Sedikit pendapat Saya sangat setuju dengan pak Andreas,masyarakat terutama mahasiswa/i sekarang banyak yang didik hanya mengkritik orang lain tanpa memikirkan atau mengetahui Fakta sebenarnya dan selalu melihat dari sisi Negative,susah menemukan yang berpikiran positive segala sesuatu selalu dihubung2kan dengan Agama yang menyatakan Agamanya yang paling benar tidak bisa melihat kekurangan dan kelebihan Agama tetangga,merasa dihina kalau Bangsa lain memberi lebih dari bangsa yang mungkin ada persamaan Agama dengan bangsa kita,Penuh curiga dengan kebaikan bangsa lain.dll
Kalau seperti ini kapan Bangsa kita akan keluar dari keterpurukan,untuk keadaan Negara yang sekarang ini tidak perlu banyak bicara tetapi terlebih penting berbuat,sebab masih terlalu banyak masyarakat,Tokoh Adat,Tokoh Agama,Para Cendikiawan dan pejabat pemerintahan kita masih hanya banyak bicara dan merasa merekalah yang paling benar"Tong kosong nyaring bunyinya"ajakan saya mari berlomba2 berkarya bagi bangsa yang kita cintai ini baik itu kita sebagai masyarakat maupun kita sebagai Pejabat pemerintahan. Salam Damai sejahtera untuk bangsa Indonesia Ohara boy -----Original Message----- From: ANDREAS MIHARDJA [mailto:[EMAIL PROTECTED] Subject: Relawan Malaysia terpaksa menyogok tentara Indonesia Saya ingin memberikan tambahan disini Anak2 saya semua lulusan Univesitas yg terkenal diUS dan semua melakukan pregraduate studies didalam bidang exacta - dan saya dulu sering berdiskussi dgn mereka atau dengan mahasiswa atau collega mereka. Berita2 dongeng seperti yg sekarang disebar di Indonesia oleh mereka hanya ditertawakan dan menurut mereka ini adalah stupidity and uninformed. Saya menulis ini hanya untuk mengillustrasikan keadaan cara berpikir yg harus diperbaiki. Memang story yg menimbulkan sensasi dari suatu negara yg korrup merupakan sumber kepercayaan yg diterima oleh banyak orang - tetapi kalu pakai mathematic perhubungan antara negara kedengarannya sangat lucu. Pasti pemerintah Malaysia tidak percaya dan kalau betul terjadi pasti dibicarakan diJakarta atau diKualaLumpur tanpa menghilangkan muka pemerintah Indonesia. - inilah protokol. Andreas ANDREAS MIHARDJA <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Keadaan berita yg masuk atau keluar diindonesia memang sangat menyedihkan. Kabar2 angin bikinan yg mungkin diciptapak oleh " may be" seolah2 berita asli dan tulen dan kadang2 dpt menimbulkan misunderstanding negara. Ini adalah tanda bahwa negara atau penduduk negara belum mature dan tidak menganalisa truth or fiction. [Ini termasuk pemerintah] Mana mungkin PBB minta fee sebab kita adalah anggotta PBB dan sudah membayar membership. Mengenai harus sogok TNI oleh relawan negara Malaysia - mungkin ini betul atau mungkin juga fiction. Sebagai perhubungan negara dan negara - mereka selalu harus bekerja dgn memakai protokol perjanjian antara kedua negara dan kalau betul harus disogok - tentara TNI harus dihukum sebab melanggar protokol dan memalukan negara. Kalian semua berpendidikan bagaimanakah dongeng2 bahwa tentara asing ingin menduduki Indonesia itu tersebar. Kalian harus berpikir kan ada PBB kan ada peraturan territory suatu negara - be logic dan jangan percaya segala macam kabar angin. Pendidikan memberikan kalian kemungkinan untuk memakai pikiran terang utk menganalisa keadaan dan membuang semua kabaran tidak masuk akal. Saya harap mahasiswa [ingat kalian bukan siswa lagi tetapi sudah diatasanya] memakai logic dan tidak memakai emotion. Inilah perbedaan antara yg educated dan yg non educated. Selama kalian masih lebih banyak memakai emosi untuk mengambil sesuatu keputusan - nanti perusahaan atau pemerintahan pasti bakal tidak teratur seperti pemerintahan Gus Dur atau pemerintahan Mega. Sesuatu pemerintahan tanpa goal dan yg berubah didalam waktu 24 jam. Sama dgn Mega tidak mau bertemu SBY sebagai tabiat anak kecil yg kalah main. Ini emosi bukan intelect Andreas "Ida Z.A" wrote: Relawan asing memang gak perlu berlama2,nanti ketagihan dan pengen imbalan ini dan itu. Bukannya kita gak mau berterimakasih tapi waspada juga penting.. buktinya, mulai muncul berita PBB minta fee. Jadi Setuju apa kata pak Hidayat nur wahid bilang kini saatnya masyarakat indo yang menyelesaikan tugasnya. Mudah2an kita semua akan survive kalo bergantung pada Allah SWT. --- In ppiindia@yahoogroups.com, "BUD'S" wrote: > Dari Milis Tetangga > > > ----- Original Message ----- > From: lin_zonghe > Sent: Saturday, January 15, 2005 1:16 PM > Subject: [budaya_tionghua] Re: Relawan Malaysia terpaksa menyogok tentara Indonesia > > > > Mungkin tentara asing tidak boleh ada pada saat pembagian rejeki? > > FWD dari list lain: > > From The Tsunami Zone! Suara Aceh 99 FM. > > Bagaimana ini? Aceh sudah balik ke tahun Nol, mayat-mayat saja belum > terkubur semua, genangan air masih dimana-mana, puing/sampah jangan > dihitung, kemanapun kita berjalan segerombolan anak kecil menggelayuti > kita dengan wajah melas merengek : "Abang punya Kue, Bang? Kakak punya > Kue? Minta kue lah". Nah, Aceh balik ke tahun Nol Kan? Tapi para > petinggi negara ini sudah sibuk main politik, ada yang mematok waktu > kerja dari militer asing, ada yang mempermasalahkan bantuan asing, ada > yang duduk di café bertanya" "ngapain tentara asing di Aceh?", ada > yang sambil cengengesan dengan cerutu dibibir berkomentar > menghawatirkan adanya kapal asing di perairan Indonesia. > > > > Saya dan teman-teman PRSSNI yang sudah lebur dengan bau mayat busuk > disini, di Aceh mau menghimbau lewat email yang biasanya jadi berantai > ini: "Datang lah ke Aceh dan lihat sendiri kondisinya, nilai sendiri > apa bisa dipatok hitungan bulan, dan bantu angkat satu mayat saja yang > pasti sudah mretel kalau disentuh, lalu coba bicara dengan rakyat > Aceh asli yang tidak punya saudara di Jakarta". "Tanyakan mereka apa > mereka peduli siapa yang bawa mie instant dan kue kaleng itu?" Mereka > cuma ingin kepastian apakah mereka akan `survive' di tanah mereka sendiri. > > > > Rasa kebangsaan dan harga diri. Apa tepat berbicara mengenai itu pada > saat seperti ini? Harga diri yang mana? Menerima bantuan orang lain > untuk Rakyat yang sudah demikian terpuruk, apa kehilangan harga diri? > Mengakui bahwa kita tidak mampu menanggulangi bencana ini karena > skalanya yang begitu maha dahsyat, apa kehilangan harga diri? Menjadi > negara yang paling corrupt itu baru hilang harga diri. Menjadi Negara > yang paling tidak aman, itu baru hilang harga diri. Dianggap sebagai > negara yang paling tidak punya kepastian hukum, itu juga kehilangan > harga diri. > > > > "Bang ada, kue bang? Minta kuenya lah". Kue lebih laku daripada duit > di sini. Kalau anak-anak di aceh sebagai generasi penerus bangsa ini, > soal kue saja belum happy, jangan bicara soal harga diri lah! Bantu > Aceh dan tak usah berpolitik! > > > > > > Salam, > > Candi Sinaga > > PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Sawata Nasional Indonesia) > > From The Tsunami Zone > > Suara Aceh 99 FM > > Banda Aceh > > > > Telp: > > 06517410682 > 08161315644 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/