massa). Kalau di rumah
sendiri atau di night club sih, silakan .....

> Dan lihat, gadis benar: yang dimasalahkan adalah
> pakaian perempuan.
> Sebuah pandangan misoginis, yang menganggap
> perempuan adalah pendosa
> utama dunia ini, penggoda dan penghancur moral.

Once again, kok merasa begitu sendiri sih? Kayaknya
para pengkritik pakaian minim dan goyang senggama di
teve nggak pernah bilang begitu deh. Rasanya
kebanyakan orang yang mengkritik bukan menganggap
mereka pendosa, melainkan: korban, perlu dikasihani.

> 5. Kalau soal ranah publik TV dan sebagainya, sudah
> puluhan tahun kita
> punya TVRI, belasan tahun TV swasta, dengan baju
> macam-macam. Dan sejauh
> ini, semuanya normal-normal saja. Moral bangsa tak
> lebih baik dari tanpa
> pakaian itu, tapi tak lebih buruk. Kejahatan seks
> juga --kalau ini yang
> mau dijadikan argumentasi. 

Minta bantuan wartawan kriminal: apakah angka
kejahatan seksual naik? Saya sering baca di surat
kabar, anak-anak perkosa teman atau tetangga karena
niru tontonan di teve. Ada ibu gantung diri karena
suaminya tergila-gila goyang Inul. Ada kakek perkosa
cucu ya karena nonton goyang dangdut. Ini ada, fakta,
fenomena. Kalau ada yang tanya: "Apakah itu
menyimpulkan adanya dampak negatif atau pengaruh buruk
tayangan teve itu pada masyarakat?" Saya tanya
kembali: "Menunggu berapa jumlah korban sampai hal itu
dianggap signifikan?"

> 6. Kalau soal ranah publik lagi, kita punya KPI.
> Biarlah mereka mncoba
> bekerja. Tak perlu SBY. Karena masih ada urusan lain
> yang jauh lebih
> penting. Saya tak perlu mengabsennya. Bahkan ketika
> bicara soal TV
> sekalipun, masih banyak yang jauh lebih penting
> untuk dipedulikan
> ketimbang penyanyi berpakaian seronok.

SBY memang tak mau ikut campur kok. Jadi, justru
reaksi kita yang berlebihan. Presiden kan boleh
prihatin pada apa yang dianggapnya perlu
diprihatinkan. Memang yang ngurusi kan KPI? Cemas amat
sih atas komentar SBY?

> 7. Ada kebangkitan kaum konservatif, yang ingin
> membatasi apa saja.
> Antara lain dengan UU Pornografi dan Pornoaksi
> --aduh, istilah pornoaksi
> yang sangat Din Syamsudin (sekjen MUI, bekas
> politikus Golkar zaman
> Orba, dan "pemain ulung" untuk banyak urusan). UU
> yang sedikit lebih
> ketat lagi saja, akan sulit dibedakan dengan aturan
> Taliban. 

No comment.

Dan ucapan
> SBY Cuma memberi besin pada kaum tak toleran yang
> gemar mengkafirkan
> orang lain dan merasa sebagai penjaga kunci surga.

nah, nah, nah ..... bawa-bawa kata-kata kafir segala
... biasanya ini memang justru tidak keluar dari yang
anti busana minim. keluarnya malah dari yang
'defensif'

> Jadi ucapan itu,
> ketika sekadar ucapan sekalipun, pnya dampak luas.
> Karenanya harus
> ditentang.

> 8. Jangan kuatir tentang anak muda berpakaian
> terbuka. Mereka tak lebih
> buruk moralnya dari kita semua. 

Jangan prejudice pada yang tidak suka busana minim dan
goyang senggama. mereka juga tidak bermoral lebih
buruk dari kita. hehehe

salam,

sirikit
BTW, anakku 17 tahun, langsing, seksi, suka berpakaian
gaya MTV, kadang kelihatan punggung, atau perut (aku
berjilbab). dia memang kelihatan cantik khas anak
muda. tapi dalam hati ingin juga dia segera berubah.
maksudku berubah sendiri, tidak dipaksa ortu. saya
sering tunjukkan, betapa stylish, fashionable, dan
modis Siti Nurhalizah dengan busana-busananya.
lama-lama 'keminimannya' berkurang. tetap pakai jeans,
tapi blusnya sudah tidak super minim. Alhamdulillah,
Amien.
> 
>  
> 
> -----Original Message-----
> From: Sirikit Syah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: 24 Desember 2004 6:04
> To: ppiindia@yahoogroups.com
> Subject: Re: [ppiindia] Gadis Arivia: Pusar SBY
> Memang Tidak Menarik
> Untuk Dipertontonkan
> 
> 
> Salam,
> Masak sih, bicara seperti SBY tentang pusar
> perempuan
> di televisi, dianggap represif dan otoriter (argumen
> Gadis)? Padahal dia belum melakukan pelarangan atau
> pembatasan apa-apa. Soal pakaian bebas, di Indonesia
> sudah bisa kok, di mal-mal itu pakaian apa saja
> dipakai. Apalagi di klub-klub malam, mau pusar atau
> bawah pusar diobral juga suka-suka yang melakukan
> dan
> yang gemar menontonnya. Tapi televisi adalah ranah
> publik. Sudah sepatutnya isi televisi diatur demi
> kepentingan publik. Kalau pusar diobral sambil
> pantat
> dan pinggul digoyang seperti adegan bersenggama,
> pada
> pukul setengah tujuh, pas usai Maghrib, menurut
> kawan-kawan, banyak mana ibu-ibu Indonesia yang
> menganggap itu 'kebebasan yang harus dihargai' atau
> yang 'miris dan cemas atas pengaruhnya pada
> anak-anak
> remaja mereka'? Lebih lanjut lagi, bukan soal jumlah
> 'banyak mana yang setuju dan tidak setuju', tetapi
> apakah sudah memenuhi 'taste & decency' bangsa
> Indonesia? 
> 
> I am with you, Rio.
> 
> Salam,
> 
> Sirikit
> --- Eko Bambang Subiyantoro
> <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> > 
> > Wah, seandainya mas Satrio datang kemarin ke acara
> > QB pasti seru,,
> > karena dua pejabat KPI mas Ade Armando dan Bimo
> > Nugroho juga
> > datang,,,dan "pusar SBY" memang menjadi topik
> > menarik he..he..
> > 
> > ebs
> > 
> > 
> > Thursday, December 23, 2004, 6:20:28 PM, you
> wrote:
> > 
> > 
> > Satrio> SBY bicara begitu pasti dengan asumsi,
> tidak
> > Satrio> mempertontonkan pusar perempuan di
> televisi
> > adalah
> > Satrio> sikap menghargai dan menghormati
> perempuan.
> > Apalagi,
> > Satrio> bagi banyak kalangan Islam,
> mempertunjukkan
> > pusar sama
> > Satrio> saja dengan membuka aurat wanita.
> > 
> > Satrio> Ucapan SBY sudah pasti didukung para
> > rohaniwan, MUI,
> > Satrio> dan banyak kalangan ibu-ibu dan orangtua,
> > pengamat
> > Satrio> media, dsb...
> > 
> > Satrio> Tapi, oleh Gadis Arivia, ucapan SBY itu
> > malah dicap
> > Satrio> melecehkan perempuan!!!!!
> > 
> > Satrio> Mungkin saya harus tanya Boni, mantan
> > redaktur Jurnal
> > Satrio> Perempuan, untuk menjelaskan
> > ini...he..he..he... 
> > 
> > Satrio> Rio
> > 
> > 
> > Satrio> --- Eko Bambang Subiyantoro
> > <[EMAIL PROTECTED]>
> > Satrio> wrote:
> > 
> > >> 
> > >>
> > Satrio>
> >
>
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-267%7CX
> > >> Kamis, 23 Desember 2004
> > >> Gadis Arivia: "Pusar SBY Memang Tidak Menarik
> > Untuk
> > >> Dipertontonkan"
> > >> Jurnalis : Eko Bambang S
> > >> Jurnalperempuan.com-Jakarta. Perintah presiden
> > >> Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk
> menghentikan
> > >> tayangan yang lebih menonjolkan pusar perempuan
> > >> beberapa waktu yang lalu nampaknya mengundang
> > >> kritik. Pernyataan SBY tersebut dinilai tidak
> > >> memiliki perspektif perempuan dan melakukan
> > proses
> > >> dehumanisasi perempuan. 
> > >> 
> 
=== message truncated ===



                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Mail - now with 250MB free storage. Learn more.
http://info.mail.yahoo.com/mail_250


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: ppiindia@yahoogroups.com
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke