Warga Jakarta terpaksa harus menggunakan kasur sebagai 'perahu' untuk mengungsi, dan tampak lalu lintas harus macet total akibat 'menggilanya' banjir di ibukota sejak Selasa-Rabu (19/01). Harian Komentar 20 January 2005 Jakarta Lumpuh, Banjir Intai Istana Merdeka Banjir heboh di Jakarta pada Januari-Februari 2002 silam menyisakan Istana Merdeka yang kering kerontang. Tapi kali ini tidak demikian, Istana pun akan kedapatan banjir. Dulu, beberapa wilayah 'dikorbankan' dengan genangan air yang tinggi demi Istana Merdeka tidak banjir. Begitu juga halnya ka-wasan Menteng yang kebanyak-an dihuni para pejabat dan duta besar negara asing. Gubernur DKI Jakarta Suti-yoso saat itu dihujani protes karena kebijakannya itu. Na-mun dia mengelak dengan ber-alasan menjaga simbol kene-garaan. Tapi kali ini sepertinya Sutiyoso berubah pikiran. Dia memutuskan untuk 'memba-sahi' Istana Merdeka dan seki-tarnya jika ketinggian air men-capai angka maksimal. Kini dia beralasan harus membagi ban-jir secara merata. "Tidak mungkin saya mem-biarkan satu tempat tengge-lam, sementara tempat lain ti-dak tergenang sama sekali. Pa-da saat ketinggian air maksi-mal, Istana juga akan banjir. Saya yakin presiden akan me-ngerti langkah itu kita ambil karena untuk membantu ma-syarakat di wilayah tertentu," kata Sutiyoso. Hal itu disampaikan dia di sela-sela meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (19/01). Dia didampingi Walikota Jakarta Pusat Muha-yat dan Kepala Dinas Peker-jaan Umum DKI Jakarta, Fadli Mizbar. "Kita sudah periksa semua hari ini. Ketinggian air di Depok mencapai paling tinggi 280 Cm pada pukul 06.00 WIB. Itu arti-nya, pada ketinggian itu akan datang di Jakarta enam jam kemudian, atau sekitar pukul 13.00 WIB," urai Sutiyoso. Tetapi ketinggian air itu, lan-jut dia, tidak sampai 950 Cm di atas permukaan laut. Jadi masih Siaga II. Apabila terjadi penambahan curah hujan lo-kal selama dua hari, sangat mungkin akan mencapai 950 Cm, sehingga akan dinyatakan Siaga I. "Pada posisi seperti itu, saya akan buka Pintu Air Ciliwung Kota. Itu artinya daerah Cikini, Pintu Besar, Kali Pasir, dan Gambir akan tergenang. Itu harus dimaklumi oleh masyara-kat yang (biasanya) tidak terge-nang, karena saya harus mem-bagi banjir itu secara merata," tukas Sutiyoso. Ditegaskan olehnya, tidak mungkin dirinya membiarkan satu tempat tenggelam, semen-tara tempat lain tidak terge-nang sama sekali. Sehingga pada saat ketinggian posisi air seperti itu, Istana juga akan banjir. Jadi andaikata sesuatu yang luar biasa terjadi dan air melebihi ketinggian 950 Cm, maka Pintu Air Ciliwung Kota akan dibuka. "Istana akan basah. Saya ya-kin presiden akan mengerti langkah itu kita ambil karena untuk membantu masyarakat di wilayah tertentu. Tapi kea-daan sekarang di Depok susut dari 280 Cm menjadi 225 Cm pada pukul 11.00 WIB. Tentu-nya di sini (Manggarai, red) pun akan susut," ucap Sutiyoso. JAKARTA LUMPUH Banjir di berbagai tempat di wilayah DKI Jakarta setelah hujan deras turun, Selasa (18/1) malam mengakibatkan ke-macetan arus lalu lintas, Rabu (19/1) kemarin. Akibat gena-ngan air itu berbagai ruas jalan terpaksa ditutup dan arus lalu lintas dialihkan, sehingga ke-macetan tidak terhindarkan. Banyak warga Jakarta yang ter-hambat ke kantor, sekolah, pa-sar, dan tempat lainnya, menye-butkan Jakarta lumpuh akibat banjir. Tiga pintu air utama di wila-yah Jabodetabek, mulai Rabu (19/01), ditetapkan dalam kondisi Siaga II. Ketiga pintu air tersebut, masing-masing di Manggarai, Karet, dan Depok. Data yang diperoleh menun-jukkan kenaikan tinggi muka air terjadi hampir di semua pintu-pintu air dari jam per jam. Di kawasan Cililitan Kecil, Ja-karta Timur, banjir menengge-lamkan beberapa rumah yang terletak di daerah bantaran Kali Ciliwung. Menurut Renny, warga setempat, air mulai masuk ke pemukiman pada Selasa (18/01), pukul 23.00 WIB. Kini, tinggi air mencapai hingga 2,5 meter. Akibatnya, banyak warga yang mengungsi ke rumah tetangganya yang terletak di lokasi lebih tinggi. Akibat banjir, warga Jalan Cililitan Kecil I dan II menye-lamatkan harta benda mereka ke pinggir Jalan Dewi Sartika. Mobil-mobil pun diparkir di sepanjang jalan. Banyak juga warga yang pergi dari kawasan tersebut dengan mengendarai taksi atau kendaraan lain, membawa serta baju dan pe-rabot seadanya, ke kediaman kerabat yang lebih aman. Kondisi serupa juga terjadi di Jalan Raya Condet, yang ber-lokasi tak jauh dari Jalan Cili-litan Kecil. Di depan Masjid dan Pesantren Al Hawi, air menggenangi jalan setinggi betis. Hanya mobil jenis jeep, minibus dan Metromini yang bisa lewat jalur ini. Mobil jenis sedan dan motor harus mele-wati jalur lain agar bisa keluar dari kawasan itu. Jalan Kalibata yang terputus akibat banjir membuat Kopaja T 57 berhenti beraktivitas. Para pengguna transportasi ini pun menunggu tanpa hasil di kawa-san Cililitan. Sebagian terpak-sa menggunakan angkutan al-ternatif seperti ojek atau mi-krolet, sisanya memilih untuk tetap menunggu. Dua kelurahan di Jakarta Ba-rat, Rawa Buaya dan Semanan, Kecamatan Kalideres mulai terendam air sekitar 30 hingga 40 Cm. Di Rawa Buaya ge-nangan air sudah mencapai 40 Cm itu merendam sekitar 20 rumah di RW 04. Sedangkan di Semanan, merendam sekitar 30 rumah di RT02, 07 RW 01. Ketinggian air sudah mencapai sekitar 30 Cm. Menurut Lurah Semanan, Endang Sobari, kemungkinan genangan air akan merangkak naik, mengingat Kali Mooke-vaart, dan Kali Semanan sudah tidak mampu lagi menampung air hujan yang mengguyur Jakarta sejak, tiga hari lalu. "Yang jelas sampai saat ini belum ada warga yang kami ungsikan. Tetapi kalau air te-rus merangkak naik, warga ter-paksa kami ungsikan ke tem-pat pengungsian yang sudah disediakan," kata dia, Rabu (19/01). Menurut informasi yang di-himpun dari pos kesiagaan Satkorlak Penanganan Banjir dan Pengungsi (PBP) DKI Ja-karta, hingga sore kemarin, te-lah terjadi luapan air di bebe-rapa tempat, di antaranya Pal-merah - Jatipulo, Jakarta Ba-rat dan di Duren Sawit. Gena-ngan air di kedua tempat terse-but hampir mencapai 30 Cm. Sedangkan di wilayah Jakar-ta Utara, sejumlah kelurahan yang mulai digenangi air di an-taranya, Kelurahan Tugu Uta-ra, Sungai Bambu, Kebon Ba-wang, Warakas, Sunter Jaya, Sunter Agung, Papanggo, Ma-runda, Tugu Selatan, Semper Barat, Kelapa Gading Timur, Rawa Badak Utara. Genangan air di kelurahan tersebut rata-rata mencapai 5-40 Cm. Se-dangkan kelurahan yang genangan airnya paling tinggi adalah Kelurahan Pademangan Barat yang mencapai ketinggian hingga 55 Cm.(dtc/spc/zal) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/