http://www.suarapembaruan.com/News/2005/01/28/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY Rakyat Aceh Butuh Kedamaian AFP/LEHTIKUVA BERUNDING KEMBALI - Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka Malik Mahmud (kanan, depan) bersama ketua tim negosiator GAM, Zaini Abdullah (kanan), tiba di Bandara Vantaa, Helsinki, Kamis (27/1). Juru runding Pemerintah Indonesia telah tiba di Finlandia untuk bertemu pihak GAM membicarakan konflik yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam pascabencana tsunami. BANDA ACEH - Hasil perundingan antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia, hendaknya dapat mengobati berbagai penderitaan rakyat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dengan dihentikannya konflik bersenjata dan tercapainya perdamaian. Demikian antara lain hasil wawancara Pembaruan dengan sejumlah elemen masyarakat NAD, antara lain Ketua DPRD Drs Said Fuad Zakaria, aktivis LSM Zulhanuddin, sosiolog dari Unsyiah Banda Aceh Dr Humam Hamid, serta tiga warga, Wahyu, Yosrizal, dan Zai- nal, di Banda Aceh, Kamis (27/1). Direktur Eksekutif LSM Pugar Aceh, Ir Zulhanuddin, berharap perundingan itu dilakukan secara sungguh-sungguh dan benar-benar bermanfaat. Dia juga meminta agar penderitaan rakyat Aceh jangan lagi ditambah. Ketua DPRD NAD Said Fuad Zakaria berharap perundingan kedua pihak melahirkan solusi bagi penyelesaian Aceh secara lebih bermartabat. Perundingan itu jangan sampai gagal lagi seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Dikemukakan, Dewan sangat mendukung langkah pemerintah mengikuti perundingan dalam bingkai NKRI dan Otonomi Khusus. Perundingan itu hendaknya bisa mencapai kesepakatan yang benar-benar mampu menyelesaikan konflik di Aceh. Gencatan Senjata Pada saat perundingan, kedua pihak harus menghentikan pertikaian bersenjata. GAM diminta untuk tidak memperkuat pasukan ketika dilakukan gencatan senjata. ''Rakyat Aceh saat ini sangat ingin hidup tenang, aman, dan tenteram. Jadi, semua pihak harus benar-benar memikirkan nasib rakyat,'' katanya. Sosiolog Humam Hamid mengatakan menyambut baik langkah pemerintah dan GAM untuk kembali berunding. Tetapi, pertemuan itu harus dilakukan sungguh-sungguh serta hasilnya menyejukkan rakyat. Sejumlah warga yang dimintai komentarnya mengatakan, mereka saat ini memerlukan bantuan sembako dan penanganan kesehatan. Zainal, warga Banda Aceh yang rumahnya hancur dihantam tsunami, mengatakan, yang mereka perlukaan saat ini adalah tempat tinggal yang layak. Untuk itu, diharapkan pemerintah dapat membangunnya. Hal senada diungkapkan Yosrizal, yang juga korban tsunami. Dia mengatakan, yang dibutuhkan rakyat sekarang ini adalah bahan makanan dan tempat tinggal. Demikian juga yang disampaikan sejumlah pengungsi di Banda Aceh dan Aceh Besar. Mereka berpendapat, perundingan harus menghasilkan yang bermanfaat bagi rakyat. Pembicaraan Langsung Sementara itu, delegasi Indonesia dan para pemimpin GAM di luar negeri, Jumat (28/1), sepakat menggelar pembicaraan langsung untuk mengakhiri konflik di NAD. Indonesia mengirim 10 utusan, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Widodo AS, Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Sofyan Djalil, dan Mayjen Syarifuddin Tippe. Sedang GAM mengirim lima anggota intinya yang dipimpin Perdana Menteri Aceh Malik Mahmud. Kemudian Menteri Luar Negeri Aceh Zaini Abdullah, juru bicara GAM Bakhtiar Abdullah dan sejumlah pejabat lainnya. Mereka berangkat dari Stockholm, Swedia, negara yang menjadi markas besar GAM selama beberapa dekade. Kedua belah pihak sebelumnya enggan menggelar pembicaraan langsung, tapi ingin melibatkan pihak ketiga, yakni mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, sebagai mediator. Kantor berita Reuters, Kamis (27/1), melaporkan, Martti Ahtisaari, yang menjadi penengah, telah bertemu dengan kedua pihak secara terpisah dan membujuk mereka untuk berbicara langsung. Seorang pejabat dari Kelompok Inisiatif Penanganan Krisis atau Crisis Management Initiative (CMI) pimpinan Ahtisaari mengatakan, pembicaraan akan diteruskan Jumat ini. "Ahtisaari telah bertemu dengan kedua pihak secara terpisah dan membicarakan dengan mereka apa yang diharapkan dari perundingan yang akan dimulai besok (Jumat ini-Red)," kata Maria-Elena Cowell, juru bicara CMI, yang menolak menjelaskan secara detail agenda pertemuan. "Mereka punya keinginan untuk bertemu langsung," kata Matti Kalliokoski, Wakil Ketua CMI. Perundingan kali ini adalah kontak langsung pertama antara kedua pihak sejak gencatan senjata macet 20 bulan lalu. Diharapkan lebih banyak yang dapat dicapai dari dialog tersebut daripada sekadar meresmikan gencatan senjata untuk membantu upaya pertolongan korban tsunami. Perdamaian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis, mengatakan, dia berharap perdamaian dapat dicapai dengan menawarkan status Otonomi Khusus bagi Aceh. Tetapi, GAM menolaknya dengan tetap pada pendirian membentuk negara sendiri. "Sangat terlalu cepat memberikan komentar terhadap apa yang disampaikan Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono). Kami menunggu dan melihat proposal yang dimasukkan," kata Menlu GAM, Zaini Abdullah, dalam pertemuan dengan Ahtisaari. "Di atas semuanya itu kami berharap sebuah gencatan senjata," kata Malik Mahmud, sesaat sebelum terbang ke Helsinki. Namun, Malik Mahmud sangat berhati-hati menyampaikan harapannya itu. Mahmud mengakui, yang terpenting dalam dialog kali ini adalah membahas operasi bantuan di Aceh, yang hancur akibat gelombang tsunami. Ahtisaari, yang pernah membantu menjadi penengah perdamaian di Kosovo, sudah sejak akhir tahun lalu aktif menjajaki kemungkinan dimulainya proses perdamaian Indonesia-GAM yang terhenti 2003. Anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Ahmad Farhan Hamid, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Aceh, Helmi Mahera Al Mujahid, Kamis, mengatakan, pemerintah perlu introspeksi diri dan jangan menganggap tahu segalanya mengenai persoalan yang terjadi di NAD. Perundingan Indonesia dan GAM dengan tidak melibatkan pemerintah daerah dan tokoh-tokoh masyarakat Aceh adalah bentuk arogansi Jakarta yang menganggap tahu semua persoalan di Aceh. Menurut Farhan, keputusan pemerintah berunding dengan pemimpin GAM di luar negeri sudah sering terjadi. Tapi, tidak seorang pun tokoh Aceh atau aparat pemerintah daerah yang sangat memahami akar persoalan wilayah itu diajak terlibat dalam berbagai perundingan tersebut. "Ini adalah persoalan yang terus berulang. Banyak teman di Aceh menganggap orang Jakarta itu seperti tahu segalanya, suka mendikte, padahal mereka salah. Mereka perlu introspeksi diri," kata Farhan. Helmy mengatakan, walau banyak dikritik, kepergian pejabat-pejabat tinggi negara itu perlu didukung. "Kita coba lihat apa yang akan dikerjakan dan jika ada iktikad baik untuk menyelesaikan konflik Aceh, kita perlu dukung," katanya. Cuma satu kelemahan yang terus diulang oleh pemerintah, yakni dalam setiap kali perundingan, entah di dalam dan luar negeri, tokoh-tokoh Aceh termasuk anggota DPD, DPR, dan pejabat pemerintah daerah tidak pernah dilibatkan. (147/L-8) Last modified: 28/1/05 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/