JURNAL KEMBANG KEMUNING:

WOLAK-WALIKE ZAMAN


Di zaman Perang Dingin dengan protagonis dua kubu: kubu imperialis yang 
otoproklamasi menyebut diri sebagai kubu dunia bebas, dan kubu sosialis, 
Bangkok menjadi markas besar SEATO. Pemerintah Bangkok pada masa-masa itu 
dikuasai oleh diktatur militer yang sangat anti komunis, sikap yang dikokohkan 
dengan UU Anti Komunis.  Penindasan terhadap golongan kiri di dalam negeri 
merajalela. Penindasan ini kemudian menyulut pemberontakan mahasiswa dari 
berbagai universitas di seluruh negeri berkordinasi dengan dengan gerakan 
buruh, tani, pedagang dan perjuangan bersenjata yang berlangsung di bawah 
pimpinan Partai Komunis Muangthai di provinsi Timur Laut . Pemerintahan anti 
komunisThanom Kitikachorn ditumbangkan sekali pun harus dibayar dengan darah 
oleh para mahasiswa dan lapisan-lapisan masyarakat lainnya yang dimasakre oleh 
tentara.  Pemberontakan massa ini kemudian membawa Muangthai memasuki periode 
baru dalam sejarah perkembangannya. 


Kasus  di atas tentu saja adalah sebuah contoh besar. Sebuah contoh kecil tapi 
mengandung hakekat sama yaitu sikap pemerintah Orde Baru [Orba] Indonesia 
terhadap Koperasi Restoran Indonesia di Paris di mana juga tercatat sejarah 
Indonesia j,ika meminjam ungkapan sastrawan  Goenawan Mohamad yang khusus 
berkunjung ketika berada di Paris untuk menemui teman-temannya yang bekerja di 
situ. Sejak berdirinya 25 tahun lalu, Koperasi Restoran Indonesia Paris, sangat 
ditekan dan dipandang sebagai musuh oleh  Orba. Semasa Kolonel Politon menjadi 
Atase Pertahanan di KBRI Perancis, ancaman-ancaman fisik seperti ancaman dengan 
melakukan praktek Petrus [penembakan misterius], penculikan dan pemboikotan 
dilakukan selama bertahun-tahun kehidupan Orba.  Praktek begini bukanlah tidak 
mungkin dan sering terjadi di Perancis yang menyebut diri sebagai negeri Hak 
Asasi Manusia. Terjadi misalnya terhadap September, perwakilan ANC [African 
National Congress] dari Afrika Selatan yang ditembak mati di dalam lift ketika 
akan pulang ke apartemennya.  Terjadi terhadap oposan Raja Hassan II dari 
Maroko, terjadi terhadap oposan Pinochet dari Chili [Cile].  Dalam melakukan 
tekanan dan ancaman ini, malangnya,  ada sementara wartawan yang bergabung 
dengan pihak penekan dan penindas terutama sekedar untuk mendapatkan tempat 
nyaman bagi diri sendiri. Ini pun sesungguhnya suatu nilai. Nilai yang 
dijunjung sekalipun untuk mendapatkan tempat itu ia tidak segan berdiri di atas 
bangkai orang sebangsa dan setanahair. Apa yang dikatakan oleh wartawan ini 
masih tercatat di koran-koran Indonesia di Jakarta seperti Sinar Harapan.  
Perobahan bertolakbelakang terjadi ketika Gus Dur menjadi Presiden Republik 
Indonesia  [RI] dan Adian Silalahi menjadi dutabesar di KBRI Perancis dan 
kemudian dilanjutkan oleh Kuasa Usaha Lucia Rustam.  Sejak itu, hubungan antara 
KBRI Paris dan Koperasi Restoran Indonesia menjadi  akrab. Kerjasama pun 
tergalang. Koperasi Restoran Indonesia dipandang oleh KBRI Paris sebagai salah 
satu komunitas Indonesia yang diperhitungkan di Paris dan selalu diajak serta 
dalam berbagai kegiatan untuk kepentingan Indonesia.  


Melihat sejarah  hubungan antara  KBRI Paris dan Koperasi Restoran Indonesia, 
saya sedang menyaksikan "wolak-walike zaman". Dua puluh lima tahun yang lalu, 
keadaan begini terbayang pun  tidak, sekali pun saya tahu benar, tidak semua 
orang Kedutaan setuju dengan Orba. Tapi mereka diam dan tiarap -- hukum keadaan 
yang wajar ketika kekuatan sipil lemah. Diam dan tiarap menunggu peluang 
bangkit adalah suatu sikap. Bicaranya orang-orang yang diam, bangunnya 
orang-orang yang tiarap dan perobahan drastis dalam hubungan antara KBRI Paris 
dan Koperasi Restoran Indonesia Paris adalah ujud dari wolak-walike zaman.


Wolak-walike zaman  atau hukum bathara kala adalah kesimpulan masyarakat Jawa, 
khususnya Jawa Tengah, atas pengalaman mereka yang oleh Hegel dan Karl Marx   
disebut sebagai perkembangan dialektis . Tentu saja "wolak-walike zaman" memang 
kurang ngintelek dibandingkan dengan istilah hukum dialektika  atau hukum gerak 
sehingga  tidak sedikit orang bersekolah lebih menyukai penggunaan kata 
dialektika sebagaimana kesukaan berbicara dengan bahasa serta kosakata yang 
sulit dipahami umum.  Kesukaan yang jika diusut-usut, mencerminkan keterasingan 
diri akan budaya diri sendiri, keangkuhan mentalitas cendekiawan yang suka 
menggagahi dan menggertak orang dengan perkiraan dirinya berilmu tapi secara 
mental dan pola pikir menyiratkan rasa rendah diri  --awal dari kemungkinan 
menempuh jalan membelakangi kepentingan  negeri dan bangsa. Dari wolak-walike 
zaman, yang dengan kata lain menunjukkan bahwa  segalanya berkembang [entah itu 
berkembang maju atau mundur], saya juga melihat adanya masalah saling  hubungan 
antar unsur-unsur yang membentuk suatu hal-ikhwal. Dalam saling hubungan antar 
unsur-unsur yang membentuk hal-ikhwal itu,  maka pilihan politik sebuah 
pemerintah sebenarnya tidak lain dari merupakan kendaraan pengangkut reaksi 
dari kalangan yang diperintah. Hal ini pun sudah disimpulkan oleh tetua kita 
dalam kata-kata: "menepuk air di dulang memercik ke muka sendiri", "tangan 
mencincang bahu memikul",  dan secara puitis oleh rakyat Tiongkok dirumuskan 
dalam kata-kata: "Yang menabur angin akan menuai badai".  Dari sini saya 
melihat bahwa tidak sedikit kesimpulan para sosiolog kekinian atau mutakhir 
dari negeri mana pun,  sebenarnya bukan sesuatu penemuan atau kesimpulan baru 
seperti metode partisapasi, turun ke bawah, sebenarnya sudah dipraktekkan sejak 
zaman Yesus dan murid-muridnya [kader] menyebarkan idenya. Yang baru hanyalah 
perumusannya berdasarkan sederetan bibliografi sedangkan bibliografi kearifan 
lokal yang lisan tertuang di pepatah-petitih, tidak dijadikan dasar hitungan 
dan indahan.  Yang ingin saya katakan dengan kalimat-kalimat ini sebenarnya 
adalah keinginan untuk memperlihatkan bahwa masyarakat kita di berbagai pulau 
mengandung  banyak kearifan. Barangkali kita saja yang meremehkan kekayaan ini 
sehingga tidak jarang kita berbicara seperti bergumam sendiri karena bahasa 
yang kita gunakan tidak dimengerti oleh orang lain dan kita bangga akan keadaan 
demikian. Mengapa kekayaan budaya dan pikiran ini tidak kita acuhkan? Dengan 
kebanggaan demikian kita tidak jarang seperti "orang bermain kecapi di depan 
lembu".  "Kita lebih suka dan lebih bangga  bicara tentang Yunani Kuno dari 
Tiongkok ", ujar Mao Zedong. Tidakkah kita lebih suka bicara tentang Amerika 
Serikat daripada Indonesia? Tidakkah sekarang kita sangat didominasi oleh 
orientasi Amerika? Masalah orientasi ini pada zamannya sangat menjadi 
perhitungan Mahatir dari Malaysia dalam usahanya mengangkat taraf Malaysia.  
Sejalan dengan pikiran Mao ini adalah pertanyaan Sun Tzu, strateg Tiongkok Kuno 
yang tetap relevan: "Siapakah dirimu?" Sekarang: apa-siapa Indonesia? 


Wolak-walike zaman adalah salah  satu contoh dari kayanya khazanah budaya dan 
pemikiran serta  kesimpulan orang kampung sederhana atas pengalaman sejarah 
mereka berabad-abad.  "Kampungan", "ndeso"  dan ungkapan-ungkapan sejenis 
lainnya lebih menunjuk kepada penindasan spiritual kepada mayoritas penduduk, 
bahwa bahasa dan kebudayaan  tidak lain  di mana berbagai konsep berlaga. 
Dengan mengutip Marx, Presiden Soekarno mengatakan bahwa kebudayaan suatu zaman 
adalah kebudayaan kelas-kelas yang berkuasa. Kebudayaan apakah yang sekarang 
berdominasi  di Indonesia? Apa bagaimana kebudayaan Indonesia yang kita 
harapkan?! Halim HD dan kawan-kawannya menjawab pertanyaan ini dengan 
sastra-seni dan kebudayaan kepulauan. Lepas dari kita setuju atau tidak akan 
gagasan ini, tapi  pandangan ini merupakan suatu jawaban tawaran. Praktek 
mewujudkannya akan mengisi ruang-ruang kosong.  Praktek adalah guru yang bijak 
bagi yang mau belajar.


Paris, Januari 2005.
---------------------------
JJ.KUSNI





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke